Pengamen ini Kini Punya Rumah Impian dari Tzu Chi

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Arimami Suryo A, Clarissa Ruth

Solihin bersama Erna Safitri dan anak keduanya Muhammad Ridwan Ramadhan melihat pemandangan senja di balkon rumahnya di lantai 4 Rumah Cinta Damai Tanah Tinggi.

Dalam keriuhan pesta peresmian dan syukuran rumah barunya, akhir September 2024 lalu, Solihin tak banyak berkata-kata karena bingung harus bagaimana. Ia bahagia, sangat bahagia. Tapi susah mengungkapkan kebahagiaannya. Entah apa yang ada di kepalanya, ketika warga sekitar tertawa tak ada habisnya, ia malah merenung.

“Rezeki tak pernah ada yang tahu,” kata ayah dua anak itu pelan dengan mata berkaca-kaca. “Alhamdulilaaaah,” lanjutnya lirih dan berat, seakan keluar dari lubuk hati paling dalam.

Solihin adalah salah satu penerima Rumah Cinta Damai Tanah Tinggi Jakarta Pusat. Ia kini mendapatkan satu unit di lantai 4 rumah tersebut. Di dalam unitnya, ada kamar, kamar mandi, dan dapur. Relawan Tzu Chi juga sudah melengkapi unit-unit itu dengan perabotan rumah tangga, mulai dari sapu, piring, hingga penanak nasi (rice cooker), dan lainnya.

Relawan Tzu Chi mengunjungi rumah Solihin untuk melakukan survei sebelum program bebenah rumah di tanah tinggi dimulai. Kala itu rumah Solihin sudah tidak layak huni namun ia tak punya biaya untuk memperbaikinya.

Dari lantai paling tinggi itu pula, Solihin bisa melihat pemandangan sekitar, mulai dari rumah tetangganya hingga gedung pencakar langit yang ada di tengah kota. Matahari senja pun sangat cantik nampak dari jendela unitnya. Tak pernah ia melihatnya sebelumnya.

Berusaha Menjalani Hidup
Sebelumnya keluarga Solihin tinggal di rumah yang sudah tak layak huni seluas 12 meter persegi. Dindingnya dari kayu yang sudah lapuk. Kondisi ini juga diperparah dengan atap yang bocor hingga makin membuat kayunya rapuh. Rumah yang sempit ini pun tak punya sirkulasi udara hingga pengap dan lembap. Untuk mandi dan buang air, mereka perlu pergi ke toilet umum yang juga butuh biaya.

Solihin ketika menerima kunci rumah secara simbolis pada momen Peresmian Rumah Cinta Damai Tanah Tinggi, 27 September 2024 lalu.

Solihin sendiri adalah seorang pengamen jalanan. Dia berkeliling dari rumahnya di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat sampai ke Cawang, Kalibata, Condet, Tebet, bahkan Blok M, Jakarta Selatan. Semua itu dia lakukan dengan berjalan kaki, pergi jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore. Kalau diperkirakan, jarak pergi-pulang itu mencapai 24 kilometer.

“Saya pilih jalan kaki karena sekalian ngamen sepanjang jalan. Ngamennya ke kampung-kampung aja, Kak, bukan ke restoran atau toko. Alhamdulilah ada aja yang kasih. Ada yang kasih duit, ada juga yang kasih makanan,” cerita Solihin antusias.

Hadirnya Rumah Layak yang Dinanti
Penghasilan Solihin tidak bisa dipastikan, kadang bisa mendapat 100 hingga 150 ribu sehari, tapi seringnya kurang dari itu. “Kalau sudah dapat 100 ribuan, saya bisa langsung pulang. Kalau masih kurang, ya keliling lagi. Tapi kalau sudah jam 5 sore, ya mau nggak mau pulang saja.”

