Penantian yang Berbuah Manis

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya, Arimami Suryo A.


Victor Eferhar Sandewa menerima berkas hasil validasi dan pengundian nomor rumah. Data-data rumah yang sudah divalidasi ini akan menjadi cikal bakal diterbitkannya sertifikat rumah warga yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Pagi itu matahari cukup menyengat kulit. Hawa di gedung aula yang berada di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terasa panas. Pagi itu, gedung aula terlihat ramai tak seperti biasanya. Ada antrean warga di depan pintu masuk gedung aula yang dijaga oleh Satuan Pamong Praja (Satpol PP).

Warga menantikan panggilan nomor antrian untuk memenuhi panggilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi untuk memverifikasi 500 keluarga dan pengundian 105 nomor rumah (hunian tetap) yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Pombewe, Sigi, Sulawesi Tengah.

Acara pengundian nomor rumah ini dihadiri oleh Sisliandy Ponulele M.Si sebagai Pelaksana Tugas (Plt) sementara Bupati Sigi, M. Basyir, Sekretaris Daerah Kab Sigi, Kol. Inf Rahman T Leho, Kepala Satgas Percepatan Pembangunan dan Rekonstruksi Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala), AKBP Yoga Priahutama, Kapolres Sigi, Letkol Inf. Heri Bambang Wahyudi, Dandim 1306/Donggala, dan Joe Riadi, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia. Mereka berkesempatan menyaksikan pengundian nomor rumah untuk 6 orang warga yang dipilih secara acak. 


Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia Joe Riadi secara simbolis memberikan toples nomor rumah kepada salah satu warga untuk diundi.

Dalam sambutannya Sisliandy, Plt Bupati Sigi mengatakan pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala, Pemerintah Kota Palu dan Kabupaten Sigi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjalin kerja sama untuk membantu menyiapkan kebutuhan hunian tetap yang sesuai kebutuhan masyarakat, bukan sesuai keinginan masing-masing warga. “Bapak-bapak dan ibu-ibu ini memang orang-orang yang memang telah melalui proses seleksi, terverifikasi, dan tervalidasi untuk menerima rumah ini sehingga betul-betul berhak menerima rumah ini, sehingga kita mesti bersyukur,” ujar Sisliandy.

Sisliandy juga mengutarakan bahwa ia sudah melihat langsung pembangunan rumah yang di bangun oleh Yayasan Tzu Chi dan menurutnya kondisinya semuanya cukup bagus dan rumah yang dibangun oleh Tzu Chi ini tidak hanya rumah saja, namun berikut isinya, ada tempat tidur besar, tempat tidur beringkat untuk anak, kursi, meja, meja makan, serta lampu semua sudah ada.

Rasa Syukur Victor dan Keluarga


Joe Riadi memberikan kata sambutan dalam acara pengundian 103 nomor rumah di Pombewe, Sigi, Sulawesi Tengah. Dalam sambutannya, Joe Riadi berharap rumah ini dapat memberi ketenangan jiwa, raga, dan semoga anak-anak dapat berkembang dalam lingkungan yang baik.

Di acara proses verifikasi dan pengundian nomor rumah di gedung aula Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo, ada seorang pria muda yang tampak harap-harap cemas dan gelisah. Ia duduk di kursi antrian belakang dan beberapa saat berpindah lagi duduk antriannya. Victor Eferhar Sandewa nama pria berumur 38 tahun ini. Sambil menggoyang-goyangkan kedua kakinya, sesekali matanya memandang dari jauh orang senasibnya, para korban musibah bencana dua tahun silam. Mereka mengantri untuk menjalani verifikasi yang dilakukan BPBD Sigi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Ini bukan pertama kalinya Victor menghadiri undangan dari BPBD Sigi untuk mengupayakan mendapatkan rumah pengganti yang “hilang” karena likuefaksi. Sebelumnya, setahun lalu, pada 28 September 2019, Victor menjalani verifikasi warga calon penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Hasilnya, ia pun dinyatakan lolos verifikasi tahap 1 dan berfoto dengan memegang bakal nomor rumahnya. Kini di verifikasi tahap 2 ia pun dinyatakan lolos persyaratan dan kelengkapan administratifnya sehingga dinyatakan layak mendapatkan rumah. Saat itu juga, ia pun menerima kunci rumah dan perabotannya, berupa 1 set ranjang susun, 1 set springbed ukuran queen, dan 1 set meja makan. “Saya sangat bersyukur, tidak dapat saya ungkapkan perasaan saya. Saya ucapkan terima kasih, saya tidak dapat membalas kebaikan para relawan dan donatur Buddha Tzu Chi,” ungkap Victor.

Artikel terkait: Asa di Setahun Pascagempa


Sisliandy Ponulele, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Sigi memberikan sambutan di hadapan para warga calon penerima bantuan rumah di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Pombewe. Sisliandy Ponulele mengatakan warga harus mensyukuri bantuan rumah yang diberikan Tzu Chi ini, terlebih juga dilengkapi dengan perabotan seperti tempat tidur dan meja makan.

