Pendampingan Pasien Kanker
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo ADokter Edi Setiawan Tehuteru sedang menjelaskan tentang penanganan kanker pada anak dalam seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker.
“Pendampingan kanker yang baik adalah kita sebagai pendengarnya, kita mendengarkan apa yang diutarakan oleh pasien atau penderita kanker,” ungkap dr. Rebecca N.Angka, Penanggung Jawab Klinik Utama dan Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada YKI (Yayasan Kanker Indonesia) saat memberikan materi seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker di Galeri DAAI, Gedung DAAI lt. 1, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta pada Minggu, 19 Februari 2017.
Dalam seminar ini, dr. Rebecca juga memaparkan bagaimana kanker bisa terjadi pada manusia. Ia menjelaskan bahwa kanker bisa terjadi pada setiap orang, pada setiap anggota tubuh, pada semua golongan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia di atas 40 tahun. Seiring dengan perkembangan zaman, di Indonesia sendiri pada tahun 2016-2017 presentasi penderita kanker semakin naik. “Memang perkembangannya semakin meningkat. Mungkin saja salah satu faktornya sekarang sudah ada BPJS jadi masyarakat mulai berani (berobat) dengan biaya pengobatan kanker yang mahal,” ungkap dr. Rebecca.
Disisi lain, dr. Rebecca juga menjelaskan bahwa kanker itu memerlukan deteksi dini. Karena nantinya dalam mendampingi pasien kanker juga akan berbeda disesuaikan dengan stadium atau tingkatannya. Pasien kanker seringkali melewati tahapan-tahapan emosional dirinya dan keluarganya, karena jika kita mendampingi pasien kanker berarti kita juga mendampingi seluruh keluarga. Beberapa hal juga harus dihindari dalam mendampingi pasien kanker seperti, kesan meremehkan penyakit, kesan menyalahkan pola hidup, kesan memojokkan dalam bertindak, dan memberikan nasihat medis kepada penderita kanker bagi pendamping non medis.
Sering kali penderita kanker merasa takut dengan perubahan yang terjadi dengan dirinya, sehingga dalam menanganinya juga sudah masuk ke stadium lanjut karena ketakutan-ketakutan yang timbul dalam pikiran. Hal tersebut yang seharusnya dihilangkan, dr. Rebecca juga mengimbau kepada para pasien atau penderita kanker untuk lebih peduli dengan kondisinya supaya langkah-langkah penanganannya juga terstruktur sesuai dengan jenis kanker apa yang dideritanya.
“Harapannya saya supaya pasien kanker ini berani untuk memeriksakan diri dan menjalani pengobatan. Karena ini merupakan langkah awal dalam menangani kanker,” tambah Dosen Fakultas Kedokteran Ukrida tersebut.
Dokter Rebecca juga menambahkan, tujuan pendampingan bagi pasien kanker adalah supaya pasien dapat berdamai dengan perasaan mereka, mengembangkan pengertian tentang kanker, menghilangkan mitos kanker, serta menghilangkan ketakutan khususnya pasien anak. Selain itu dukungan dari masyarakat juga sangat diperlukan untuk deteksi dini tentang kanker dan cara menanganinya supaya bisa menjadi solusi pembantu bagi pasien kanker dalam menjalani pengobatan.
Kesadaran masyarakat dengan penyakit kanker memang perlu ditingkatkan, apalagi hidup dengan penderita kanker di lingkungan keluarga atau sekitarnya. Hal tersebut mendukung dengan apa yang diungkapkan Suriadi Huang saat menjelaskan tentang tujuan diadakannya seminar ini. “Tujuan utama seminar ini adalah mulai mengadakan tindakan preventif bagi masyarakat, karena selama ini kita terjun terus di lapangan. Kali ini kita ingin mengadakan bakti sosial pencegahan penyakit kepada masyarakat,” tandas Kepala Sekertariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tersebut. Selain penyuluhan, ia juga menambahkan bahwa kegiatan seminar ini juga menyambut bulan Februari sebagai bulan kanker.
Menangani Kanker Pada Anak
“Kanker itu ibarat singa yang tertidur dalam diri manusia, bisa dibayangkan jika kita membangunkan singa dari tidurnya,” ungkap dr. Edi Setiawan Tehuteru, Anggota Staf Medik Fungsional Onkologi Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam presentasinya di depan 80 peserta seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker pada sesi ke-2.
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel-sel dalam tubuh manusia kehilangan kendali terhadap mekanisme normalnya. Sehingga mengalami pertumbuhan yang abnormal, cepat dan tidak terkendali. Sel kanker sendiri memiliki kecenderungan bertransformasi ke arah ganas dan hal ini bisa terjadi kepada semua orang tanpa terkecuali anak-anak.
Para peserta seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker mendengarkan penjelasan dari para praktisi kanker.
Dokter Rebecca N.Angka, menjelaskan materi tentang pendampingan terhadap penderita kanker yang baik.
Kasus penyakit kanker pada anak-anak sudah sering ditemukan dalam dunia kesehatan. Menurut dr. Edi, kasus pasien kanker yang terjadi pada anak-anak yang tertinggi adalah jenis Leukemia atau kanker darah. Ia juga menambahkan, secara umum faktor resiko untuk terjadinya kanker pada anak tidak dapat dikurangi dengan cara merubah perilaku.
Penyebab kanker sendiri secara pasti tidak dapat diketahui, menurut diagnosa penyebabnya terjadi karena faktor genetik, faktor kimia, faktor infeksi, dan faktor radiasi. Dokter Edi juga mengungkapkan, interaksi dari 4 faktor tersebut merupakan indikator utama terjadinya perubahan sel yang mengakibatkan terjadinya kanker.
Proses penanganan kanker pada anak juga membutuhkan metode khusus karena usia anak yang masih belum mengetahui kondisi yang terjadi dalam dirinya. Dokter Edi memberikan pemahaman tentang penanganan terhadap pasien kanker anak harus dimulai dari “hati yang gembira”. Kondisi dimana proses pengobatan dibuat sedemikian rupa seperti dalam kehidupan anak-anak. “Jika anak-anak dibuat stress dalam proses penanganan kanker, maka akan mengurangi efektifitas dalam pengobatan. Oleh karena itu dokter juga tidak menggunakan baju medis dan suasana ruang perawatan juga dibuat semenarik mungkin, termasuk perawatnya juga,” ungkap anggota Staf Medik Fungsional Onkologi Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais ini.
Dosen Biomedik Kekhususan Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga menambahkan, tahapan dalam pengobatan kanker dibagi menjadi tiga, yaitu Kemoterapi, Radiasi, dan Operasi. Tahapan tersebut juga memakan waktu yang panjang dalam prosesnya. Ia juga mengambil contoh dari kanker darah (Leukimia), protokol dalam Leukimia memerlukan waktu pengobatan 2 tahun, kemudian selesai pengobatan akan ada observasi kepada pasien selama 5 tahun, kemudian dinyatakan sembuh dan disebut survivor atau penyintas kanker selama jika selama 5 tahun tidak kambuh. “Bisa dibayangkan efeknya jika proses selama itu anak-anak dibuat stress menjalaninya,” tutur dr. Edi.
Disisi lain, masyarakat juga sering mengambil solusi alternatif atau pengobatan herbal dalam menangani kanker. Dokter Edi menjelaskan bahwa pengobatan herbal itu tidak menyembuhkan kanker tetapi melindungi sel-sel yang baik yang tidak terkena kanker. “Jadi tidak benar obat herbal itu untuk mengobati kanker, tapi untuk mendukung pengobatan kanker yang sedang berlangsung,” tandas dr. Edi.
Sosialisasi Kepada Masyarakat
Apa yang disampaikan oleh dr. Edi Setiawan Tehuteru dan dr. Rebecca N.Angka dalam seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker merupakan sebuah pembelajaran bagi masyarakat tentang kanker. Salah satu peserta yang mengikuti kegiatan seminar ini adalah Cindy Lie, Ia mengikuti seminar ini karena ingin tahu lebih jauh tentang penyakit kanker serviks.
“Bagus sekali dan bermanfaat, kesempatan seperti ini agak jarang. Karena suasananya lebih santai dan kekeluargaan jadi saya bisa banyak bertanya,” ungkap Cindy Lie. Kedatangannya dalam seminar ini karena ia banyak mendengar tentang anak-anak perempuan dari usia 9 tahun sudah boleh diimunisasi dengan vaksin kanker serviks dan ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Seminar tentang kanker ini juga memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pendamping bagi pasien kanker. Dalam keseharian, pasien kanker membutuhkan dukungan. Selain dukungan pengobatan, dukungan pisikologi juga sangat penting bagi penderita kanker seperti yang terangkum dalam penjelasan dibawah ini.
Peserta yang hadir dan mendaftar seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker di Galeri DAAI, Gedung DAAI lt. 1, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Cindy Lie bertanya karena ingin tahu lebih jauh tentang penyakit kanker serviks.
Kompetensi Pendamping Pasien/Penyintas Kanker:
- Mampu memberikan dukungan yang menenangkan dan menghangatkan melalui cara komunikasi verbal dan non verbal (tidak terlalu banyak bicara, hanya bertanya tentang kesulitan yang ada)
- Mampu hadir dan ada untuk pasien/penyintas dan keluarga.
- Mampu melakukan deteksi dini pasien yang perlu bantuan.
- Mendampingi keluarga ketika seorang dewasa didiagnosa kanker.
- Mendampingi keluarga untuk berbicara kepada anak tentang kanker.
- Menyiapkan anak dan keluarga bila ada anggota keluarga yang meninggal karena kanker.
- Bila ada anggota keluarga kanker, anak perlu disiapkan agar tidak bingung.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Pendampingan Pasien Kanker
22 Februari 2017Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan seminar Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak dan Bagaimana Mendampingi Pasien Kanker di Tzu Chi Center, PIK pada Minggu, 19 Februari 2017. Kegiatan yang diikuti 80 peserta seminar ini bertujuan untuk menghimbau masyarakat tentang pendampingan kanker serta penyuluhan tentang tidakan preventif terhadap kanker.