Penyuluhan Kesehatan di Sekolah Tzu Chi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto Para orangtua murid dan pengasuh (nanny) berbaris di samping garis batas, menunggu para murid satu per satu dibimbing keluar oleh para guru. |
| ||
Selain itu, para tim medis juga berupaya melindungi kehidupan dan menjaga kesehatan warga dengan penuh cinta kasih. Master Cheng Yen berharap upaya-upaya tim medis tersebut dapat terlihat oleh setiap orang, dan menginspirasi warga untuk ikut terlibat dalam upaya yang mulia ini. Hari Kamis, tanggal 6 September 2011, Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat bekerja sama dengan Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara melakukan edukasi untuk para orang tua dan pengasuh anak (nanny) yang datang menjemput anak-anak di ruang tunggu. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 10.30 WIB.
Keterangan :
“Kegiatan ini dimulai sejak bulan Agustus, yang berarti sudah diadakan untuk keempat kalinya, dimana penyuluhan pertama diisi oleh dokter anak membahas mengenai masalah kesulitan makan pada anak, lalu minggu kedua diisi oleh dokter gigi, minggu ke tiga oleh dokter THT, dan yang terakhir diisi oleh dokter umum,” ujar dokter Yoke Yulian, Manajer Pelayanan Medik di RSKB Cinta Kasih. Dokter Yoke telah bekerja di RSKB sejak tahun 2008, dimana pada saat itu RSKB belum terbentuk dan masih bernama Poliklinik Cinta Kasih Tzu Chi yang kemudian di tahun yang sama berkembang menjadi RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Selama bekerja di RSKB Cinta Kasih, ia bertugas sebagai penanggung jawab di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) hingga pada bulan September 2011 ini dirinya dipercaya untuk memegang posisi sebagai Manajer Pelayanan Medik.
Keterangan :
Dokter Yoke menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan atas permintaan Sekolah Tzu Chi Indonesia, mengingat pada pagi hari, para orangtua murid atau nanny banyak yang menunggu di ruang tunggu Sekolah Tzu Chi. Sekolah Tzu Chi merasa sayang jika para orangtua murid atau nanny hanya duduk dan menunggu tanpa adanya masukan positif yang dapat menunjang pendidikan murid dalam lingkungan keluarga. Mungkin juga ini adalah sebuah nilai ‘plus’ untuk Sekolah Tzu Chi, dimana mereka meminta kami (dokter-dokter di RSKB) untuk memberikan bimbingan kesehatan untuk para orangtua atau nanny,” jelas Yoke. Pada kegiatan ini, Dokter Yoke memberikan penyuluhan mengenai cara merawat luka di rumah. Para orangtua ataupun Nanny yang mendengarkan penyuluhan, merasa senang dengan adanya penyuluhan ini, mereka mendapat banyak masukan positif. “Penyuluhan ini sangat bagus, banyak memberi informasi yang kita tidak tahu. Seperti cerita tadi bila digigit orang harus disuntik obat tetanus. Hal ini saya baru dengar, tapi bila dipikir-pikir masuk akal juga sih,” ujar Leni, nenek yang memiliki tiga orang cucu dan tinggal di kawasan Permata Kota, Jakarta Utara ini. Leni sedang menunggui cucunya yang berada di kelas K1 (Kindergarten). Sembari menunggu ia merasa senang karena bisa menambah pengetahuan. Hal yang sama juga dirasakan oleh Merry, orangtua murid K1 di Sekolah Tzu Chi ini. Biasanya, ia selalu mengobrol dengan teman atau kadang ada yang mengajaknya pergi ke pasar untuk menghabiskan waktu hingga anaknya pulang dari sekolah. “Kebetulan suami saya baru terkena luka infeksi beberapa hari yang lalu. Berhubung penyuluhan ini membahas mengenai perawatan luka, jadi penasaran mau tanya lebih lanjut. Saya juga mau tahu kenapa suami saya bisa terkena luka infeksi, padahal suami saya tidak memiliki penyakit diabetes. Tapi setelah adanya info dari Dokter Yoke, jadi lebih mengerti sih,” jelas Merry.
| |||