Penantian Deritanto
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto Selesai dioperasi, relawan Tzu Chi tetap mendampingi para pasien hingga menuju ke ruang pemulihan. Tanggal 19-20 Maret 2011 Tzu Chi mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-73 di RS Sentra Medika Cibinong, Bogor. |
| ||
Saat itu, Awaluddin Tanamas juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tulus kepada para tim medis yang terlibat, baik dari RS Sentra Medika, TIMA Indonesia, para relawan Tzu Chi, dan para pasien baksos yang telah ikut menyukseskan bakti sosial kesehatan itu. “Bila setiap orang mengalihkan cinta kasih individunya menjadi cinta kasih universal, maka kita dapat saling mengasihi dan menciptakan dunia yang damai sejahtera dan bebas dari bencana,” demikian ujarnya menutup kata sambutan. Sesuai Prosedur Kesehatan Saat wawancara usai dan berkeliling melihat kondisi baksos, Dini mengatakan baksos yang seperti ini mungkin yang paling besar (di Kabupaten Bogor) dan ia berharap ini bukan yang terakhir tetapi ada kelanjutannya, tidak saja dengan RS Sentra Medika namun juga dengan rumah sakit lainnya. Dini lalu berkata, “Meski kegiatan yang diadakan ini berupa baksos, namun semua yang terlibat di dalamnya tidak mengesampingkan yang namanya kompentensi maupun standar-standar yang ditetapkan untuk melakukan tindakan medis.”
Keterangan :
“Dari mulai pasien datang, melakukan pendaftaran, lalu ada pra persiapan untuk operasi. Itu dilakukan sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan. Bahkan setelah operasi tim baksos juga bertanggung jawab pada paska operasi. Ini yang berbeda dari baksos-baksos yang sering dilakukan. Kalau ini benar-benar tuntas, dari awal sampai akhir kita (Dinkes) betul-betul terbantu dengan adanya baksos ini,” tuturnya. Menurut Drg. Suherman Widiatomo, Direktur Utama Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong, baksos kesehatan seperti ini yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bagi Sentra Medika Hospital Groups bukanlah yang pertama kalinya. “Pertama di Sentra Medika Cisalak, Cikarang, RS Harapan Bunda, dan lalu di Sentra Medika Cibinong,” jelasnya. Apalagi kegiatan ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen bahwa kita ini adalah satu. Tidak pilah pilih semuanya sama, siapa yang menderita kita bantu sehingga dunia ini akan aman. Dengan berbagi kasih kita mengasihi orang-orang yang sangat menderita pada saat ini, khususnya warga di Cibinong. “Mereka itu gelap namun dengan adanya bakti sosial kesehatan ini mereka dapat tertolong. Yang dulunya gelap menjadi terang. Sekali lagi kita bekerja sama dengan Tzu Chi untuk meringankan beban mereka, supaya mereka ini bisa merasakan sedikit banyak kebahagiaan,” harapnya. Namaku Deritanto
Keterangan :
Maka usai mengantar sang ibu, barulah Deritanto bisa berangkat ke RS Sentra Medika. Pada saat berangkat, sang ibu sempat bertanya hendak kemanakah dia? saat itu dijawab mau bermain dengan teman-teman, namun sang ibu tidak percaya. maka agar sang ibu tak cemas ia pun akhirnya menjawab bahwa akan ikut bakti sosial mengobati penyakit hernia yang sudah dideritanya 4 tahun ini. Memang setelah beberapa kali ditawari ikut operasi oleh Tzu Chi, baru pada saat inilah ia mau ikut. Itupun setelah Johny Shixiong mengatakan, “Kalau kamu belum sembuh gimana kamu bisa membantu lebih orang tuamu.” Maka ia pun lantas setuju untuk ikut Baksos Kesehatan Tzu Chi. Sebelum ibunya sakit diabetes, Deritanto ini bekerja sebagai pengamen di jalanan seputaran Blok M dan Fatmawati, Jakarta Selatan. Berbekal alat musik yang dimiliki, ia bersama dengan teman-temannya menghibur para pemakai jalan yang antri menunggu lampu hijau menyala. Jika malam tiba, mereka juga kerap menghibur para pengunjung kafe di seputaran Jakarta Selatan. “Kalau uangnya belum banyak ya ngga pulang. Bisa seminggu atau 2 minggu sekali baru pulang,” katanya. Untuk tidur, Deritanto tak ambil pusing karena ia dan teman-temannya sudah terbiasa tidur di mana saja. “Kalau tidur sih di mana aja, namanya juga anak laki, nggak mikirin tempat. Kalau soal mandi mal juga banyak tinggal cuci muka doang. Kalau mandi ya pakai baju aja ngelapnya engga pakai handuk. Namanya juga pekerja keras kalau wangi-wangi kerja di kantor namanya,” tegasnya. Meski begitu, pada saat akan ikut baksos kesehatan ini Deritanto mengaku takut disuntik. “Kalau dioperasi berani, (tapi) kalau disuntik takut. Lagipula sudah sampe sini tanggung, mau balik lagi juga ogah,” pungkasnya. Tak lama, Ayen shijie yang menerima pendaftaran Deritanto membawanya ke ruang pemeriksaan awal. Di sini berat badannya ditimbang, begitu juga tensi darahnya. Lolos dari tes, Deritanto lantas diarahkan ke ruang operasi. Di sana ia berganti baju operasi dan lengan kanannya pun diinfus. Hampir 1 jam menunggu, Deritanto kemudian masuk ke dalam ruang operasi. Di sana, hernianya pun kemudian dioperasi oleh tim dokter Tzu Chi. Penantian Deritanto pun terbayar sudah. Kesembuhan sudah di depan mata, dan keinginannya untuk tetap menjaga sang ibu akan dapat terus dilakukan. | |||
Artikel Terkait
Banjir Jakarta: Filosofi Sang Juru Masak
20 Januari 2014Suwantoni yang kerap dipanggil Ahok Shixiong adalah salah satu juru masak utama hari itu. “Saya tidak akan melepaskan kesempatan untuk berbuat baik demi menjalin jodoh baik dengan banyak orang” tuturnya.
Belajar Menata Berkesinambungan
11 November 2016Kepedulian Anda, Kebahagiaan Mereka
07 April 2020Di tengah mewabahnya virus Corona di Indonesia, pengemudi Ojol mengalami kesulitan mencari nafkah. Melihat hal ini, salah satu restoran vegetarian di Jakarta Utara membantu para pengemudi ojek online dengan memberikan satu paket sembako yang terdiri dari 5 Kg beras, 2kg Gula pasir, 2 Liter Minyak sayur dan 20 bungkus mi instan kepada para pengemudi ojek online yang mengambil pesanan.