Penantian Panjang Pembukaan Kembali Titik Pemilahan

Jurnalis : Rahmat Hartato (Tzu Chi Batam), Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi Batam

Salah satu kegiatan pemilahan yang umum dilakukan ialah pemilahan botol plastik.


Cuaca pagi itu, Minggu 10 April 2022 sangat bersahabat seolah sedang memberi semangat bagi para relawan untuk kembali berkegiatan daur ulang di berbagai titik pemilahan di wilayah Batam. Salah satunya di titik pemilahan di Permata Regency.

Tepat pukul 08.00, relawan pelestarian lingkungan sudah tiba di titik pemilahan dan bersiap-siap dengan segala perlengkapan untuk kegiatan daur ulang. Wadah, karung, ember, sarung tangan, silet dan perlengkapan lainnya mulai dikeluarkan kembali dari gudang berdebu yang sudah lama tidak dibuka. Bahkan lori untuk mengumpulkan barang daur ulang juga sudah tiba dan siap mengelilingi komplek perumahan.

Setiap relawan bersukacita dan bersungguh-sungguh mengemban tanggung jawab.

Kegiatan daur ulang di titik Permata Regency ini baru dimulai kembali setelah dihentikan kurang lebih dua tahun lamanya karena pandemi covid-19 yang sedang merebak. Meski sempat ingin dibuka beberapa bulan lalu, namun karena kasus Omicron kembali meningkat, sehingga terpaksa harus ditunda lagi. Namun hal ini tidak membuat semangat dan tekad para relawan surut. Relawan malah semakin terpacu hingga akhirnya titik pemilahan Permata Regency ini dapat dibuka kembali.

Meski baru dibuka kembali, antusias para relawan dan warga setempat sudah dapat dirasakan. Demikian yang dituturkan oleh Koordinator Pelestarian Lingkungan Hu Ai Tiban Uma, Hoslan. “Warga dan relawan sangat menanti-nanti dibukanya kembali titik pemilahan di Permata Regency.”

Demi menyambut aktivitas ini kembali, beberapa relawan telah melakukan Ai Sha pada dua minggu sebelumnya yaitu kunjungan ke setiap rumah untuk menyampaikan kepada warga agar kembali mengumpulkan barang daur ulang untuk bisa dipilah pada hari pelaksanaan daur ulang.

Lori dipenuhi bahan daur ulang yang disumbang warga.

Banyak relawan baru yang bergabung kembali setelah sekian lama harus menghentikan langkah berkegiatan daur ulang. Seperti Ervina, dirinya sangat bersemangat dan menunggu-nunggu agar bisa kembali berpartisipasi.

“Kontribusi dari penjualan barang daur ulang adalah untuk amal dan demi meningkatkan kesadaran pilah barang daur ulang di masyarakat. Saya juga mengajak beberapa teman-teman untuk mengikuti kegiatan ini dan juga telah menerapkan pilah sampah di rumah,” tutur Ervina.

Ada juga seorang relawan baru, Riski yang baru pertama kali mengikuti kegiatan daur ulang Tzu Chi. Ia mengikuti relawan lain berkeliling kompleks untuk mengumpulkan barang daur ulang dari warga.

“Saya akan mengikuti kegiatan daur ulang kembali di kemudian hari,” ujar Riski tetap semangat walaupun penuh keringat.

Agustinus, relawan yang mendapat berkah menyetir lori pengangkut barang daur ulang mengelilingi kompleks juga mengungkapkan rasa bahagianya akhirnya bisa berkumpul bersama relawan kembali dan melakukan pelestarian lingkungan.

Meski baru dibuka kembali, para relawan dan warga setempat antusias mengikuti pemilahan barang daur ulang.

Berkat kekompakan 22 relawan daur ulang yang tanpa kenal lelah ini, sekitar 230 kg barang daur ulang berhasil terkumpulkan. Mulai dari botol, kaleng dan pakaian hingga TV serta perabotan. Semoga wujud kasih dari para relawan akan semakin menginspirasi warga sekitar agar sadar terhadap pentingnya pemilahan sampah yang bisa didaur ulang kembali demi melestarikan bumi kita.

Seperti yang Master Cheng Yen katakan, “Genggamlah setiap jalinan jodoh ketika ada kesempatan untuk bersumbangsih.”

Di Masa Pandemi kali ini kita seakan tersadarkan bahwa ingin berbuat baik saja tidak bisa kita lakukan setiap saat dengan mudah. Jadi janganlah menunggu dan berpikir jika hari ini tidak bisa dilakukan, maka saya lakukan saja keesokan harinya, karena ketidakkekalan dapat hadir dari segi waktu, kondisi maupun tubuh kita.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Depo Pelestarian Lingkungan untuk Masyarakat Kisaran

Depo Pelestarian Lingkungan untuk Masyarakat Kisaran

08 Oktober 2013 Eksplorasi berlebihan terhadap bumi dan isinya yang dilakukan oleh manusia demi memenuhi segala kebutuhan hidup telah mengakibatkan bumi sakit. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia yang Tuhan berikan dengan giat menjaga bumi dan melestarikan lingkungan.
Stop Buang-buang Makanan!

Stop Buang-buang Makanan!

06 September 2019

Siapa yang tidak happy kalau makan siang saja disambut dua maskot relawan Tzu Chi. Tampilan dan tingkahnya lucu. Belum lagi teman-teman si maskot berkostum sayur dan buah yang sangat ramah. Karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, karyawan DAAI TV, juga orang tua siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia pun bersemu merah saat memasuki Kantin Tzu Chi Indonesia. Ada apa?

Penantian Panjang Pembukaan Kembali Titik Pemilahan

Penantian Panjang Pembukaan Kembali Titik Pemilahan

21 April 2022

Cuaca pagi itu sangat bersahabat seolah sedang memberi semangat bagi para relawan Tzu Chi Batam untuk kembali berkegiatan daur ulang di berbagai titik pemilahan di wilayah Batam. Salah satunya di titik pemilahan di Permata Regency.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -