Penantian Deritanto

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoSelesai dioperasi, relawan Tzu Chi tetap mendampingi para pasien hingga menuju ke ruang pemulihan. Tanggal 19-20 Maret 2011 Tzu Chi mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-73 di RS Sentra Medika Cibinong, Bogor.

“Sejak tahun 2007 Rumah Sakit Sentra Medika sudah menjalin jodoh dengan Tzu Chi sebagai sister hospital. Melakukan bakti sosial bersama membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan dan mengurangi beban hidup mereka,” kata Awaluddin Tanamas shixiong, mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam kata sambutan pembukaan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-73 bertempat di Rumah Sakit Sentra Medika, Cibinong, 19 Maret 2011.

Saat itu, Awaluddin Tanamas juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tulus kepada para tim medis yang terlibat, baik dari RS Sentra Medika, TIMA Indonesia, para relawan Tzu Chi, dan para pasien baksos yang telah ikut menyukseskan bakti sosial kesehatan itu. “Bila setiap orang mengalihkan cinta kasih individunya menjadi cinta kasih universal, maka kita dapat saling mengasihi dan menciptakan dunia yang damai sejahtera dan bebas dari bencana,” demikian ujarnya menutup kata sambutan.

Sesuai Prosedur Kesehatan
Sementara itu, Dr. Dini Susanti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengatakan sangat menghargai sekali upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, baik tim medis maupun relawannya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. “Dalam hal ini Kabupaten Bogor itu membutuhkan partisipasi tidak hanya dari pemerintah saja, tetapi juga dari berbagai unsur elemen di masyarakat yang berkiprah di kemanusiaan,” katanya. Apalagi penduduk di Kabupaten Bogor ini memiliki jumlah yang hampir 1/3 nya adalah masyarakat kurang mampu yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Meski pemerintah sudah berupaya membangun berbagai pusat pelayanan kesehatan di tingkat dasar maupun rujukan, namun hal itu masih belum mencukupi bagi 4.7 juta penduduk di Kabupaten Bogor.

Saat wawancara usai dan berkeliling melihat kondisi baksos, Dini mengatakan baksos yang seperti ini mungkin yang paling besar (di Kabupaten Bogor) dan ia berharap ini bukan yang terakhir tetapi ada kelanjutannya, tidak saja dengan RS Sentra Medika namun juga dengan rumah sakit lainnya. Dini lalu berkata, “Meski kegiatan yang diadakan ini berupa baksos, namun semua yang terlibat di dalamnya tidak mengesampingkan yang namanya kompentensi maupun standar-standar yang ditetapkan untuk melakukan tindakan medis.”

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi sedang mengatur pasien baksos yang mendaftarkan diri di meja pendaftaran. Selesai pendaftaran dan pemeriksaan awal, relawan kemudian mengantarkan para pasien ke tempat operasi di dalam ruangan rumah sakit. (kiri)
  • Dr. Dini Susanti (kemeja batik) menyambut baik adanya bakti sosial kesehatan ini. Apalagi baksos ini berbeda dengan baksos-baksos kesehatan yang pernah dilihatnya, berbeda karena standar kesehatan yang diterapkan begitu ketat dan rapi. (kanan)

“Dari mulai pasien datang, melakukan pendaftaran, lalu ada pra persiapan untuk operasi. Itu dilakukan sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan. Bahkan setelah operasi tim baksos juga bertanggung jawab pada paska operasi. Ini yang berbeda dari baksos-baksos yang sering dilakukan. Kalau ini benar-benar tuntas, dari awal sampai akhir kita (Dinkes) betul-betul terbantu dengan adanya baksos ini,” tuturnya.

Menurut Drg. Suherman Widiatomo, Direktur Utama Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong, baksos kesehatan seperti ini yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bagi Sentra Medika Hospital Groups bukanlah yang pertama kalinya. “Pertama di Sentra Medika Cisalak, Cikarang, RS Harapan Bunda, dan lalu di Sentra Medika Cibinong,” jelasnya. Apalagi kegiatan ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen bahwa kita ini adalah satu. Tidak pilah pilih semuanya sama, siapa yang menderita kita bantu sehingga dunia ini akan aman. Dengan berbagi kasih kita mengasihi orang-orang yang sangat menderita pada saat ini, khususnya warga di Cibinong. “Mereka itu gelap namun dengan adanya bakti sosial kesehatan ini mereka dapat tertolong. Yang dulunya gelap menjadi terang. Sekali lagi kita bekerja sama dengan Tzu Chi untuk meringankan beban mereka, supaya mereka ini bisa merasakan sedikit banyak kebahagiaan,” harapnya.

Namaku Deritanto
Hari telah siang, matahari telah berada di atas kepala. Seorang pemuda berusia 25 tahun baru saja tiba di RS Sentra Medika. Jika pasien lain sudah datang sejak pagi hari, pemuda ini baru tiba saat operasi sudah dilakukan. Nama pasien yang masih muda itu adalah Deritanto. Deritanto yang tinggal di Pegadungan Jakarta Barat ini datang sendirian tanpa ditemani oleh satu saudara pun. Berbekal uang yang ada di saku, ia berangkat ke Cibinong dengan mengunakan bus. Ia baru bisa tiba di RS Sentra Medika siang hari karena harus terlebih dahulu mengantarkan ibunya ke RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Di sana perban luka di kaki sang ibu yang menderita diabetes melitus itu dilepas, dibersihkan, dan dipasangkan perban baru. Jika tidak begitu maka luka itu akan bernanah dan menimbulkan bau tak sedap. Sudah setahun lebih Deritanto mengantar ibunya setiap hari ke sana.

foto  foto

Keterangan :

  • Bagi pasien yang dibius total, usai dioperasi relawan Tzu Chi dengan sabar dan perlahan membangunkan kembali para pasien itu. (kiri)
  • Meski lama hidup di jalanan sebagai pengamen, Deritanto tak dapat menyembunyikan rasa takutnya akan jarum suntik. Tim medis Tzu Chi pun berusaha menenangkannya dengan penuh kesabaran. (kanan)

Maka usai mengantar sang ibu, barulah Deritanto bisa berangkat ke RS Sentra Medika. Pada saat berangkat, sang ibu sempat bertanya hendak kemanakah dia? saat itu dijawab mau bermain dengan teman-teman, namun sang ibu tidak percaya. maka agar sang ibu tak cemas ia pun akhirnya menjawab bahwa akan ikut bakti sosial mengobati penyakit hernia yang sudah dideritanya 4 tahun ini. Memang setelah beberapa kali ditawari ikut operasi oleh Tzu Chi, baru pada saat inilah ia mau ikut. Itupun setelah Johny Shixiong mengatakan, “Kalau kamu belum sembuh gimana kamu bisa membantu lebih orang tuamu.” Maka ia pun lantas setuju untuk ikut Baksos Kesehatan Tzu Chi.

Sebelum ibunya sakit diabetes, Deritanto ini bekerja sebagai pengamen di jalanan seputaran Blok M dan Fatmawati, Jakarta Selatan. Berbekal alat musik yang dimiliki, ia bersama dengan teman-temannya menghibur para pemakai jalan yang antri menunggu lampu hijau menyala. Jika malam tiba, mereka juga kerap menghibur para pengunjung kafe di seputaran Jakarta Selatan. “Kalau uangnya belum banyak ya ngga pulang. Bisa seminggu atau 2 minggu sekali baru pulang,” katanya. Untuk tidur, Deritanto tak ambil pusing karena ia dan teman-temannya sudah terbiasa tidur di mana saja. “Kalau tidur sih di mana aja, namanya juga anak laki, nggak mikirin tempat. Kalau soal mandi mal juga banyak tinggal cuci muka doang. Kalau mandi ya pakai baju aja ngelapnya engga pakai handuk. Namanya juga pekerja keras kalau wangi-wangi kerja di kantor namanya,” tegasnya.

Meski begitu, pada saat akan ikut baksos kesehatan ini Deritanto mengaku takut disuntik. “Kalau dioperasi berani, (tapi) kalau disuntik takut. Lagipula sudah sampe sini tanggung, mau balik lagi juga ogah,” pungkasnya. Tak lama, Ayen shijie yang menerima pendaftaran Deritanto membawanya ke ruang pemeriksaan awal. Di sini berat badannya ditimbang, begitu juga tensi darahnya. Lolos dari tes, Deritanto lantas diarahkan ke ruang operasi. Di sana ia berganti baju operasi dan lengan kanannya pun diinfus. Hampir 1 jam menunggu, Deritanto kemudian masuk ke dalam ruang operasi. Di sana, hernianya pun kemudian dioperasi oleh tim dokter Tzu Chi. Penantian Deritanto pun terbayar sudah. Kesembuhan sudah di depan mata, dan keinginannya untuk tetap menjaga sang ibu akan dapat terus dilakukan.

  
 

Artikel Terkait

Banjir Jakarta:  Filosofi Sang Juru Masak

Banjir Jakarta: Filosofi Sang Juru Masak

20 Januari 2014

Suwantoni yang kerap dipanggil Ahok Shixiong adalah salah satu juru masak utama hari itu. “Saya tidak akan melepaskan kesempatan untuk berbuat baik demi menjalin jodoh baik dengan banyak orang” tuturnya. 

Belajar Menata Berkesinambungan

Belajar Menata Berkesinambungan

11 November 2016
Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat ini diresmikan pada 25 Agustus 2003 yang menampung warga yang terkena normalisasi Kali Angke oleh Pemda DKI Jakarta pada tahun 2002. Setelah 13 tahun lebih, banyak kemajuan dan perubahan hidup warganya, khususnya dalam bidang pendidikan.
Kepedulian Anda, Kebahagiaan Mereka

Kepedulian Anda, Kebahagiaan Mereka

07 April 2020

Di tengah mewabahnya virus Corona di Indonesia, pengemudi Ojol mengalami kesulitan mencari nafkah. Melihat hal ini, salah satu restoran vegetarian di Jakarta Utara  membantu para pengemudi ojek online dengan memberikan satu paket sembako yang terdiri  dari 5 Kg beras, 2kg Gula pasir, 2 Liter Minyak sayur dan 20 bungkus mi instan kepada para pengemudi ojek online yang mengambil pesanan.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -