Antusias ibu- ibu yang datang untuk posyandu dan mendengarkan penyuluhan dari dr.Mahendra.
"Bersumbangsih tanpa pamrih justru akan membangkitkan rasa terima kasih dalam diri orang yang dibantu. Inilah yang disebut menjalin jodoh baik"
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 3 dari unit Serindu Estate (SRDE) menggelar penyuluhan kesehatan ibu dan anak di Desa Pantap, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Jumat (19/12/23). Menurut informasi dari bidan desa, di desa ini ada 4 anak yang terdeteksi mengalami stunting.
Elvin Junaidi Silaban, relawan Xie Li Kalteng 3 yang juga Estate Manager SRDE mengatakan jika penyuluhan ini merupakan salah satu upaya dan komitmen relawan Xie Li Kalteng 3 dalam mendukung program pemerintah untuk zero stunting 2024. “Kami semua ingin memiliki generasi yang sehat dan cerdas yang bebas dari stunting. Makanya kami terus mendukung upaya-upaya terkait, seperti yang dilakukan hari ini. Stunting itu harus dijaga sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ketika janin mulai tumbuh. Apalagi kami dapat informasi dari bidan desa kalau ada 4 anak yang terdeteksi stunting. Jadi sosialisasi dan penyuluhan seperti ini akan kami lakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Dokter Mahendra menyampaikan penyuluhan tentang stunting.
Pemberian makanan tambahan kepada ibu untuk mencegah anaknya terdeteksi stunting.
Penyuluhan stunting diberikan dr. Ida Bagus Gede Rsi Mahendra Diputra. Ia menjelaskan secara kasat mata jika stunting itu bisa dilihat ketika tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. “Kalau anak-anak kita ingin tumbuh kembang dengan baik sesuai dengan usianya, sejak janin tumbuh harus betul-betul diperhatikan asupan gizinya. Dari pemerintah mengatakan jika anak usia dua tahun itu bisa kita intervensi agar lepas dari stunting, tapi jika sudah di atas umur itu sudah agak sulit. Makanya sejak dini harus diperhatikan gizinya,” terang dokter yang biasa disapa dr. Mahendra ini.
Syarif, Sekretaris Desa Pantap mengucapkan terima kasih atas bantuan relawan ini. Ia berharap program seperti ini memotivasi ibu-ibu di desa ini lebih giat lagi membawa anak bayi, balita serta ibu hamil untuk memeriksa kesehatan tumbuh kembang anak dan janin. “Terima kasih atas kunjungan bapak ibu semua. Penyuluhan ini tentu akan menjadi ilmu baru bagi ibu-ibu dalam upaya mencegah anak-anaknya stunting,” ujarnya.
Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil.
Nora memberikan arahan kepada salah satu ibu agar semangat untuk rutin datang ke posyandu.
Mariem, salah satu ibu yang anaknya terdeteksi stunting merasa terbantu dengan penyuluhan kali ini. “Matur nuhun yo bu, Alhamdulillah ya Allah, ga nyangka anak saya mendapat perhatian dari sampeyan semua, dikasih telur dan susu lagi. Anak saya memang beda dari kakaknya Bu. Susah makannya terus sering BAB gitu dan gampang sakit. Makanya perawakannya yo cilik bu,” tuturnya kepada relawan.
Begitupun dengan ekspresi ibu-ibu lainnya yang menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Besar harapan mereka agar bantuan ini bisa terus berlangsung di desanya. “Sampai ketemu lagi ya Dek,” ucap Elsa dan Melisa kepada salah satu balita.
Dan untuk 4 anak yang terdeteksi stunting, relawan akan terus memantau dan memberikan PMT sepekan sekali. Dari kegiatan ini relawan berharap, para ibu rutin memeriksakan anaknya ke posyandu setempat, agar kondisi kesehatan anak-anaknya terpantau.
Editor: Khusnul Khotimah
Sitemap