Dari hasil mengamen, Solihin menghidupi istri dan dua anaknya yang masih bersekolah. Satu di jenjang SMA, satu di jenjang SD. Sementara istrinya, Erna Safitri pun tak tinggal diam karena ikut mengais rezeki dengan menjadi buruh cuci yang digaji 300 ribu rupiah per bulan.

Johan Tando (depan), Ketua relawan komunitas He Qi Pusat bersama para relawan menyerahkan perabotan untuk 11 keluarga (KK) penghuni Rumah Cinta Damai Tanah Tinggi.

Tak ada hal yang pasangan suami-istri ini pikirkan selain memenuhi kebutuhan primer: biaya makan, biaya sekolah anak, biaya listrik, dan biaya sewa toilet umum. Tak ada biaya renovasi rumah dalam agenda keuangan keluarga, walaupun rumah mereka sudah tak layak huni.

“Makanya ketika ada bapak ibu relawan datang, disurvei, lalu banyak tanya soal rumah. Saya pikir, apa ini datang bantuan? Saya tidak banyak berharap, tapi alhamdulilah beberapa waktu kemudian dibantu, dibangun ulang rumah kita ini,” kata ayah dua anak ini, “apalagi luas rumah ketika dibangun ini tidak dibedakan, semua 12 unit ini sama rata. Saya terharu, terbantu. Saya sangat berterima kasih terutama kepada para tetangga yang hatinya lapang kepada kami.”

Erna juga bersyukur tiada habisnya. Akhirnya rumah warisan mertuanya itu bisa direnovasi. “Alhamdulilah, dia mah bukan senang lagi, girang banget sekarang rasanya kayak punya rumah gedongan,” cerita Solihin tentang istrinya. Pasangan suami-istri ini juga tak habis berterima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan rumah layak huni bagi warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

Ditemani putra keduanya, Solihin membuka perabotan dari relawan. Ia sangat bersyukur bisa berjodoh dengan Tzu Chi serta memiliki tetangga yang berlapang dada untuk membangun rumah dan tinggal bersama.

Johan Tando, Ketua relawan komunitas He Qi Pusat pun tak kalah bahagia melihat warga yang sumringah memasuki rumah baru mereka. Melalui rumah, ia berharap ke depannya kesehatan, penghasilan, pendidikan, dan masa depan warga bisa semakin meningkat sehingga bisa mengubah masa depan mereka.

“Semoga cinta kasih semakin tercipta di lingkungan warga Tanah Tinggi. Karena seperti namanya, Rumah Cinta Damai, di sinilah cinta dan kedamaian akan selalu berkembang,” ucap Johan Tando. “Ke depannya semoga kita bisa semakin banyak berkegiatan bersama dan mendampingi warga di sini,” harapnya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Jayanti dan Diana Menanti Rumah Idaman Mereka

Jayanti dan Diana Menanti Rumah Idaman Mereka

01 Agustus 2024

Relawan Tzu Chi berkunjung ke lokasi Program Bebenah Kampung dengan konsep rumah model konsolidasi tanah vertikal di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Ada 11 kepala keluarga yang nantinya akan menempati rumah baru ini.  

Berbagi kasih di Tanah Tinggi

Berbagi kasih di Tanah Tinggi

18 Agustus 2011 Ide pembagian kupon beras ini sebenarnya berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi sendiri, yang dilakukan pada dua titik, yakni Tanah Sereal, Jakarta Barat dan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
Jalinan Jodoh Warga RW 12 Tanah Tinggi dengan Tzu Chi Makin Erat Lagi

Jalinan Jodoh Warga RW 12 Tanah Tinggi dengan Tzu Chi Makin Erat Lagi

01 April 2024

Paket Lebaran Tzu Chi dibagikan kepada 550 warga Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Pembagian paket Lebaran ini makin menguatkan jalinan jodoh Tzu Chi dengan warga sekitar, yang mana di wilayah ini Tzu Chi memberi bantuan bedah rumah.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -