Penyaluran Bantuan Kepada Warga prasejahtera

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Jenny Agusri, Mutiara, Richard Kwok, Supardi (Tzu Chi Batam)

Relawan menaiki kapal menuju Pulau Bertam untuk melakukan pembagian bantuan pada 4 dan 5 Desember 2021.

Tidak disangka kabut pandemi Covid-19 masih menyelimuti dunia hingga 2 tahun. Pandemi berkepanjangan ini memaksa banyak usaha perlu memutus hubungan kerja dengan karyawan mereka untuk dapat terus bertahan. Memperhatikan nasib warga prasejahtera di tengah krisis ini, Tzu Chi Batam kembali menyalurkan bantuan sembako pada 4 dan 5 Desember 2021.

Berbeda dengan pembagian sembako ataupun beras yang Tzu Chi lakukan pada umumnya di masa pandemi, relawan memutuskan untuk melakukan pembagian secara mandiri, tanpa perantara dari pihak TNI-Polri.

“Jadi kita untuk sementara ke masyarakat lebih luas belum bisa, takut ada penyerbuan masyarakat. Karena di pandemi ini banyak masyarakat yang susah. Kalau kita tidak berikan semua nanti dampaknya bisa kurang baik, jadi sementara yang kita bisa lakukan tidak bisa terlalu luas. Kita mencari titik-titik yang tepat sasaran atau butuh bantuan, sekaligus aman,” tutur Rudi Tan, Ketua Tzu Chi Batam.

Pembagian Sembako Kepada Suku Laut

Relawan juga mengajak warga untuk melanjutkan estafet cinta kasih dengan bersumbangsih melalui celengan bambu.

Di hari pertama penyaluran sekitar pukul 7 pagi, 23 relawan Tzu Chi Batam berkumpul di Aula Jing Si Batam untuk bersama-sama berangkat menuju sebuah pelabuhan swasta. Saat waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB, relawan memindahkan sembako secara estafet, seperti beras, minyak goreng, dan Daai Mi dari truk ke kapal. Setelah menempuh perjalanan kapal selama 20 menit, relawan Tzu Chi tiba di pulau pertama, yakni Pulau Bertam. Dari kejauhan sudah terlihat keramaian warga yang menanti di dermaga. Selain warga dari Pulau Bertam, Suku Laut dari Pulau Dapur Arang dan Lingka pun berkumpul di dermaga untuk menerima bantuan sembako dari Tzu Chi.

Sebelum kegiatan penyerahan dimulai, Dukman, relawan Tzu Chi Batam, terlebih dahulu membacakan surat berisi Pesan Cinta Kasih dari Master Cheng Yen. “Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami berharap berkah dan cinta kasih tanpa pamrih ini dapat mendampingi saudara-saudara melalui detik demi detik dalam kehidupan,” ungkapnya membacakan potongan surat Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.

Ketua RW, Ustadz, relawan dan kaum pengusaha menyerahkan beras secara simbolis.


Kemudian relawan Tzu Chi menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa sembako kepada warga. Tidak jarang warga kesulitan membawa sembako yang mereka terima karena mayoritas kepala rumah tangga sedang bekerja, sehingga perlu diwakilkan oleh anak, istri maupun Lansia di rumah.

Alhamdullilah, lihat masa pandemi sekarang bisa berbagi dengan orang sini. Saya sangat berterima kasih kepada saudara kita dari Batam, yaitu Tzu Chi, sanggup memperhatikan kami di sini. Suku Laut banyak-banyak berterima kasih,” ungkap Istri Ketua RT, Nurma Binti Maknu.

Untuk mempercepatan proses pembagian, beberapa relawan membentuk grup baru dan berangkat ke pulau berikutnya, yaitu Pulau Gara. Sama dengan pembagian di pulau sebelumnya, relawan segera membagikan sembako setelah memperkenalkan diri dan membacakan surat dari Master Cheng Yen.

Dari kegiatan penyaluran sembako yang berlangsung 4 jam, tepatnya dari pukul 9.00 sampai 13.00 WIB, relawan berhasil membagikan 3.440 kg beras, 300 liter minyak goreng. dan 3.440 bungkus Mi Daai.

Pembagian Beras Kepada Warga Sekitar TPA

Relawan mengutarakan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bersumbangsih.

Di hari kedua, relawan kembali berkumpul di Aula Jing Si sebelum berangkat ke lokasi pembagian. Hari itu ada sebanyak 46 relawan yang hadir untuk mendukung kegiatan pembagian. Di antara relawan yang terlibat, terlihat beberapa sukarelawan yang berasal dari kalangan pengusaha, salah satunya ialah Salam. Selain telah menyumbangkan dana dalam penyediaan beras, ia juga menyempatkan diri untuk mendukung misi kemanusian Tzu Chi.

“Lokasi sini pertama kali saya datang. Saya kaget juga. Waduh! Banyak juga penduduknya. Setahu saya sini tempat sampah saja. Rupanya banyak sekali pekerja harian di sini, pemungut sampah dan memilahnya. Jadi kita sumbang ke sini sangat tepat sekali,” tutur Salam.

Secara estafet barisan relawan memindahkan beras yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Kegiatan pembagian di TPA punggur berlangsung dari pukul 7.30 s.d. 10.30 WIB. Setiap KK di kawasan TPA ini menerima 10 kg beras dari Tzu Chi. Total ada sebanyak 3.200 kg beras yang berhasil relawan salurkan kepada warga TPA Punggur RW 023 / RT 001-004.

Berkat dukungan dari para pengusaha dan warga Kota Batam dari berbagai lapisan, Tzu Chi dapat kembali menjalani misi kemanusiaan di tengah masyarakat. Walau kondisi masih kurang kondusif bagi relawan untuk bisa survei langsung ke rumah penerima sembako, namun relawan tetap bersyukur dapat menyerahkan langsung bantuan yang merupakan kepercayaan masyarakat terhadap Tzu Chi tersebut.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Seratus Ribu Paket Bantuan Beras dari Tzu Chi dan Pengusaha Peduli NKRI Untuk Warga Bali

Seratus Ribu Paket Bantuan Beras dari Tzu Chi dan Pengusaha Peduli NKRI Untuk Warga Bali

02 Agustus 2021

Sebanyak 500 ton atau 100.000 paket beras dari Tzu Chi Indonesia dan Pengusaha Peduli NKRI telah tiba di Pulau Bali. Bantuan ini siap didistribusikan untuk warga yang sangat terdampak pandemi Covid-19, utamanya yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.

Terang di Tengah Ketidakpastian

Terang di Tengah Ketidakpastian

31 Mei 2022

Tzu Chi Batam menyalurkan Beras Cinta Kasih Tzu Chi sebanyak 1.455 sak beras 10 Kg kepada warga prasejahtera di berbagai titik di Kota Batam.

Bantuan Beras Bagi Warga Prasejahtera dan Ojol di Kota Bekasi

Bantuan Beras Bagi Warga Prasejahtera dan Ojol di Kota Bekasi

05 Oktober 2022

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Kodim 0507/Bekasi dan Persekutuan Gereja Indonesia Setempat (PGIS) Kota Bekasi memberikan bantuan beras kepada pengemudi Ojol, pemulung, dan warga prasejahtera di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -