Pendidikan yang Humanis

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Adi, Feranika Husodo, Yuliana Widjaya ( He Qi Utara), Hadi Pranoto
 

fotoPembukaan papan nama Sekolah Tzu Chi menandakan Sekolah Tzu Chi resmi dibuka untuk memulai aktivitas belajar mengajar.

Master Cheng Yen mengatakan merencanakan masa depan sebuah bangsa berarti membangun pendidikan bagi anak-anak, selain itu pendidikan juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjernihkan hati manusia. Pendidikan yang baik merupakan harapan dari masyarakat. Pendidikan yang diberikan Tzu Chi adalah pendidikan untuk mendidik manusia yang seutuhnya, tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membangun nilai-nilai humanis yang mengandung unsur bersyukur, menghormati dan mencintai sesama.

Hari Jumat, 5 Februari 2010 lalu merupakan hari pertama peletakan batu pertama TK dan SD sekolah Tzu Chi yang berada di Tzu Chi Center (Aula Jing Si) Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Setelah 17 bulan melewati masa perjalanan pembangunan dan persiapan, akhirnya Sekolah Tzu Chi resmi dibuka pada tanggal 10 Juli 2011 dan sekolah ini sudah dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Peresmian ini sendiri dihadiri oleh sekitar 1.200 peserta yang terdiri dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Republik Indonesia Prof.Dr.Ir.KH.Mohammad Nuh, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, para orang tua murid, donatur serta relawan Tzu Chi.

Franky O. Widjaja, selaku Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengatakan, “Mendidik anak itu tidak gampang, penuh dengan tantangan-tantangan. Kita sudah memiliki infrastruktur atau hardware yang bagus yang sudah didonasikan dari para donatur. Kita dari yayasan (Tzu Chi) dan pendidik harus betul-betul pegang tangguh, terus mempertahankan mutu untuk bisa mencapai semua tujuan dari Master Cheng Yen, donatur, pemerintah serta orang tua murid.”

Pada peresmian ini, Yang Yue Feng, perwakilan dari Tzu Chi Taiwan mengatakan bahwa pendidikan harus dimulai dari pondasi yang paling awal dan dasar, yaitu TK dan SD. “Sebuah pohon yang besar berasal dari pohon yang kecil  dan sebuah pohon yang kecil harus dimulai dari sebuah benih yang tepat untuk ditanam, demikian pula benih ini, harus menjadi besar melalu akar yang kuat sehingga membuat pohon tersebut kokoh dan tidak diterpa angin. Kami pun memiliki filosofi bahwa akar ini harus menyatu dengan bumi yang artinya semua yang dipelajari harus dapat dipraktikkan,” ucap Yang Yue Feng yang juga merupakan Kepala Sekolah SD Tzu Chi Taiwan.

foto  foto

Keterangan :

  • Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Prof.Dr.Ir.KH.Mohammad Nuh menandatangani prasasti Sekolah Tzu Chi pada tanggal 10 Juli 2011. (kiri)
  • Murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, murid-murid kelas budi pekerti serta relawan muda-mudi Tzu Chi pun hadir meramaikan acara dengan menampilkan berbagai lagu isyarat tangan. (kanan)

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,Prof.Dr.Ir.KH.Mohammad Nuh juga hadir memberikan sambutan pada peresmian ini. Ia mengatakan bahwa pendidikan itu kompleks, menantang sekaligus mulia karena yang diurus adalah manusia dan berkaitan dengan masa depan. “Pendidikan mulia karena memanusiakan manusia, oleh karena itu, meskipun berat, banyak persoalan dan penuh dengan tantangan, kita harus tetap optimis bisa menyelesaikan persoalan tersebut,” kata Mendiknas RI Prof.Dr.Ir.KH.Mohammad Nuh.

Salah satu acara bersejarah bagi insan Tzu Chi ini juga diwarnai dengan persembahan tarian dan isyarat tangan mulai dari murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng,  murid-murid kelas budi pekerti Tzu Chi, relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching), hingga para guru Sekolah Tzu Chi.  Acara ini mencapai puncak setelah Mendiknas Prof. Dr. Mohammad Nuh menandatangani prasasti Sekolah Tzu Chi dan bersama dengan segenap relawan Tzu Chi lainnya membuka papan nama Sekolah Tzu Chi dengan bersama-sama menarik pita merah.

Memulai Aktivitas Sekolah
Tanggal 11 Juli 2011, Sekolah Tzu Chi akan memulai tahun ajaran baru 2011-2012. Tahun ajaran pertama ini sekolah Tzu Chi telah memiliki jumlah murid TK dan SD mencapai 500 murid. Salah satu orang tua murid yang hadir pada acara ini, Tjin Pak Tjung, menyekolahkan anaknya di kelas 2 SD sekolah Tzu Chi. Ia memilih menyekolahkan anaknya di sekolah ini karena ia mengetahui karakter pendidikan Tzu Chi yang menekankan pendidikan budi pekerti. Dengan menyekolahkan anaknya di sekolah ini, ia berharap anaknya menjadi anak yang pintar, memiliki budi pekerti serta kelakuan yang baik untuk ke depannya, “karena anak jaman sekarang cenderung lebih ke arah teknologi, game dan pergaulan yang memberikan pengaruh yang kurang baik bagi mereka,” ucapnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Guru Sekolah Tzu Chi menampilkan isyarat tangan yang berjudul "Sebuah Harapan untuk Masa Depan". (kiri)
  • Setelah acara peresmian selesai, para tamu dan undangan diajak untuk melihat ke dalam sekolah ini. (kanan)

Begitu pula dengan Jonny Susanto yang juga memilih Sekolah Tzu Chi bagi pendidikan anaknya.  “Tzu Chi mengajar anak-anak mungkin lebih bagus dari yang lain, karena mengajarkan anak-anak agar lebih mengerti dan lebih taat dengan orangtua, nah itu yang kita mau,” jelas Jonny. Ia pun berharap setelah besar nanti anaknya juga dapat ikut bersumbangsih membantu orang lain.

Master Cheng Yen mengatakan, “Anak-anak ibarat sepetak sawah, sedangkan guru bagaikan seorang petani, jadi boleh dikatakan di dalam hati setiap orang selalu terdapat sepetak sawah. Jika dibiarkan terbengkalai tidak terurus, petak sawah dalam hati ini akan ditumbuhi oleh rumput liar, derajat keasaman tanah akan meningkat dan untuk dapat merehabilitasi kondisi tanahnya akan menjadi sangat sulit.” Sekolah Tzu Chi memiliki keyakinan menjadi sekolah terbaik di Indonesia, yang dapat mencetak murid-murid yang berbudi pekerti luhur serta memiliki kemampuan akademis yang berdaya saing global yang berguna bagi nusa dan bangsa.

  
 

Artikel Terkait

Tetesan Kepedulian di Bulan Ramadhan

Tetesan Kepedulian di Bulan Ramadhan

01 Juli 2015 Menjelang minggu-minggu terakhir Bulan Ramadhan, DAAI TV Indonesia mengundang staf DAAI TV dan Yayasan Buddha Tzu Chi serta masyarakat umum untuk mendonorkan darah dalam kegiatan donor darah bertemakan “Berbagi untuk Sesama di Bulan Ramadhan”. 
Festival Kue Bulan

Festival Kue Bulan

23 September 2011 Pembuatan kue bulan yang diolah di tempat tersebut dapat menjadi tontonan para pengunjung Mal. Di angkat menjadi event pariwisata Batam tentu sangat membanggakan Tzu Chi Batam, namun ini juga sebenarnya menjadi tantangan untuk berbuat lebih baik.
Internasional: Bantuan Bagi Korban Banjir

Internasional: Bantuan Bagi Korban Banjir

15 Juli 2011
Lebih dari 500.000 orang menjadi korban bencana topan yang melanda Filipina pada tanggal 16 Juni. Relawan Tionghoa dan Filipina segera menolong Kota Marikina, kawasan Metro Manila, dimana mereka menyampaikan bantuan kepada korban topan Ketsana.
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -