Pengumpulan Titik-Titik Cinta Kasih

Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)


Para murid SD duduk sambil mengangkat tinggi-tinngi celengan bambunya sebelum acara penuangan celengan bambu dimulai.

Sejak bulan Januari hingga Maret 2014  telah diadakan program SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi) sebanyak 5 kali, di lingkungan sekolah Dharma Budhi Bhakti yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK.  Tiga bulan kemudian, tepatnya Selasa,  13 Mei 2014 diadakan kembali kegiatan yang sama tetapi tidak hanya pemberian celengan baru, tetapi ada juga kegiatan penuangan celengan lama di unit-unit sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Karya Dharma Bhakti Indonesia itu. Sebanyak 313 celengan berhasil dituang pada hari itu: 188 celengan dari pelajar TK dan SD, 50 celengan dari SMP, 22 dari SMA dan 53 celengan dari SMK. Tidak hanya murid tetapi juga guru dan staf dari sekolah yang terletak di jalan Agung Tengah 7 No1, Sunter Agung,Jakarta Utara juga turut berpartisipasi.

Dalam acara penuangan celengan ini atau dikenal dengan istilah “celengan pulang kampung” berhasil merekam beberapa jejak cinta kasih. Roger dan temannya Cynthia adalah pelajar kelas 6 SD yang seusai acara penuangan celengan menghampiri seorang relawan Tzu Chi untuk mendapatkan celengan Tzu Chi. Roger dan Cynthia rupanya pada saat SMAT berlangsung tidak masuk sekolah sehingga mereka berdua tidak mendapatkan celengan. Untuk tidak kehilangan kesempatan dalam acara penuangan celengan yang akan datang, mereka sabar menanti hingga acara usai untuk mendapatkan celengan. “Mau menabung setiap hari, agar dapat membantu orang lain,” demikian jawaban Roger yang dilengkapi oleh Cynthia “melalui yayasan amal Tzu Chi”, ketika ditanyakan alasan mereka ingin mendapatkan celengan bambu Tzu Chi. Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Veronika Tasman, kepala sekolah SD yang menyatakan bahwa pihak sekolah sangat menyambut baik kegiatan ini dan para murid SD pun sangat antusias terhadap  kegiatan ini. Kepala sekolah SD ini berharap kegiatan yang sangat baik untuk membina rasa sosial anak sejak dini dapat terus berlanjut.

Jacqueline (mengenakan rompi relawan Tzu Chi) ,seorang pelajar kelas 8 sebuah sekolah di daerah Kelapa Gading selepas ujian di sekolahnya langsung datang membantu kegiatan penuangan celengan di sekolah Dharma Budhi Bhakti.

Seorang siswi pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah dan memakai rompi relawan Tzu Chi terlihat turut membantu kegiatan. Jacqueline Bong, nama siswi ini yang ternyata adalah putri dari seorang  relawan Tzu Chi. Jacqueline pelajar kelas 8 (setingkat kelas 2 SMP) di sekolah swasta di daerah Kelapa Gading. Hari itu sehabis ujian, ia langsung dijemput oleh ayahnya dari sekolah untuk membantu kegiatan penuangan celengan.  Jacqueline ternyata bukan kali pertama mengikuti kegiatan Tzu Chi. Pada saat acara peringatan hari Waisak, hari ibu international dan hari Tzu Chi sedunia ia juga masuk dalam barisan formasi dan bertugas sebagai salah seorang mentor barisan. Ia juga mengungkapkan kebahagiannya dapat mengikuti kegiatan Tzu Chi pada hari itu. “Senang dapat membantu daripada di rumah juga tidak mengerjakan apa-apa,” ungkapnya.

Roger dan Cynthia, dua orang murid kelas 6 SD merasa senang dengan celengan bambu yang baru diterimanya dan akan ikut pada acara acara penuangan celengan kali berikutnya.

Noni Thio, relawan koordinator kegiatan, ternyata juga adalah orang tua murid dari seorang siswi SD Dharma Budhi Bhakti. Noni menyatakan bahwa hampir tidak ada kendala yang berarti dalam melaksanakan program SMAT di lingkungan sekolah, karena pihak sekolah sangat mendukung. Demikian pula para muridnya, mereka sebagian besar sudah mengenal Tzu Chi. Ia menceritakan pengalaman mengenai anaknya sendiri yang setiap harinya hampir tidak pernah lupa untuk memasukkan uang koin ke dalam celengan . Hal senada juga didapat dari cerita para orang tua murid lainnya  bahwa anak-anak mereka sangat bersemangat untuk mengisi celengan bambu mereka. Noni Thio berpendapat bahwa program SMAT ini sebenarnya sangat cocok untuk dilaksanakan dalam lingkungan sekolah karena sejak usia dini atau muda, hati  nurani anak-anak sudah dilatih untuk peka, mau berdana dan berbagi dengan sesama.  Master Cheng Yen pun berkata : “ Berdana bukan hak monopoli orang kaya, namun merupakan wujud persembahan kasih sayang yang tulus”. Jadi uang yang terkumpul dari hasil penuangan celengan kali ini, yang sebagian besar berbentuk uang koin merupakan himpunan titik-titik cinta kasih perwujudan dari kasih sayang para murid dan guru di lingkungan sekolah Dhanrma Budhi  Bhakti.-

Kegiatan “celengan pulang kampung “ ini berlangsung dari pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 12.00 WIB terlaksana dengan sukses dan lancar, melibatkan 11 orang relawan Tzu Chi dibantu oleh 3 orang staf dari sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.


Artikel Terkait

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -