Penerapan Budi Pekerti dalam Bidang Pendidikan

Jurnalis : Riana Astuti, Fotografer : Riana Astuti

H. Amini (kanan) memberikan plakat kepada Dyah Widayati (kiri) sebagai ungkapan terima kasih dalam kegiatan pelatihan budaya humanis kepada para guru Sekolah Eka Tjipta dan Sekolah Insan teladan yang diadakan pada 9 hingga 13 September 2014, di Sekolah Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat.

Menjadi seorang pendidik merupakan sebuah profesi mulia, dari tangan dingin merekalah akan tercipta generasi cerdas penerus bangsa. Selain mendidik dengan ilmu pengetahuan mereka pun perlu membekali diri serta anak didik dengan budi pekerti yang benar dan baik. Keselarasan dari faktor tersebut dapat menumbuhkan kesadaran untuk selalu berbuat baik didasarkan pada budi pekerti luhur. Dari sanalah PT. Smart yang menaungi Sekolah Eka Tjipta mengadakan pelatihan budi pekerti bagi gurunya. Pelatihan yang diadakan dari 9 hingga 13 September 2014 dimaksudkan agar pendidik dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi siswa siswi di sekolah. “Kami mengirimkan guru ke acara ini untuk menjadi agen perubahan dalam mendidik dengan berbekal budi perkerti. Sehingga anak didik dapat mengikuti perilaku yang baik, baik itu dalam pelajaran maupun dalam kehidupan masyarakat,” ungkap Shinta selaku Person In Charge.

Sebanyak 45 guru Sekolah Eka Tjipta dan 3 guru dari  Sekolah Insan Teladan mengikuti pelatihan budi pekerti di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan mengunjungi Sekolah Tzu Chi Indonesia serta sekolah Insan Teladan. Peserta yang mengunjungi Sekolah Tzu Chi Indonesia sempat melihat kegiatan belajar mengajar serta melihat fasilitas yang disediakan untuk mendukung kegiatan belajar. Di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mereka melakukan pengajaran kelas (micro teaching) pada siswa-siswi sekolah tersebut. Tidak hanya itu saja, pengenalan tentang pelestarian lingkungan pun diberikan pada peserta pelatihan. Sekolah Eka Tjipta sendiri merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi karyawan kelapa sawit yang bekerja pada PT. Smart. Sekolah ini dikenal dengan nama Sekolah Kebun yang terdapat di Pulau Kalimantan dan sekitarnya yang memiliki kebun kelapa sawit.

Peserta pelatihan diajak berkeliling oleh Antonius Shixiong untuk melihat kegiatan belajar mengajar serta di areal  sekolah Tzu Chi Indonesia.

Memahami Makna Budi Pekerti
Memahami arti budi pekerti harus dimulai dari kesadaran diri sendiri serta dibutuhkannya pengalaman dan kepekaan diri untuk menerapkannya. Peserta yang hadir mendapatkan pengalaman nyata. “Saya mengucapkan terima kasih atas diberikannya kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Budi Pekerti ini. Saya pun merasa pelajaran budi pekerti perlu diterapkan sehingga siswa-siswi tidak hanya dapat menguasai ilmu pengetahuan saja tapi juga meguasai etika dan perilaku yang baik,” ujar H. Amini sebagai Wakil Koordinator Sekolah Kalbar. Hal senada diutarakan oleh salah seorang guru Eka Tjipta Sahari Nor Wakhid, mendapat kepercayaan dengan mengikuti pelatihan ini merupakan sebuah keberuntungan yang tak diduga.  Seusai acara pelatihan dirinya akan mencoba mengamalkna ilmu yang di dapat kepada anak didiknya kelak. Sehingga apa yang telah dipelajari dapat disalurkan dengan baik.

Kegiatan pelatihan yang diadakan ini merupakan salah satu bentuk dari kepedulian PT. Smart terhadap pendidikan di Indonesia. “Pelatihan guru budi pekerti yang diadakan saat ini merupakan sebuah kegiatan pendewasaan untuk lebih memahami makna dari budi pekerti itu sendiri. Meskipun pelatihan ini hanya diadakan 5 hari, semoga kedepannya peserta mampu mengaplikasikan dengan baik meskipun dalam kegiatan ini hanya mengupas kulitnya saja,” papar Dyah Widayati selaku Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

Dalam kesempatan yang sama Nurmilasari selaku Kepala Sekolah Insan Teladan menanyakan pada Vinny Shijie terkait penerapan budi pekerti yang ada di Sekolah Tzu Chi Indonesia.


Artikel Terkait

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -