Pengobatan Fisik dan Batin

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Robby Lulianto (He Qi Pusat)

Baksos Degeneratif

Pada Minggu, 30 Agustus 2015, insan Tzu Chi mengadakan Bakti Sosial Kesehatan untuk warga lansia di Kantor Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

“Cinta Kasih tidak cukup hanya ada didalam hati saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam perilaku.”

~Kata Perenungan Master Cheng Yen

Cinta kasih itu tak memandang hubungan darah. Juga dengan penuh welas asih ikut berempati merasakan penderitaan orang lain. Hal ini diyakini oleh insan Tzu Chi dan diwujudkan dengan ikut menjadi relawan, menolong sesama.

Tak dapat dipungkiri bahwa tubuh yang sehat merupakan berkah yang paling utama. Namun terkadang, akibat tuntutan ekonomi serta minimnya akses ke fasilitas kesehatan yang diperparah kurangnya kesadaran membuat kesehatan menurun perlahan. Hal ini terutama dialami oleh para lansia.

Menyadari hal ini, setiap tiga bulan sekali, insan Tzu Chi komunitas Xie Li Pademangan rutin mengadakan Bakti Sosial Kesehatan yang ditujukan bagi para lansia. Salah satunya diadakan pada Minggu, 30 Agustus 2015, bertempat di Kantor Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

Sejak pukul 8 pagi,  sebanyak 30 relawan Tzu Chi dan 20 anggota tim medis bersiaga untuk menangani para pasien yang datang silih berganti.  Tercatat sebanyak 296 pasien berusia lanjut yang berasal dari rukun warga 10 hingga 15 menjadi peserta baksos kali ini.

Baksos Degeneratif

Relawan terus mendampingi para peserta baksos sehingga mereka dapat menumpahkan segala kerisauan di hatinya.

Selama baksos berlangsung, senyuman ramah terus terurai di wajah para relawan dan tim medis. Tak hanya itu, kesabaran juga begitu terasa dari para relawan dan tim medis saat mendengarkan keluh kesah para pasien.

Salah satunya dialami oleh Dr. Lie Hermanto (50). Dokter yang telah empat kali mengikuti baksos ini mengatakan, “beruntung dan bersyukur dapat gabung dalam baksos. Visi dan misi Tzu Chi sama dengan misi saya dalam kemanusiaan. Semua yang melayani di sini bagus termasuk relawan yakni tidak hanya pengobatan sakit fisik, tetapi juga memberikan penghiburan batin bagi pasien.”

Senada dengan itu, Yopie Budianto, koordinator baksos ini menuturkan bahwa jumlah pasien lansia pada hari itu merupakan terbanyak sejak rutin diadakan. Ia menerangkan bahwa benih cinta kasih yang disebarkan di Pademangan mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari relawan, dokter, perawat, apoteker, dan pihak Kecamatan Pademangan.

 “Baksos ini diadakan untuk memberikan kepedulian dan kemudahan bagi para lansia yang ingin memeriksakan kesehatannya dengan bebas biaya dan jarak dekat dari rumah mereka. Harapan akan door to door untuk mengajak mereka (para lansia –red) ikut periksa di baksos,” tambahnya.

Memberikan yang Terbaik

Membludaknya jumlah pasien tak membuat para pasien saling menyerobot. Justru sebaliknya, mereka mengantri rapi dan teratur sembari menunggu giliran.

Salah satunya adalah Erna. Wanita berusia 72 tahun itu terlihat duduk menyendiri di pojok ruang tunggu. Tanan kanannya yang penuh dengan keriput menyimpan perih yang tercermin di wajahnya. Melihat itu, relawan Tzu Chi mengajaknya berbincang sembari menunggu gilirannya tiba.

Baksos Degeneratif

Erna (kanan), wanita yang berusia 72 tahun memeriksakan tangannya yang sakit.

Sembari menahan sakit, Erna menceritakan kondisi tangan kanannya. Dia menduga rasa sakit ini muncul akibat retaknya tulang di tangannya. Tak hanya itu, dia juga menumpahkan kekhawatirannya akan kondisi anaknya yang menderita kista. Dia takut tak ada yang dapat merawatnya kelak bila dirinya telah tiada. Insan Tzu Chi terus mendengarkan keluh kesah Erna hingga dia dapat tersenyum kembali.

Menjelang pukul 12 siang, semangat insan Tzu Chi tak kunjung luntur. Adalah Rodiyah yang mengalami gejala penyakit stroke dan diabetes dan mengakibatkan kedua kakinya tidak dapat berjalan. Sejak pendaftaran hingga pemeriksaan, Rodiyah yang kini menginjak usia 65 tahun itu terus dipapah oleh para relawan Tzu Chi dengan tak kenal lelah.

Usai pemeriksaan, Rodiyah mengucap syukur dan berkata, “Saya senang dapat melakukan pemeriksaan disini, relawan dan dokternya baik. Senang mengetahui kadar gula yang membaik.”

Menjelang berakhirnya baksos, datang Abdullah bersama istrinya. Kini, Abdullah telah berusia 115 tahun, menjadikannya sebagai pasien tertua yang ditangani oleh Tzu Chi dalam baksos kali ini.

Baksos Degeneratif

Abdullah (kiri), pria berusia 115 tahun, pasien baksos tertua, bersyukur atas baksos ini.

Saat ditemui langsung, Abdullah bercerita bahwa di usianya yang senja ini dia tetap menjalani profesinya sebagai pemulung. Meski berpenghasilan pas-pasan, dia mengaku bersyukur memiliki profesi yang halal.

Salah satu prinsip yang terus dia pegang adalah hidup ini tidak baik jika meminta, akan tetapi jauh lebih baik memberi. “Senang dapat datang ke sini. Saya tahu yayasan amal (Tzu Chi –red) ini baik dan menjunjung kemanusiaan,” ujar Abdullah usai menjalani pemeriksaan.

Baksos berakhir. Keringat dan letih dirasakan oleh relawan dan tim medis. Namun semua seolah pupus. Lunas terbayarkan saat melihat senyum tawa para pasien lansia.


Artikel Terkait

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -