Pendampingan Humanis Penuh Kehangatan

Jurnalis : Suyanti Samad (謝佳蓉), Fotografer : Suyanti Samad (謝佳蓉)

Pelatihan relawan pemerhati Tzu Chi Hospital yang ke-6 dilakukan melalui aplikasi Zoom yang diikuti oleh 718 insan Tzu Chi Indonesia pada Minggu, 7 Februari 2021.

Tzu Chi Hospital adalah sebuah tempat pelatihan diri bagi seorang Boddhisatwa. Dalam melayani sebagai relawan pemerhati rumah sakit, kita harus senantiasa bersemangat, belajar untuk menggenggam tekad awal saat ingin menjadi relawan rumah sakit. Master Cheng Yen juga selalu mengatakan kita harus tekun agar pikiran kita tidak bercabang dan bersemangat agar kita tidak mundur. “Ketika insan Tzu Chi melayani pasien Tzu Chi Hospital, insan Tzu Chi dapat menjalankan dan melayani pasien dengan penuh kehangatan berlandaskan cinta kasih dan dapat memberikan pendampingan sehingga kita dapat meringankan penderitaan (sakit) pasien Tzu Chi nantinya,” kata Ernie Lindawati kepada 718 relawan melalui aplikasi zoom pada 7 Februari 2021

Semangat Budaya Humanis di Instalasi Rawat Jalan

Terkadang, di area rawat jalan, ada pasien yang mengeluh menunggu terlalu lama, sebagai relawan pemerhati rumah sakit, relawan harus mengalihkan perhatian dan menghibur pasien

Tzu Chi Hospital dapat dijadikan sebagai ladang pelatihan Enam Paramita, meliputi praktik dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi dan kebijaksanaan. Sebagai relawan Tzu Chi Hospital, kita sudah mendanakan waktu, tenaga, cinta kasih, senyuman dan ketulusan kita. Master Cheng Yen sering mengatakan bahwa sebagai relawan rumah sakit, kita memiliki enam pusaka. Senyuman yang indah hingga terlihat damai dan cerah, mulut yang manis dalam bertutur kata yang baik untuk menjalin jodoh baik dengan semua orang, gerakan harus cekatan, pinggang yang lentur dengan belajar rendah hati dan lemah lembut, mata yang jeli dengan bersungguh hati dalam mengamati hal dan orang sekitar, serta pikiran yang jernih.

“Relawan pemerhati rumah sakit harus menaati sila (aturan moral) ketika berada di rumah sakit. Empat tata krama mulai dari cara berjalan, berdiri, duduk hingga berbaring, harus mewakili budaya humanis Tzu Chi. Kita harus menjaga privasi pasien, dan menghargai profesionalisme medis,” jelas Hu Ke Ren, sambil menambahkan bahwa ketika melayani di rumah sakit, dalam pikiran kita harus jernih, bersyukur, hormat dan cinta kasih, serta menanam berkah hingga menumbuhkan kebijaksanaan.

Master Cheng Yen berkata bahwa walaupun kita bukan dokter atau perawat, tetapi kita hadir untuk menjadi pembimbing bagi batin banyak orang.

Dalam berinteraksi dengan pasien, tentunya kita berharap mereka bisa mengenal Tzu Chi lebih jauh. Namun bila bertemu dnegan orang yang kurang berjodoh, kita juga tidak paksakan mereka untuk menerima filosofi Tzu Chi. “Kita boleh sarankan mereka untuk menonton DAAI TV agar mereka lebih banyak mengenal Tzu Chi,” harapnya.

Keunikan Dalam Area Rawat Jalan

Tzu Chi Hospital adalah sebuah ladang berkah, menyelamatkan nyawa, menghibur jiwa-jiwa yang menderita, menyaksikan empat fase kehidupan yakni lahir, tua, sakit dan mati, memahami kebenaran tentang penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, serta jalan menuju akhir penderitaan. Master Cheng Yen ingin kita bisa melihat penderitaan di rumah sakit dan menyadari berkah yang kita miliki.

 

Sebagai relawan pemerhati rumah sakit, kita perlu lebih bersungguh-sungguh dalam mengamati kondisi sekitar, apakah ada pasien yang butuh bantuan kita, terutama bagi orang yang pertama kali datang ke Tzu Chi Hospital, pastilah tidak jelas mengenai banyak hal sehingga pasien bisa berobat dengan lancar.

Menjadi relawan pemerhati Tzu Chi Hospital haruslah antusias dan penuh cinta kasih, bersedia untuk melayani masyarakat luas. “Kita harus mempunyai pengetahuan medis yang cukup dan trik dalam melayani pasien. Ketika kita mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan, barulah kita bisa benar-benar membantu pasien,” jelas Hu Ke Ren, yang telah menjadi relawan pemerhati selama 10 tahun di Tzu Chi Hospital, Taiwan.

Lobi utama dan area rawat jalan adalah dua tempat bagi orang berlalu-lalang, tempat yang rumit dan penuh tekanan, tempat yang strategis untuk melayani, menjalin jodoh baik, menanam berkah dan memberi kesan pertama bagi orang yang datang ke sebuah rumah sakit. Sebagai relawan rumah sakit, perlu lebih bersungguh-sungguh dalam mengamati kondisi sekitar, apakah ada pasien yang butuh bantuan kita, terutama bagi orang yang pertama kali datang ke Tzu Chi Hospital, pastilah tidak jelas mengenai banyak hal sehingga pasien bisa berobat dengan lancar.

 

Setiap orang yang datang berobat ke Tzu Chi Hospital akan merasakan kehangatan dah haru atas perhatian dan bantuan relawan pemerhati.

Terkadang, di area rawat jalan, ada pasien yang mengeluh bahwa mereka sudah menunggu terlalu lama. Dalam kondisi seperti ini, kita harus mengalihkan perhatian dan menghibur mereka, atau juga mengambilkan mereka segelas air minum. Kita juga boleh menjelaskan kepada mereka bahwa dokter memeriksa setiap pasien dengan sangat teliti dan membutuhkan waktu lama. Begitu juga bila giliran mereka yang diperiksa dokter nantinya. “Pendampingan seperti ini akan membuat pasien dan keluarga pasien merasa dihargai dan dapat menenangkan hati mereka,” jelasnya lebih lanjut bahwa pasien yang keluar masuk di area rawat jalan sangat banyak sehingga mungkin saja ada kejadian mendadak yang berbeda-beda setiap harinya. Sebagai relawan, kita perlu menghadapinya dengan sangat tenang dan teliti.

Kita semua mengetahui bahwa pasien yang sakit sangatlah menderita. Mereka datang berobat di rumah sakit juga dengan susah payah, tenaga medis juga sangat sibuk dan lelah. Kita belajar lebih memahami kerja keras paramedis, ketidaknyamanan fisik pasien, lingkungan rumah sakit, berbagai fasilitas, dan ruangan pemeriksaan di Tzu Chi Hospital sehingga dapat membuat pasien lebih tenang, lebih nyaman, serta prosedur perawatan dan pengobatan berjalan lebih lancar. “Setiap orang yang datang ke Tzu Chi Hospital akan merasakan kehangatan. Perhatian dan bantuan yang kita berikan bagi pasien mungkin adalah sesuatu yang berbeda dari yang lain. Kadangkala, bantuan kecil yang kita berikan sudah bisa membuat mereka merasa hangat dan terharu. Kita harus mengamati kondisi sekitar dengan sungguh-sungguh,” tambah Hu Ke Ren, yang telah bergabung di Tzu Ching terlebih dulu.

Ketika pasien mempunyai banyak keluhan atau pertanyaan, kita dapat mengantarkan mereka ke ruang pelayanan masyarakat atau tempat yang lebih sepi untuk memahami lebih lanjut supaya tidak mempengaruhi pasien lain. Ketika menghadap pasien, kita perlu mengetahui bahwa tubuh mereka dalam kondisi sakit, tentunya suasana hati mereka juga akan kurang baik. “Kita harus banyak mendengar, memberikan perhatian dengan tulus dan selalu sabar sehingga pasien merasa dihargai. Kita juga bersimpati atas apa yang mereka rasakan. Namun, kita juga tidak sembarang meminta maaf atas nama rumah sakit. Karena ada banyak kondisi yang kita tidak tahu dengan jelas,” kata Hu Ke Ren, relawan pemerhati asal Taiwan.

Keistimewaan Relawan Pemerhati Tzu Chi Hospital

“Banyak sukacita dan menjaga jalinan jodoh antara paramedis, staf rumah sakit dengan insan Tzu Chi lainnya dengan melakukan kunjungan ke ruang kerja para medis yang ada di RSCK,” kata Hendra Hendra Tanumihardja.

Master Cheng Yen berkata bahwa relawan rumah sakit adalah keistimewaan terbesar di Tzu Chi Hospital, karena relawan rumah sakit membawa kehangatan untuk semua orang. Mereka adalah guru yang tak diundang (Boddhisatwa dunia). Master Cheng Yen juga berkata bahwa walaupun kita bukan dokter, juga bukan perawat, tetapi kita hadir untuk menjadi pembimbing bagi batin banyak orang. Master Cheng Yen berharap relawan rumah sakit bisa menjadi sandaran kuat bagi tenaga medis. Tujuan Misi Kesehatan Tzu Chi adalah menghargai kehidupan dan melenyapkan penderitaan. “Kita harus berusaha supaya paramedis dapat mengobati pasien dengan tenang. Kita harus menjadi sandaran yang kuat,” tegas Hu Ke Ren.

Cita-cita ideal dari Master Cheng Yen adalah kita bisa menjaga tubuh, batin dan jiwa setiap pasien, juga bisa mencapai ‘empat keseluruhan’ yang meliputi keseluruhan proses, keseluruhan manusia, keseluruhan keluarga dan keseluruhan tim. Untuk itu dibutuhkan kerjasama relawan rumah sakit dan para medis.

Relawan rumah sakit yang cakap menurut Master Cheng Yen adalah relawan yang menjadi jembatan komunikasi antara rumah sakit dan pasien, serta menginspirasi orang-orang dengan ajaran Buddha agar semua orang di rumah sakit dapat saling berterima kasih, hubungan antara paramedis dan pasien juga hangat. “Kita menjadi guru yang tak perlu diundang, berinteraksi dengan pasien rumah sakit dengan Dhamma dan budaya humanis Tzu Chi. Kita harus menjadi pembimbing yang menenangkan batin orang,” jelas Hu Ke Ren. Tzu Chi Hospital adalah tempat yang penuh penderitaan, tetapi dengan kehadiran relawan, kita berharap rumah sakit bisa menjadi tanah suci, membawa rasa haru untuk pasien, membawa penghiburan bagi pasien.

Hendra Sugalimin menjadikan rumah sakit sebagai pelatihan diri dalam amal sosial kemanusiaan.

“Ketika melihat Master Cheng Yen sedang menghibur pasien, kita merasa sangat terharu, bukan ?” tanya Hu Ke Ren. Ketika menjadi relawan rumah sakit, kita harus senantiasa mengingat Master Cheng Yen dalam pikiran kita, belajar bagaimana Master Cheng Yen bersumbangsih dengan welas asih dengan lembut dan polos, belajar bagaimana Master Cheng Yen menghibur orang-orang yang menderita dengan kebijaksanaan.”Jika kita selalu menempatkan Master Cheng Yen dalam hati kita, saya percaya bahwa kita semua pasti akan menjadi relawan rumah sakit sesuai dengan harapan Master Cheng Yen,” tutupnya.

Bersumbangsih dengan Tulus

Suatu ketika, Hendra Tanumihardja pernah mendengar dalam ceramah Master Cheng Yen yang mengatakan rumah sakit adalah sebuah ladang pelatihan yang penuh berkah, bisa mendapatkan ilmu kehidupan “Di Rumah Sakit kita melihat dan merasakan banyak penderitaan para pasien. Ketika berkunjung ke kamar pasien, kita memberikan semangat, perhatian, dan mendampingi pasien di Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK),” tutur Hendra Tanumihardja, yang sudah tertarik menjadi relawan rumah sakit sejak menjadi relawan Tzu Chi

“Perasaan sedih melihat orang sakit, apalagi bila orang tersebut tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bila saya dapat menghibur mereka, meringankan penderitaan mereka, berarti mengobati rasa sakit saya sendiri,” kata Linda Herawati.

“RSCK itu rumah sakit yang berbeda dengan rumah sakit lain. Perbedaannya terletak pada relawan pemerhati yang bersumbangsih dengan tulus tanpa pamrih. Banyak sukacita dan menjaga jalinan jodoh antara para medis, staf rumah sakit dengan insan Tzu Chi lainnya dengan melakukan kunjungan ke ruang kerja para medis yang ada di RSCK,” terang Hendra Hendra Tanumihardja.

 Pada training keenam relawan pemerhati rumah sakit, salah satu peserta, Hendra Sugalimin, memotivasi diri menjadi bagian dari Tzu Chi Hospital, “Relawan rumah sakit adalah suatu kewajiban bukan tugas, menjalankan dengan antusias, penuh cinta kasih, dan bersungguh hati dalam mendampingi pasien,” ucap Hendra Sugalimin, yang menjadikan rumah sakit sebagai pelatihan diri dalam amal social kemanusiaan.

Sardy Lay terus belajar menjadi seorang relawan pemerhati Rumah Sakit Tzu Chi yang humanis. Ia rutin mengikuti pelatihan relawan pemerhati rumah sakit.

“Perasaan sedih melihat orang sakit, apalagi bila orang tersebut tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bila saya dapat menghibur mereka, meringankan penderitaan mereka, berarti mengobati rasa sakit saya sendiri,” imbuh Linda Herawati

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sardy Lay, “Dapat membantu pasien dan sarana pelatihan diri.” Sardy bertekad untuk terus belajar menjadi seorang relawan pemerhati rumah sakit yang humanis.


Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Pendampingan Humanis Penuh Kehangatan

Pendampingan Humanis Penuh Kehangatan

11 Februari 2021

Pada pelatihan keenam relawan pemerhati Tzu Chi Hospital yang berlangsung pada hari Minggu, 7 Februari 2021, masih melalui aplikasi zoom, Hu Ke Ren, relawan pemerhati asal Taiwan membagikan pengalaman mendampingi pasien di ruang rawat jalan.

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -