Penyakit adalah Sumber Kemiskinan

Jurnalis : Thio Verna (He Qi Utara), Fotografer : Thio Verna (He Qi Utara)

fotoPada tanggal 25 dan 26 Juni 2011 lalu, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-77 yang bekerja sama dengan RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

“Penyakit adalah sumber kemiskinan. Jika ingin menghapus kemiskinan, hal pertama yang harus ditempuh adalah mengobati penyakit,” kata Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. Semua itu dapat terlihat dengan jelas pada setiap baksos besar yang dilaksanakan, dimanapun itu.

Pada tanggal 25 dan 26 Juni 2011 lalu Yayasan Buddha Tzu Chi kembali melaksanakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-77 yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Kepolisian Pusat RS Sukanto guna mengobati para pasien penderita hernia, gigi, bibir sumbing, dan pengobatan umum.

Para relawan berdatangan satu per satu dari berbagai tempat, seakan jarak yang jauh tidak menghalangi niat para relawan untuk menggarap ladang berkah kali ini. Jam 07.30 pagi setibanya di lokasi semua sudah mulai tertata dengan rapi dan para relawan terlihat fokus dengan tugasnya masing-masing. Kesibukan terlihat jelas pada bagian pendaftaran dan penimbangan berat badan, sementara para relawan bagian lain menyiapkan perlengkapan tambahan untuk keperluan baksos yang dimulai pada pukul 8 pagi tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • M.Fahmi Mustofa (2), salah satu pasien yang mendapatkan pengobatan pada baksos ini. Sejak bayi Fahmi terkena hernia yang membuatnya sering menangis jika kelelahan ataupun merasa sakit. (kiri)
  • Para tim medis dengan sepenuh hati berusaha untuk menyembuhkan sakit yang diderita oleh para pasien. (kanan)

Kesedihan Seorang Ibu
Nurlaela yang akrab dipanggil dengan sebutan Nur yang lahir di Jakarta pada 29 Agustus 1982 silam ini memiliki dua orang anak laki-laki. Salah satunya M.Fahmi Mustofa yang berusia 2 tahun dan menderita sakit hernia. Usia yang tergolong sangat muda bagi penderita sakit ini. Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan, dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya. Pada kasus hernia yang diderita M. Fahmi Mustofa (bawaan sejak lahir –red), jika ia sedang dalam kondisi badan yang tidak sehat atau lelah yang berlebihan, sang ibu biasanya akan kerepotan dan sedih melihat anaknya rewel dan menangis karena merasa nyeri yang disebabkan oleh sakit hernia yang dideritanya. Penghasilan yang minim membuat sang ibu pasrah akan keadaan ini.

Tetapi kenyataan berkata lain. Pada awal bulan Mei saat sedang menemani sang kakak pergi berobat ke sebuah rumah sakit, tanpa sengaja mereka bertemu dan berbincang dengan seseorang di sana yang ternyata merupakan salah satu pasien yang pernah dibantu oleh Tzu Chi. Dia berpesan kepada sang Ibu untuk mencoba datang ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi yang berada di ITC Mangga Dua dan mendaftar di sana. Mendengar saran tersebut, ia tidak pikir panjang lagi. Dari tempat tinggalnya di daerah Condet, Jakarta Timur, Nurlaela pun pergi mendaftar. Di sana Nurlaela diterima oleh bagian pendaftaran dan dijelaskan prosedur yang ada dengan melengkapi data-data yang dibutuhkan. ”Hanya butuh waktu satu minggu untuk memenuhi data-data yang diminta dan satu minggu kemudian ternyata sudah ditanggapi oleh pihak Tzu Chi dengan melakukan survei kasus langsung,” ujar sang Ibu dengan senyum dan kedua mata yang terlihat basah.

foto  foto

Keterangan :

  • Terhadap pasien anak, tim medis dan relawan Tzu Chi pun menggunakan cara yang khas (lucu dan menghibur) agar mereka tidak takut untuk menjalani operasi. (kiri)
  • Relawan membersihkan kaki para pasien peserta baksos kesehatan yang akan menjalani operasi. Dengan tulus relawan melakukannya demi kesembuhan para pasien. (kanan)

Lalu tidak lama setelah survei kasus selesai, sang Ibu diberitahu oleh pihak Yayasan Buddha Tzu Chi untuk datang pada tanggal 18 Juni 2011 ke Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng untuk melakukan pemeriksaan tahap awal (screening) sebelum baksos. Setelah itu mereka kemudian diberitahukan untuk hadir pada acara Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-77 di Rumah Sakit Kepolisian Pusat RS Sukanto di Kramat Jati, Jakarta Timur  untuk mendapatkan pengobatan. Jalinan jodoh dengan Tzu Chi pun terjalin dengan baik. Nurlaela sangat berterima kasih dan berpesan, ”Mudah-mudahan yang lainnya dapat terbantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi karena masih banyak yang membutuhkan.”

  
 

Artikel Terkait

Perhatian untuk Warga Desa Kiara Payung

Perhatian untuk Warga Desa Kiara Payung

02 September 2020

Para relawan Tzu Chi bersama anggota TNI menyalurkan bantuan sembako untuk warga kurang mampu di Desa Kiara Payung, Paku Haji, Banten, 30 Agustus 2020.

Komitmen Relawan Tzu Chi Region Semitau

Komitmen Relawan Tzu Chi Region Semitau

26 November 2015

Training dan pembentukan Xie Li yang dilaksanakan pada tanggal 16 - 17 November 2015 di Club House Kebun Belian, PT. Paramitra Internusa Pratama, Region Semitau yang diikuti sebanyak 40 relawan.

Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan

Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan

08 Mei 2019

Bertempat di Gedung Tzu Chi Center PIK Jakarta Utara, Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng kembali mengadakan Kamp Pendewasaan bagi siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Seluruh siswa yang berjumlah 556 itu mengikuti kamp pada 3 dan 4 Mei 2019.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -