Pengenalan Kamera Video

Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
 
 

fotoPengenalan Camcorder berbagai tipe oleh Stephen Ang, pemilik wedding photography and videography production dalam pelatihan relawan dokumentasi Tzu Chi, Jumat, 9 Juli 2010.

Bertempat di Jing Si Book & Café Pluit, Jumat, 9 Juli 2010 lalu, kelas 3 in 1 bertema “Step by Step Videography”, dibawakan oleh Stephen Ang, seorang pemilik wedding photography and videography production yang masih muda, energik dan penuh kreativitas. Peserta hari itu merupakan gabungan dari 4 He Qi— Utara, Barat, Timur, dan Selatan— yang ada di Jakarta.

Camcorder adalah sebuah alat yang merupakan gabungan antara video camera dan video recorder dalam 1 unit. Ukurannya yang besar dan berat didesain untuk dunia broadcasting stasiun TV. Seiring dengan perkembangan zaman, diciptakanlah alat yang lebih kecil, ringan dan dapat dibawa kemana saja sehingga memudahkan para kamerawan dalam proses pengambilan gambar.

Mengenal Jenis-jenis Kamera
Jenis kamera yang sering digunakan para professional, yaitu kamera 3 CCD, yang merupakan kamera dengan image system yang menggunakan 3 charge couple devices (CCDs). Secara terpisah kamera 3 CCD dapat membaca atau menangkap sinar red, green, blue (merah, hijau, biru) dalam trichroid prism. Hasilnya pun lebih presisi dalam warna dan resolusi gambar.
Untuk perekaman, di awal tahun 1970-an, kaset Video Home System (VHS) diperkenalkan. Saat itu terjadi persaingan antara BETAMAX dan VHS. Tetapi pada akhirnya VHS menjadi pemenang, karena memiliki horisontal resolution yang lebih tinggi yaitu 250 lines sedangkan BETAMAX hanya memiliki 240 lines.

Pada tahun 1985, Sony meluncurkan handycam, satu-satunya yang menggunakan kaset video 8. Dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan Betamax dan VHS, video 8 menjadi terkenal di kalangan pengguna Camcorder. Laser Disc adalah home video disc format, merupakan optical disc pertama. Awalnya diberi nama “discovision” tahun 1978. Sampai pada akhirnya Pioneer membeli lisensi dan mengubah namanya menjadi laser disc. Kemudian VCD yang merupakan pengembangan dari laser disc, lahir di tahun 1993. Sampai saat ini, terdapat 5 jenis CD dengan kemampuan yang semakin maju yaitu VCD , DVD , HD DVD, Blu-Ray Disc, dan 3D Blu-Ray Disc. Jenis-jenis format video yang digunakan pun bervariasi. Namun di Indonesia, format video yang digunakan adalah format phase alternating line (PAL). PAL adalah sebuah encoding berwarna yang digunakan dalam dunia broadcasting dan digunakan di Indonesia dan beberapa negara di benua Asia dan Eropa. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.

foto  foto

Ket : - Aping Arianto Budiman yang merupakan relawan dokumentasi dari He Qi Timur turut berpartisipasi             dalam pelatihan dan bersemangat mencatat agar dapat menerapkannya dengan baik.(kiri)
         - Lisda dari He Qi Utara melontarkan pertanyaan seputar alasan hanya PAL yang digunakan di Indonesia.            "Sebenarnya format video sama saja, yang membedakan hanyalah jumlah frame dalam 1 detik," jawab            Stephen Ang. (kanan)

Teknik Pengambilan Gambar Kegiatan Tzu Chi
Seusai memberikan penjelasan tentang videografi, banyak pertanyaan yang dilontarkan seputar cara pengambilan gambar pada saat kegiatan Tzu Chi. “Yang pasti, disarankan untuk menggunakan tripod pada saat mewawancarai orang yang bersangkutan. Karena, walaupun kita lihat hasilnya di LCD video kamera, akan sangat berbeda dengan hasil yang kita lihat pada TV atau computer. Gerakannya lebih terlihat,” jawab Stephen Ang.
Contoh liputan misi pelestarian lingkungan dari Kurniawan dan saya dari He Qi utara pun dipertontonkan agar dapat memberi gambaran tentang peliputan yang nantinya akan digunakan untuk sosialisasi misi pelestarian lingkungan kepada para relawan baru dan bentuk pencatatan sejarah jejak langkah Master Cheng Yen.

foto  foto

Ket : - Kurniawan (He Qi Utara), Aping Rianto Budiman (He Qi Timur), Susianto (He Qi Barat) mengikuti kelas 3             in 1 setiap Jumat di Jing Si Book & Cafe Pluit, Jakarta Utara. (kiri)
         - Andry dari He Qi Selatan yang berprofesi sebagai kamerawan mengajukan berbagai pertanyaan seputar             pengambilan gambar untuk momen kegiatan Tzu Chi. (kanan)

“Ini merupakan awal dari pelatihan berkala kelas videografi. Masih banyak dan variatif jenis kelas yang diadakan setiap Jumat malam. Diharapkan dengan adanya kelas 3 in 1 ini, para fotografer, videographer dan penulis dari berbagai He Qi di Jakarta maupun dari luar kota dapat turut bergabung dan belajar bersama untuk mencatat jejak langkah Master,” kata saya sebelum menutup pelatihan hari itu.

  
 
 

Artikel Terkait

Rumah Baru, Harapan Baru

Rumah Baru, Harapan Baru

02 April 2013 Seperti halnya kata perenungan Master Cheng Yen “Jangan menganggap enteng perbuatan baik sekecil apapun, karena bila terhimpun menjadi satu merupakan bantuan yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain.”
Ladang Berkah di Setiap Sudut

Ladang Berkah di Setiap Sudut

24 Maret 2015 “Rasa lelah di tempat baksos ini terbayar saat melihat pasien yang pulang dengan senyum karena gigi yang sehat. Sangat beruntung bisa bergabung sebagai tim dokter gigi TIMA karena bisa menambah ilmu, menambah pengalaman, bekerja sama dengan baik bersama saudara-saudara seprofesi yang sama-sama peduli terhadap sesama,” tutur drg. Andrew.
Pameran Jing si : Saatnya Menjadi Relawan

Pameran Jing si : Saatnya Menjadi Relawan

12 November 2015
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Jing Si Book and Cafe yang bekerjasama dengan PT.Summarecon.Tbk, berharap melalui event ini lebih banyak lagi masyarakat sekitar Kelapa Gading dan khususnya para pengunjung mal bisa mengenal Tzu Chi dan bergabung menjadi relawan.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -