Pentas yang Melampaui Keterbatasan
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya, Dok. CDPPATTarian Balet tentang sekelompok angsa "Swan" adalah pembuka pentas "My Dream".
Keterbatasan fisik tidak menyurutkan para penari berkebutuhan khusus (difabel) yang tergabung dalam China Disabled people’s Performing Art Troupe (CDPPAT) ini untuk menampilkan seni tari dan musikal berkelas dunia. Menyambut HUT-nya yang ke-10, DAAI TV Indonesia bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengundang China Disabled people’s Performing Art Troupe (CDPPAT) untuk melangsungkan pementasan, berbagi semangat berjuang melampaui keterbatasan.
Pementasan ini akan berlangsung di tiga kota besar. Di Jakarta gelaran dilakukan di Gedung Aula Jing si Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara pada Sabtu-Minggu, 29-30 Juli 2017. Sementara di Medan akan dilangsungkan di Sky Continental Hall, Cemara Asri Medan pada Sabtu 22 Juli 2017, dan di Surabaya bertempat di Surabaya Convention Hall Grand City pada Sabtu 5 Agustus 2017.
Tarian Bodhisatwa bertangan seribu oleh para artis tunarungu ini sangat terkenal di dunia.
Dalam pementasan yang bertajuk “My Dream” ini, para artis ini akan membawakan tarian klasik Tiongkok, tarian daerah, balet, tarian latin, tarian modern, drama musikal, musik Jazz, instrumental, dan pertunjukan puisi dengan isyarat tangan. Pementasan bertaraf internasional ini didukung dengan tata panggung dan tata cahaya yang spektakuler. Namun yang paling istimewa adalah para pemainnya yang memiliki beragam keterbatasan fisik seperti tunarungu, tunanetra, dan keterbatasan fisik lainnya.
CDPPAT juga mengembangkan potensi anak-anak tunanetra, memberi mereka kesempatan mempertunjukkan orkestra oriental yang indah.
Selama 20 tahun ini, CDPPAT membuat pertunjukan yang luar biasa dengan tajuk “My Dream” yang telah tampil di 90 negara Eropa,Timur tengah, Amerika, dan Asia. Mereka mendapat sambutan yang sangat baik dari beberapa kepala negara di dunia. CDPPAT juga ditunjuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai “Seniman Perdamaian UNESCO”. “My Dream” mendapat pengakuan dan apresiasi dari masyarakat dunia sebagai “Duta Keindahan dan Kemanusiaan” bahkan Kongres difabel dunia menjulukinya sebagai “Duta Bagi Penyandang Cacat di Dunia”.
Kisah "Romeo dan Juliet" ditampilkan dalam opera Tiongkok klasik.
Profesionalisme dan kreativitas yang tinggi yang ditunjukkan oleh kelompok ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi penyandang disabilitas di seluruh dunia. Mereka berkata, ”Kami selalu bermimpi dan mencoba melihat cahaya di tengah kegelapan, mendengar nada di tengah kesunyian, mencapai kesempurnaan di tengah kekurangan. Kehidupan kami selalu mempunyai nilai menampilkan keindahan bagi masyarakat, menghantarkan cinta kasih bagi umat manusia, mempersembahkan keharmonisan bagi dunia”.