Elim Sribata berbincang dengan orang tua anak asuh yang mendapatkan beasiswa.
“Cita-cita haruslah setinggi langit, namun langkah nyata harus dilakukan sekarang juga.”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Langit cerah menyambut kedatangan relawan ke sekolah Insan Teratai pada Sabtu (14/1/23) lalu. Meski hari libur, tetapi sekolah tampak ramai. Kali ini, relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas menyalurkan bantuan beasiswa untuk 14 siswa-siswi Sekolah Insan Teratai. Sejak tahun 2020 relawan memberikan beasiswa di sekolah yang terletak di Jl. Kalimati, Pasar Kemis ini, dan secara berkala relawan datang tiga bulan sekali sama seperti yang saat ini dilakukan.
Ketua Yayasan Sekolah Insan Teratai, Siang Riani Hadiman menyambut baik bantuan yang disampaikan relawan. “Saya kira pertemuan seperti ini sangat baik karena tidak semua orang tua asuh ada waktu untuk bertemu dengan anak-anak yang dibantu. Dengan bertemu langsung seperti ini, anak-anak juga seperti mendapat keluarga baru. Bisa bercerita, bisa berkeluh kesah juga. Dan saya berharap juga hal ini tidak hanya terjalin ketika anak-anak bersekolah di sini, tetapi juga bisa berlanjut saat anak-anak masuk ke dunia kerja,” harap perempuan yang biasa disapa Mami Ai Siang ini. “Relawan Sinar Mas sebagai orang tua asuh juga bisa memberikan nasihat, saran, masukan untuk anak-anak kita. Jadi ini betul-betul seperti yang biasa terjadi di sebuah keluarga,” imbuhnya.
Marcus Budimulia menjalin interaksi dengan anak asuh yang didampingi orang tuanya.
Pedy Harianto didampingi putrinya berinteraksi dengan anak asuh.
Elim Sritaba, salah satu relawan yang terlibat menyambut sukacita pertemuan dengan anak asuh. “Sangat senang dan sukacita ya bisa ikut menjadi bagian dari relawan yang terlibat di Sekolah Insan Teratai ini. Mendengar guru-guru sharing, lalu Mami Ai Siang selaku ketua yayasan dan juga berbincang dengan anak-anak yang kita bantu untuk bisa melanjutkan sekolah di sini itu membawa sukacita yang luar biasa,” tutur Elim.
Elim pun senang mengetahui semangat orang-orang dalam menyalurkan bibit yang baik terhadap anak-anak mulai tahap paling kecil di sekolah. Ada tentang bagaimana melayani sesama, melakukan kebaikan, berbagi ke sesama. Baginya itu pula bisa menjadi pengingat bahwa manusia di dunia ini hidup menjadi satu keluarga yang harus saling mendukung. “Tentunya di masa depan, itu akan memberikan kita satu kebahagiaan yang tidak bisa dihitung dengan materi,” ujarnya.
Elim Sritaba berfoto bersama anak asuh yang ia dampingi selama ini.
Ia menambahkan jika pelajaran karakter yang diajarkan di sekolah ini juga sangat penting dan merupakan pengetahuan atau permulaan yang baik untuk menjadi orang yang lebih baik. “Dan tentunya kita harapkan semua bibit-bibit baik ini bisa membawa kebaikan untuk yang lebih besar lagi membawa dampak positif untuk orang sekeliling kita dan saling mendukung, juga bisa membantu,” tutur Elim.
Melalui sumbangsih ini, Elim pun melalui Tzu Chi Sinar Mas merasa mendapat kesempatan baik untuk membantu sesama. “Saya juga mengajak semua relawan untuk terus aktif melakukan pelayanan-pelayanan ini karena itu tentunya bukan hanya membawa sukacita untuk diri kita sendiri tetapi bagaimana melihat sukacita itu dibagi untuk orang lain,” tambahnya.
Penuangan celengan bambu yang diikuti seluruh anak asuh yang hadir.
Bantuan beasiswa ini juga disambut baik anak asuh. Salah satunya Albert Timotius Saputra. Siswa kelas 2 SMK Jurusan Teknik Elektronika ini tinggal bersama dengan kakek, kakak, dan adik. Ayahnya sudah lama meninggal dunia. Sementara ibunya bekerja sebagai pengasuh anak dan tinggal bersama keluarga tempat ia bekerja, sebulan sekali baru pulang ke rumah. “Buat saya bantuan ini sangat membantu karena ekonomi di rumah sering kesulitan untuk bayar sekolah gitu, jadi berterima kasih sekali bantuan dari relawan Tzu Chi Sinar Mas ini,” ujarnya.
Rafila Avrillyos, siswa kelas 7B juga berterima kasih atas bantuan beasiswa ini. Ia bercita-cita menjadi seorang psikolog. Baginya bantuan beasiswa ini sangat membantunya dalam mengejar masa depannya. “Iya tentu sangat membantu saya dalam melanjutkan sekolah. Terima kasih untuk semua kebaikan dari orang tua asuh dari Tzu Chi Sinar Mas,” katanya.
Penyerahan bantuan beasiswa ini biasa dilakukan relawan tiga bulan sekali. Dalam kesempatan yang sama, anak-anak juga diajak belajar membantu sesama melalui penuangan celengan bambu. “Ini sesuatu yang baik, saya bisa membantu meski dari yang kecil,” ujar Albert Timotius Saputra. ”Jika nanti saya sudah sukses, tentu saya ingin membantu orang lain,” tambahnya.
Berfoto bersama setelah penyerahan beasiswa dan penuangan celengan bambu.
“Dari yang kecil ini saya belajar, bisa memberi. Dan membantu juga bukan harus materi. Tentu sangat menyenangkan jika kita bisa membantu orang yang kesulitan. Saya sekarang mungkin sulit juga, tapi semoga nanti saya bisa mengurangi kesulitan orang lain,” tutur Rafila Avrillyos.
Program celengan bambu seolah menjadi penegas ungkapan yang disiapkan pihak sekolah bahwa Xiao Qian Bu Chu, Da Qian Bu Ru (uang kecil tidak keluar, uang besar tidak akan keluar).
Editor: Metta Wulandari