Pascamusibah gempa, tsunami, dan likuefaksi tahun 2018 lalu, Victor sudah setahun lebih menjadi warga Huntara (Hunian Sementara) BUMN di Lolu. Victor adalah seorang guru Sekolah Dasar Negeri 15 di Kota Palu, dan dari hasil kerjanya sebagai guru itulah ia mencicil untuk mendapatkan rumah di GR Pekarta, Sigi, Sulawesi Tengah. Namun bencana gempa dan likuefaksi tahun 2018 itu yang menggeser rumahnya dan hancur, hampir rata dengan tanah. Hanya sisa-sisa atap dan puing bangunan yang tersisa. Rumah itu bahkan bergeser hingga 500 meter dari posisi semula.

Tak satu pun harta bendanya terselamatkan. Sudah hampir satu tahun lebih Victor tinggal di Huntara BUMN di Lolu, dan kini sejak awal tahun 2020 ia menumpang di rumah orang tuanya di Kota Palu bersama keluarga. “Sekarang saya menumpang di rumah orang tua di Palu karena lebih dekat dengan tempat saya mengajar,” ungkap Victor.


Victor ketika menjalani proses Verifikasi Tahap 1 calon penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Pombewe, Sigi, Sulteng pada 28 September 2019.

Victor mengungkapkan rasa syukur dan senangnya setelah mendapatkan nomor dan kunci rumah yang akan segera ia tempati bersama anak dan istrinya. Ayah satu anak ini begitu mengharapkan bantuan rumah yang dibuat oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang sudah memberanikan diri datang ke Sigi, padahal saat ini masa pandemi wabah Covid-19,” ungkap Victor haru.

Memang Victor sudah menyadari jika di masa wabah pandemi Covid-19 ini bantuan rumah pasti akan tersendat, baik dalam proses pembangunannya, maupun proses verifikasi dan penyerahannya kepada warga. Tapi ia tidak kehilangan harapan. Sejujurnya kata Victor, dengan kondisi seperti ini ia yakin bahwa pembangunan rumah yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan berlanjut terus. “Saya dan istri beberapa bulan lalu sempat lihat lokasi pembangunan rumah (Tzu Chi) di Pombewe, saya lihat pembangunan tetap berjalan. Ada beberapa rumah yang sudah berdiri, dan jalan-jalan sudah diperlebar,” kata Victor. Bantuan rumah memang sangat diharapkan Victor dan keluarganya, terlebih ia masih harus mencicil ke bank iuran rumahnya terdahulu yang hilang tertelan likuefaksi. “Selama dua tahun ini iuran dihentikan dulu, tapi nanti katanya kami harus tetap melunasinya,” kata Victor.


Victor bersama rekan-rekannya di Huntara (Hunian Sementara) BUMN di Desa Lolu.

Namun kini harapan itu berbuah manis bagi Victor dan keluarga, serta warga korban gempa dan likuefaksi di Sigi pada umumnya. Pasalnya, impian untuk mendapatkan rumah sudah menjadi kenyataan. Sebagai sesama penyintas, Victor berharap para tetangganya di Huntara BUMN dan Huntara lainnya juga bisa memperoleh rumah seperti dirinya. “Saya selalu mengimbau kepada sesama pengungsi yang masih tinggal di Huntara untuk segera melengkapi semua syarat administrasi yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Sigi, khususnya BPBD Sigi, seperti terdata dulu nama kita, fotocopi kartu keluarga, KTP, dan surat-surat lainnya dilengkapi,” terangnya.

Kini penantian Victor berbuah manis. Sebuah rumah di Blok D-12, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Pombewe, Sigi kini telah resmi menjadi miliknya. Setelah menjalani pengundian nomor rumah pada 25 Oktober 2020, wajahnya sangat gembira. “Setelah menunggu selama dua tahun (bantuan rumah) yang difasilitasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, akhirnya saya mendapatkan rumah ini. Saya sangat bersyukur, tidak dapat saya ungkapkan perasaan saya, saya ucapkan terimakasih, saya tidak dapat membalas kebaikan para donatur dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkap Victor.


Victor dan tetangganya dulu di Perumahan GR Pekarta Sigi menunjukkan lokasi bekas rumahnya yang hampir rata dengan tanah. Rumah itu bergeser hingga 500 meter dari posisi semula.

Kedepannya, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan rasa syukurnya, Victor berjanji untuk merawat rumah yang sudah diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan baik, sekaligus ia akan mengajak warga di perumahan ini untuk menjaga ketenangan, keharmonisan dan kebersihan lingkungan perumahan yang dibangun dari ribuan cinta kasih para donatur ini.  

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Penantian yang Berbuah Manis

Penantian yang Berbuah Manis

04 November 2020

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama BPBD Kabupaten Sigi melanjutkan verifikasi dan pengundian nomor rumah yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Tzu Chi menyiapkan 500 unit rumah di wilayah Pombewe Sigi.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -