Penutupan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan

Jurnalis : Vinson Theodoric(Tzu Chi Medan), Fotografer : Sherly, Hendrik, Kenji(Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Murid-murid kelas budi pekerti Tzu Shao Medan memperagakan isyarat tangan yang berjudul “Gui Yang Tu” di hadapan orang tua mereka.

Pagi itu, (19/11/207) beberapa relawan cilik yang mengenakan baju biru muda terlihat sibuk mendekorasi, menyusun, dan menyiapkan barang-barang menuju  lantai  5 Gedung  Yayasan  Buddha Tzu Chi Medan. Setiap langkah mereka diiringi dengan canda tawa. Rupanya mereka sedang menyiapkan acara penutupan kelas budi pekerti Tzu Shao tahun ajaran 2017.

Setelah semua persiapan selesai, para relawan cilik ini melakukan gladi bersih untuk menyeragamkan seluruh gerakan isyarat tangan. Baik itu pementasan genderang dan lonceng, serta isyarat tangan yang berjudul “Gui Yang Tu” yang artinya “Lukisan Kambing Berlutut”. Isyarat tangan lagu ini memiliki makna ‘Berbakti adalah dasar dari perbuatan baik, sebagai anak selayaknya tahu cara membalas budi luhur orang tua. Seperti lukisan anak kambing yang bersujud dengan penuh hormat kepada ibunya saat menerima air susu dari ibunya’. Menjelang waktu makan siang, kegiatan gladi resik pun berakhir. Para relawan cilik tinggal menunggu kehadiran orang tua mereka.

Tepat pukul 13.00 WIB siang, acara diawali dengan pementasan lonceng dan genderang. Pementasan dilakukan dengan sangat serius dan penuh hikmat sehingga orang tua yang hadir sangat tersentuh dan bangga dengan anak-anaknya yang bepartisipasi. Orang tua juga bangga dengan anak-anak mereka yang juga bersedia untuk bervegetarian selama tampil dalam pementasan ini.

doc tzu chi

Saat sesi berbakti, baik orang tua maupun anak menangis.

doc tzu chi

Sehabis menampilkan isyarat tangan, semua anak-anak Tzu Shao menyuapkan kue ke orang tua masing-masing.

Sufinah selaku pembina memberikan kata sambutan. Ia mengucapkan terima kasih kepada para orang tua karena telah meluangkan waktu dan menemani anak-anaknya mengikuti acara penutupan kelas Tzu Shao ini. Acara dilanjutkan dengan Su Pun Wui, relawan Tzu Chi yang menjelaskan pentingnya daur ulang untuk keadaan bumi saat ini.

“Kami mengajak orang tua dari Tzu Shao untuk sama-sama melakukan daur ulang agar tercipta dunia yang bersih dan indah,” ajaknya.

Tiba juga acara yang paling penting di penutupan kali ini yaitu sesi berbakti di mana semua murid ikut dalam isyarat tangan yang berjudul “Gui Yang Tu” ini. Sehabis menampilkan isyarat tangan, semua anak-anak Tzu Shao keluar untuk mengambil kue yang dipersiapkan untuk sesi berbakti. Mereka menuju ke orang tua masing-masing sambil berlutut.

doc tzu chi

Vincent menatapi wajah ibunya dan menyampaikan rasa sayangnya.

doc tzu chi

Beberapa relawan cilik Tzu Chi Medan sibuk mendekorasi, menyusun, dan menyiapkan acara penutupan kelas budi pekerti tahun 2017 ini.

Prayugo selaku MC di sesi berbakti ini mengarahkan anak-anak Tzu Shao untuk memperhatikan orang tua mereka secara lebih dekat, serta menyuapi orang tua mereka masing-masing dengan kue yang telah mereka ambil. Saat anak-anak dari Tzu Shao menyuapi orang tua mereka, air mata pun mulai menetes baik orang tua maupun anak. Sang MC pun mengarahkan anak-anak untuk memeluk orang tua mereka dan mengatakan “Saya sayang mama papa, maafkan kesalahan yang saya perbuat selama ini”.

Baik orang tua dan anak-anak sangat terkesan dengan acara penutupan kelas budi pekerti Tzu Shao tahun ajaran 2017 ini. Seperti yang dirasakan Vincent, salah satu murid di kelas Tzu Shao.

“Selama setahun yang saya dapatkan itu adalah pengajaran tata krama atau sopan santun. Yang kedua itu seperti kerajinan tangan di mana saya jadi mengetahui cara mengolah barang-barang bekas menjadi barang yang berguna, serta yang terakhir saya menjadi banyak teman, dan teman yang saya peroleh itu tidak membedakan suku dan agama, jadi saya sangat antusias mengikuti kelas Tzu Shao,” kata Vincent.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore, yang artinya acara akan segera berakhir. Di penghujung acara anak-anak Tzu Shao mengajak orang tua mereka ikut memeragakan isyarat tangan yang berjudul “Bu Ting Zhuang Dong” yang sangat disukai dan digemari oleh Tzu Shao. Orang tua, anak-anak Tzu Shao, dan pembina Tzu Shao kemudian berfoto bersama.

Dengan mengutip sebuah kata perenungan dari Master Cheng Yen: “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan, yakni berbakti pada orang tua dan melakukan kebajikan”, setiap anak seharusnya berbakti kepada orang tua. Selain itu, wujud berbakti dapat dilakukan dengan berbuat kebajikan kepada semua makhluk yang ada di dunia ini.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

17 April 2017

Kedatangan insan Tzu Chi dari tujuh kota membuat para relawan bekerja lebih keras mempersiapkan kamp ini. Ini agar para peserta kamp dapat merasa nyaman dan gembira seperti berada di rumah sendiri. Salah satu relawan yang  berusaha keras  menyelenggarakan kamp ini adalah Yenny Loa.

Peduli Kasih Bersama Anak-anak Tzu Shao

Peduli Kasih Bersama Anak-anak Tzu Shao

05 September 2018

Anak-anak murid Kelas Budi Pekerti Tzu Shao di Batam  mengunjungi para penerima bantuan Tzu Chi. Ibu Khoninah ialah penerima bantuan pengobatan Tzu Chi yang menderita penyakit stroke. Saat kunjungan, Ibu Khoninah terlihat sangat semangat dan ceria walaupun separuh fisiknya masih belum berfungsi dengan baik.

Berbagi Semangat di Tzu Chi

Berbagi Semangat di Tzu Chi

27 April 2017

Minggu, 23 April 2017, 19 relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan gathering bersama relawan Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur. Kegitan ini diadakan untuk mempererat hubungan antar relawan dan berbagi pengalaman.

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -