Penantian Nasril yang Terwujud pada Baksos Tzu Chi Padang

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

doc tzu chi

Salah satu pasien katarak usai turun dari meja operasi. Jumlah pasien pada baksos katarak dan bibir sumbing yang digelar Tzu Chi Padang tahun ini mencapai 314 orang.

Bakti sosial (baksos) pengobatan katarak dan bibir sumbing yang baru saja digelar Tzu Chi Padang (24-26 Februari 2017) rupanya sudah dinantikan betul oleh Nasril (63), warga Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Dua tahun yang lalu mata kiri Nasril dioperasi, kini ia kembali mendapatkan kesempatan operasi katarak untuk mata kanannya. Operasi katarak yang ia ikuti tahun 2015 lalu juga digelar oleh Tzu Chi Padang di lokasi yang sama seperti tahun ini, yakni di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo.

“Senang saya dapat kesempatan lagi. Saya kan tidak punya biaya. Mata yang kiri dulu kabur saja sekarang terang, sudah bagus. Saya memang berdoa mudah-mudahan dapat kesempatan lagi,” kata Nasril saat ditemui di rumahnya dua hari jelang operasi.

Dari tiga hari pelaksanaan baksos yakni 24-26 Februari 2017, Nasril mendapat giliran di hari kedua. Ditemani sang istri, Barmita (61), Nasril menumpang angkutan umum. Waktu tempuh yang hanya 30 menit, Nasril dan istri tiba di rumah sakit pada pukul 08.30 WIB. Sebelum mengikuti proses pengobatan, Nasril dan puluhan pasien yang sudah tiba terlebih dulu mengikuti pembukaaan bakti sosial di halaman rumah sakit.

doc tzu chi

Pada pembukaan bakti sosial, Ketua Tzu Padang Widya Kusuma menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama berbagai pihak yang mendukung kegiatan ini.

Nasril biasa berangkat menuju kantornya dengan sepeda kuno yang ia beli pada tahun 1979. Karena katarak, Nasril hanya ditugaskan di wilayah Kota Padang saja.

Saat pembukaan baksos, Ketua Tzu Padang Widya Kusuma menyampaikan rasa syukur atas dukungan banyak pihak. Antara lain kepada jajaran TNI, dokter, perawat, dan relawan Tzu Chi. Widya juga secara khusus mengucapkan terima kasih kepada pemilik Kapal Cepat Mentawai Fast, Rudi Iskandar yang memfasilitasi ratusan pasien dari Kepulauan Mentawai menuju lokasi Baksos.

“Untuk wilayah Sumatera Barat, ini merupakan bakti sosial yang ketujuh dan merupakan kerja sama dengan Korem 032 Wirabraja. Kami sangat berterima kasih kepada bapak ibu yang telah membantu dari awal persiapan baksos ini dimulai. Dari saat mencari pasien, memeriksa pasien sampai pada operasi ini. Support bapak ibu sangat luar biasa,” ujar Ketua Tzu Padang Widya Kusuma.

Sementara itu Komandan Korem 032 Wirabraja, Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud peran serta TNI dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Saya pribadi, selaku komandan Korem mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas nama masyarakat yang sungguh-sungguh setiap saat setiap tahun memberikan kontribusi pada kesehatan masyarakat,” kata Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari.

Jumlah pasien pada baksos kali ini mencapai 314, yang terdiri dari 147 pasien katarak, dan pterygium sebanyak 156. Sedangkan operasi bibir sumbing sebanyak 15 pasien. Tim medis dari Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) Indonesia menerjunkan 11 dokter yang terdiri dari 2 dokter bedah plastik, 7 dokter mata, 1 dokter umum, dan 1 dokter gigi. Sedangkan jumlah perawat mata ada 7, 6 perawat bedah, dan 1 perawat yang menjaga para pasien yang menginap.

Relawan Tzu Chi Padang dan Tim medis TIMA membersihkan mata Nasril usai buka perban.

Dokter yang memeriksa matanya pascaoperasi menyatakan hasil operasi Nasril cukup bagus.

Koordinator dari TIMA, dr. Ruth Anggraeni melihat animo masyarakat Sumatera Barat begitu besar. Para pasien ditemani keluarganya datang berbondong-bondong dengan penuh harap. Karena itu ia mengaku sangat terharu.

“Sungguh bahagia, terharu tentu melihat keluarga pasien yang harap-harap cemas. Melihat pasien-pasien anak yang menangis waktu akan dianastesi, kemudian orang tuanya bisa senyum. Dan mata yang kemarin masih ditutup, sekarang sudah bisa melihat itu suatu kebahagiaan yang luar biasa buat kita semua,” ungkap dr. Ruth.

Dari banyaknya jumlah pasien, Nasril bersyukur mendapat urutan kedua. Pendampingan dari relawan Tzu Chi membuat hatinya tenang. Mulai dari periksa tekanan darah hingga masuk ke ruang operasi Nasril tak menemui kendala. Karena ini adalah pengalaman keduanya, Nasril sudah paham pentingnya istirahat yang cukup serta banyak makan sayur dan buah sebelum operasi. Ia berharap operasi kali ini sama baiknya dengan hasil operasi mata kirinya.

Ditemui jelang pembukaan perban mata pada Minggu, 26 Februari 2016, Nasril mengaku banyak berdoa agar hasil operasi matanya baik. Ia sudah tak sabar melihat keindahan Kota Jambi yang memberi kesan tak terlupakan baginya. Karena katarak, Nasril yang bekerja sebagai supir mobil barang, selama berapa tahun ini hanya ditugaskan di dalam kota Padang saja.

“Saya sudah ingin membawa mobil ke Jambi, ke Kerinci. Saya kepingin sembuh. Karena yang sudah dioperasi ini bagus, tapi satu lagi jarak dua meter saja ada bayangan. Majikan saya, Koh Ridwan kan ada di sebelah saya kalau saya nyupir, jadi waktu bawa mobil dia yang kanan (katarak) sedikit, kiri (katarak) sedikit. Kalau sudah operasi ini, bisalah lihat-lihat. Bisa dua-duanya kan lebih bagus,” kata Nasril.

Saat tes penglihatan dengan tabel test mata, Nasril dapat menjawab dengan baik dan cepat. Perawat yang mendampinginya mengatakan hasil tes Nasril cukup baik. Air mata sang istri, Barmita menetes karena terharu.

“Senang, dua-duanya sudah bersih kan. Dah Nampak melihat kan. Sekarang sebelah mata sudah dioperasi, bisa kerja lagi dengan baik. Lebih senang lagi ini kan tidak keluar biaya, kalau ada biaya kan tidak ada uangnya,” ujar Barmita.

Nasril bersama pasien lainnya setelah tahap buka perban. Setelah dibersihkan dan dites penglihatan, mata pasien siap diperban kembali.

Barmita menambahkan, selama proses pemulihan mata sang suami, Ia siap bekerja lebih keras mencari nafkah. “Saya kadang masak untuk catering buat bantu-bantu keluarga. Bisa masak tiga hari di tempat orang,” tambahnya.

Senyum kini makin mengembang di wajah Nasril. Bagi Nasril, langkah kakinya keluar dari pintu Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo hari itu adalah lembaran hidupnya yang baru.

“Saya sangat senang, dari mata yang kurang terang sekarang sudah terang. Syukur istri belum ada masalah di matanya. Kalau ada masalah saya pergi saja ke Buddha Tzu Chi. Saya mengucapkan terima kasih kepada Buddha Tzu Chi,” pungkasnya.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Penantian Nasril yang Terwujud pada Baksos Tzu Chi Padang

Penantian Nasril yang Terwujud pada Baksos Tzu Chi Padang

27 Februari 2017

Bakti sosial (baksos) pengobatan katarak dan bibir sumbing yang baru saja digelar Tzu Chi Padang rupanya sudah dinantikan betul oleh Nasril (63), warga Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Dua tahun yang lalu mata kiri Nasril dioperasi, kini Ia kembali mendapat kesempatan kedua.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -