Relawan komite, Sukmawati membantu seorang siswa untuk menuangkan koin cinta kasihnya ke dalam wadah penampungan.
Sabtu, 7 Oktober 2023, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pengumpulan dan pembagian celengan bambu di Sekolah Vidya Sasana. Pengumpulan celengan itu dilakukan secara serentak mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMK sedangkan jenjang TK dilakukan terpisah. Para murid, guru, dan staf terlebih dahulu berkumpul di lapangan kemudian, siswa-siswi dipersilahkan menuangkan celengan yang telah mereka bawa dari rumah.
Pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, ketika hendak mengumpulkan celengan, relawan terlebih dahulu memindai barcode melalui laptop yang hanya bisa digunakan oleh satu relawan saja. Sedangkan, dalam mendata celengan baru yang akan dibagikan, relawan perlu menulis data donatur, setelahnya, data akan disalin ke komputer. Kini, proses tersebut memakan waktu lebih singkat dengan menggunakan aplikasi yang telah dirancang, segala pendataan akan secara langsung tercatat di sistem melalui aplikasi, sehingga banyak relawan yang bisa membantu.
Relawan dengan berbudaya humanis memberikan ucapan “Gan En” kepada para siswa-siswi yang telah bersumbangsih melalui celengan bambu.
Perancangan aplikasi ini dilatarbelakangi oleh Siti Aminah selaku admin finance Tzu Chi yang meminta saran kepada salah satu relawan tentang pendataan tentang apakah ada cara yang lebih efisien untuk mempersingkat waktu ketika akan mengumpulkan dan membagikan celengan bambu nantinya. Kemudian dengan bantuan Petrick Handy Putra, terciptalah aplikasi mobile tersebut.
“Permasalahan yang saya ketahui, pada setiap acara pengumpulan celengan bambu, proses pendataan masih dilakukan dengan tulis tangan dan perlu diinput kembali di Excel, maka dari itu saya merancang aplikasi pendataan celengan bambu untuk memudahkan para relawan,” ujar Petrick Handy Putra (24), yang telah merancang aplikasi tersebut.
“Saya merancang aplikasi pendataan celengan bambu dengan harapan dapat mempermudah admin dalam mengolah data donatur tiap daerah di Tanjung Balai Karimun. Aplikasi yang saya rancang membantu pencatatan donatur baru dan celengan yang terkumpul di tiap titik, data-data tersebut secara otomatis diinput ke Google Sheet,” sambungnya.
Javenie (17) yang sudah mengetahui makna dan tujuan celengan bambu sangat berterima kasih kepada Tzu Chi karena telah memberikan wadah untuk berbuat kebajikan.
Ketulusan Dalam Berbagi
Javenie (17) merupakan siswi yang pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi, menurutnya tujuan dari pengumpulan celengan ialah membantu orang yang kurang mampu, “Setahu saya pengumpulan celengan bambu untuk membantu orang yang kurang mampu. Saya merasa sangat senang dan berterima kasih. Dengan adanya Tzu Chi saya bisa menjadi salah satu orang yang ikut bersumbangsih membantu orang yang kurang mampu, sebelum memasukkan koin ke celengan bambu saya juga berdoa semoga semua mahkluk hidup berbahagia.”
Noferando (15) menyisihkan uang jajannya untuk membantu orang yang membutuhkan melalui celengan bambu Tzu Chi.
Sama halnya dengan Noferando (15) ia juga pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi, “Menurut saya kegiatan Tzu Chi mengajarkan saya berbudi pekerti lebih baik lagi. Saya juga merasa sangat senang bisa bersumbangsih melalui celengan bambu apalagi uang yang saya sisihkan bisa digunakan untuk membantu orang, terutama orang sakit biasanya mereka lebih membutuhkan banyak uang untuk berobat. Dengan adanya Tzu Chi mereka bisa terbantu.”
Ketika pengumpulan celengan dilakukan di TK, anak-anak tampak sangat antusias untuk menuangkan celengan mereka, mereka juga menyambut relawan Tzu Chi dengan sangat gembira. Sebelum menuangkan celengan mereka, para siswa berbaris rapi dan mendengar arahan dari guru mereka. Dengan senang hati mereka menuangkan celengan yang mereka miliki. Celengan kecil yang berat dan terisi penuh pun menjadi ringan, siap untuk menampung kembali cinta kasih.
Walau masih usai dini, para siswa-siswi TK sangat antusias pada kegiatan pengumpulan dan pembagian celengan bambu Tzu Chi.
Siswa-siswi di sekolah merasa puas dan bahagia karena bisa turut membantu orang yang membutuhkan. Meskipun secara tidak langsung, meskipun tidak dalam jumlah yang besar, ketika semuanya terkumpul, nominalnya akan menjadi besar dan dapat membantu orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, seperti kesulitan biaya perawatan medis, biaya makan, dan keperluan lainnya. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, berjiwa besar merupakan wujud keberkahan.
Editor: Metta Wulandari