Penuangan Celengan di Sekolah Sinar Dharma Tambora

Jurnalis : Jensen Alimukti (He Qi Pusat), Fotografer : Jensen, Chelia, Lenny, Kazue (He Qi Pusat)
Di sesi Ice-breaking, para siswa diajak bermain yoga dance and freeze untuk melatih konsentrasi. Jika gerakannya salah, mereka akan diberikan pertanyaan terkait berdana.

Komunitas relawan di He Qi Pusat kembali mengadakan penuangan celengan di Sekolah Sinar Dharma, di Tambora, Jakarta Barat, Sabtu, 16 November 2024. Sebanyak 170 siswa dari tingkat SMP dan SMU mengikuti penuangan celengan ini.

“Pada bulan April lalu, Tzu Chi pernah datang ke Sinar Dharma untuk mengikuti kegiatan penuangan celengan bambu dan akan datang kembali dalam 3 bulan, namun karena ada acara lainnya, sehingga tertunda menjadi bulan November,“ terang Pak Dwisa Agustoni, salah satu pengajar.

Para siswa menuangkan celengan mereka.

Usai kata sambutan dari pihak sekolah, acara dilanjutkan dengan Ice-breaking. Siswa diajak bermain games yoga dance and freeze untuk melatih konsentrasi. Jika ada gerakan siswa yang salah, mereka maju ke depan dan diberikan pertanyaan terkait berdana.

“Orang bijak mengatakan bahwa ada tiga macam dana, yakni: Dana Materi, Dana Dharma, dan Dana Ketidakgentaran. Dana Ketidakgentaran adalah saat kita melihat orang lain sedang ketakutan dan kita menenangkannya agar orang tersebut tidak ketakutan.” ujar Amelia,  relawan Tzu Chi yang bertugas sebagai MC.

“Jika kita menyisihkan uang jajan untuk membantu orang lain yang membutuhkan, dana apa yang kita praktikkan?” tanya Amelia. “Dana Materi,” jawab salah satu siswa. Usai menjawab lima pertanyaan terkait Dana, para siswa diberikan suvenir Tzu Chi berupa gantungan kunci.

Para siswa turut memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Pada materi pengenalan Tzu Chi, diputarkan video Lentera Kehidupan berjudul Mengenang Perjalanan Tzu Chi. Dalam video tersebut ditunjukkan sejarah Tzu Chi Indonesia yang dimulai dari upaya pembersihan kali Angke dan membangunkan rumah bagi masyarakat yang terdampak.

“Saya baru tahu tentang Tzu Chi dari video ini dan sangat terinspirasi untuk ikut membantu orang lain yang membutuhkan,” ujar Even, sisiwi kelas 8.

Acara dilanjutkan dengan Diskusi Dhamma yang dibawakan Lenny, relawan Tzu Chi. “Siapa yang mencatat perbuatan baik setiap hari?“ tanya Lenny.

“Aku berdana setiap hari dengan menyisihkan uang jajan,” ujar Erick, seorang siswa.

Kazue, relawan baru yang juga baru pertama kali ikut kegiatan Tzu Chi juga terinspirasi dengan acara penuangan celengan bambu. “Sangat bagus sekali ya, saya ingin mengikuti kegiatan Tzu Chi lainnya untuk mendukung masyarakat yang membutuhkan,” ujar Kazue.

Para siswa berfoto bersama dengan mengangkat celengan mereka.

Tepat pukul 09.30, celengan bambu pun dituang bersama-sama diiringi lagu berjudil Sisihkan Dana 50 Sen Setiap Hari. Para siswa antusias mengantre dan naik ke panggung untuk menuang celengan yang telah mereka tabung selama tujuh bulan.

Sebelum acara ditutup, para insan Tzu Chi menyanyi dan memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga. Para siswa antusias ikut bernyanyi dan memperagakan isyarat tangan.“Kami mewakili Tzu Chi mengungkapkan syukur kepada adik-adik yang telah turut membantu masyarakat yang membutuhkan,” ucap Amelia.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Cinta Kasih Yang Berkelanjutan

Cinta Kasih Yang Berkelanjutan

16 April 2014 Berdana atau membantu orang lain bukan hanya dilakukan oleh orang kaya saja, akan tetapi orang yang kurang mampu pun juga dapat melakukan kebajikan dengan berdana atau membantu antar sesama.
SMAT: Menanamkan Cinta Kasih Pada Tunas Muda

SMAT: Menanamkan Cinta Kasih Pada Tunas Muda

02 Juni 2014
Berawal dari sebuah keprihatinan akan semakin sedikitnya orang yang meghargai uang kecil (uang logam), Elizabeth Widjaja pendiri TK Pelangi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan berusaha untuk menanamkan sifat menghargai uang kecil pada anak-anak didiknya sejak dini.
SMAT Perdana Tzu Chi Surabaya

SMAT Perdana Tzu Chi Surabaya

27 Februari 2014 Bencana alam juga datang silih berganti menguji kekuatan umat manusia untuk menghadapinya. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak aliran kebajikan di dunia ini untuk menghalau bencana.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -