Pentas Seni Religi Lintas Iman dimulai dari Aula Jing Si

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

doc tzu chi

Hong Tjhin berjabat tangan dengan Yudi Latif Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) disaksikan oleh (dari kiri) Romo Beni Susetyo Deputi 3 UKP-PIP, Silverius Yoseph Soeharso sebagai Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi, dan paling kanan adalah Sastro Al Ngatawi dari kelompok musik religi Ki Ageng Ganjur.

Pagelaran Seni Religi Lintas Iman akan diadakan pada Minggu 29 Oktober 2017 di gedung Tzu Chi Center, Lt. 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pagelaran yang terselenggara atas kerja sama Unit Kerja Presiden Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP PIP) dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ini digelar dalam rangka memperingati Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2017 lalu.

Acara yang akan dimulai pada pukul 14.00 hingga 17.00 WIB ini bakal menampilkan seni-seni budaya dari enam kelompok seni agama yaitu Agama Buddha, Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Kong Hu Cu. Kepala UKP-PIP, Yudi Latief mengatakan esensi dari pagelaran pentas seni ini adalah spirit dari keagamaan dalam mengembangkan kemasyarakatan dan kemaslahatan hidup orang banyak.

“Intinya berbagai seni agama bisa bekerjasama dapat mengeluarkan energi positifnya kepada kelompok-kelompok lain yang berkonflik. Perbedan warna justru memberi kita rahmat, menguatkan satu sama lainnya, memberikan satu kesan kepada publik bahwa dari perbedaan agama itu bisa bekerjasama demi kemajuan bangsa yang kita cintai ini,” ujar Yudi Latief yang juga pengamat politik, akademisi sekaligus cendekiawan ini.

doc tzu chi

Hong Tjhin menjelaskan, setiap relawan Tzu Chi apapun agamanya selalu menerapkan cinta kasih kepada siapapun.

doc tzu chi

Yudi Latif mengatakan masyarakat bisa belajar dari apa yang sudah dilakukan relawan Tzu Chi dalam misi kemanusiaannya dengan welas asih dan toleransi yang tinggi. “Inilah yayasan pertama di mana UKP menjalin kerja dengan organisasi kemasyarakatan,  ini sangat luar biasa” ujar Yudi Latief.

Yudi Latief berharap kedepannya kegiatan ini tidak saja diadakan hanya di hari-hari keagamaan saja. Justru yang paling penting adalah kolaborasi dari medan kehidupan yang nyata.

“Kita bisa belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam misi kemanusiaannya. Tzu Chi sudah mengembangkan aksi-aksi konkrit, lakukan satu gerakan pemberdayaan, dan tanpa pandang siapapun, melayani siapapun yang menderita, gerakan-gerakan humaniter. Nah gerakan ini radiusnya akan terus meluas,” lanjutnya.

Masyarakat akan baik dan tenteram, tambah Yudi, tergantung siapa yang memberikan tuntunan. Jika yang memberikan tuntunanan ini orang atau kelompok yang menerapkan welas asih, tentu akan ikut kelompok itu. Inilah yang UKP Pemantapan Ideologi Pancasila lakukan bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

doc tzu chi

Romo Beni Susetyo Deputi 3 UKP-PIP mengatakan, masyarakat bisa banyak belajar dari Tzu Chi, yang mana dari keberagaman komunitas sosial kemasyarakatan berkumpul jadi satu di Yayasan Buddha Tzu Chi.

doc tzu chi

Suasana konferensi pers terasa hangat yang berada di ruang lobby DAAI TV dengan hadirnya beberapa wartawan media cetak dan elektronik .

Sementara itu Hong Tjhin relawan Komite Tzu Chi juga menyampaikan, yang terpenting adalah mempraktikkan cinta kasih di masyarakat apapun agamanya. Relawan Tzu Chi Indonesia sangat bangga bisa mendukung UKP-PIP mengadakan pentas seni religi lintas iman ini. Hong Tjhin berharap, bukan hanya perayaan saja tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam tingkah laku, tutur kata, dan tindakan nyata.

“Spirit gotong royong Yayasan Buddha Tzu Chi sudah mempraktikkan spirit universal yang lintas agama, suku dan bangsa. Di Tzu Chi sudah sangat lengkap spirit lintas agama, gotong royong dan kepedulian sosial. Apapun agamanya, praktiknya jalani cinta kasih di Tzu Chi,” ungkap Hong Tjhin.

Lebih lanjut Hong Tjhin menjelaskan, relawan Tzu Chi selalu belajar menerapkan nilai-nilai yang yang diajarkan oleh Master Cheng Yen, yaitu selalu Bersyukur (Gan En), sudah 50 persen menjadi orang baik, karena sudah bisa menghargai berkah maka berusaha menciptakan berkah kembali. Lalu menghormati (Zun Zhong), saling menghormati semua pandangan agama, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Sementara Cinta Kasih (Ai), dengan cinta kasih kita belajar untuk mengasihi diri sendiri, barulah dapat mengasihi orang lain, tanpa adanya perbedaan. Apapun agamanya cinta kasih dipraktikkan kepada manusia di seluruh bumi.

Akhir pekan ini, Minggu 29 Oktober 2017, di pentas seni lintas iman ini, kita bisa melihat langsung bagaimana perwujudan nyata pentas dari lintas agama, gotong royong dan kepedulian sosial. Memaknai hari santri dalam spirit keagamaan membantu, merawat kehormatan dan keselamatan bangsa.

Indonesia adalah salah satu negara yang multi agama. Kemajemukan negara kita memberikan satu kekayaan yang sangat luar biasa untuk kita. UKP-PIP ini ingin merawat kembali semangat Pancasila dengan kegotong royongan masyarakat, untuk itu UKP-PIP menjalin kerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Pentas seni lintas iman ini menjadi satu metode seni estetika dari berbagai agama. Seribu langkah kedepan di mulai dari satu langkah pertama, dan langkah pertama itu di mulai dari gedung Aula Jing si Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.


Artikel Terkait

Pentas Seni Religi Lintas Iman dimulai dari Aula Jing Si

Pentas Seni Religi Lintas Iman dimulai dari Aula Jing Si

27 Oktober 2017

Pagelaran Seni Religi Lintas Iman akan diadakan pada Minggu, 29 Oktober 2017 di Tzu Chi Center, Lt. 3, PIK, Jakarta Utara. Pagelaran ini terselenggara atas kerja sama Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) dengan Tzu Chi Indonesia dan digelar dalam rangka memperingati Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2017 lalu.

Merajut Kebersamaan Lintas Iman Melalui Pergelaran Seni

Merajut Kebersamaan Lintas Iman Melalui Pergelaran Seni

30 Oktober 2017

Musikalisasi puisi sufi yang ditampilkan seniman Dewo featuring Wanitra menghentak kesadaran ratusan tamu yang memadati International Hall, Tzu Chi Center Jakarta, Minggu 29 Oktober 2017. Tujuh seniman dari perwakilan Agama Islam ini membacakan puisi sastrawan W.S. Rendra yang berjudul Doa Untuk Anak Cucuku.

Buka Puasa Lintas Iman yang Digelar DAAI TV, Tak Kalah Seru dari War Takjil

Buka Puasa Lintas Iman yang Digelar DAAI TV, Tak Kalah Seru dari War Takjil

28 Maret 2024

Tren war takjil ramai dibahas di media sosial. Sebuah tren yang sangat positif karena mampu merekatkan persaudaraan antar umat beragama. Di bulan Ramadan ini, DAAI TV juga punya gawe yang tak kalah keren, yakni buka puasa bersama lintas iman.

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -