Penyuluhan Ramah Lingkungan di Hari Bumi
Jurnalis : Arimami SA, Fotografer : Arimami SASuriadi (baju biru), Ketua Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan penyuluhan tentang bahaya sampah plastik dan styrofoam serta memperlihatkan selimut hasil daur ulang dari plastik kepada peserta penyuluhan di SD Tarakanita 1, Jakarta Selatan.
Bertepatan dengan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2016, SD Tarakanita 1, yang beralamat di jalan Barito II no. 54, Jakarta Selatan mengadakan penyuluhan bahaya sampah plastik dan Styrofoam bagi lingkungan. Penyuluhan dilakukan kepada 50 orang peserta yang terdiri dari pedagang, orang tua siswa, serta berbagai pihak di sekitar lingkungan sekolah. Ada pun untuk menambah informasi, pihak sekolah mengundang pembicara dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Kegiatan yang diadakan oleh Forum Komunikasi Kerjasama Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat (FKKSKM) SD Tarakanita 1, sebagai bentuk dukungan kepada Keuskupan Agung Jakarta yang membuat program pantang plastik dan styrofoam sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sebagai pembicara dalam penyuluhan ini, FKKSKM mengundang Suriadi, Kepala Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk menjelaskan tentang bahaya penggunaan plastik dan styrofoam serta cara meminimalisir pengunaan kedua material tersebut.
Penyuluhan diawali dengan sambutan ketua panitia, Ivone Tobing yang mengajak seluruh elemen lingkungan sekolah baik di dalam atau di luar lingkungan sekitar sekolah untuk lebih memahami lebih jauh lagi tentang sampah plastik. “Saya berharap dengan adanya penyuluhan ini, penggunaan dari plastik dapat kita minimalkan dan penggunaan styrofoam dapat dihindari,” ungkapnya. Ia juga mengungkapkan alasan mengundang pembicara dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia karena aktifnya Tzu Chi di bidang sosial dan di dalamnya juga terdapat program pelestarian lingkungan.
Lusia Tuti Sulistyani, Kepala Sekolah SD Tarakanita 1 memberikan sambutan kepada peserta penyuluhan bahaya sampah plastik dan styrofoam.
Ivone Tobing (Kiri), Ketua Panitia sekaligus anggota Forum Komunikasi Kerjasama Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat (FKKSKM) SD Tarakanita 1 mengajak seluruh elemen lingkungan sekolah baik di dalam atau di luar lingkungan sekitar sekolah untuk lebih memahami lebih jauh lagi tentang bahaya sampah plastik.
Dalam penjelasannya, Suriadi menerangkan kepada para peserta penyuluhan bahayanya plastik dan styrofoam terhadap kesehatan. “Penggunaan plastik dan styrofoam sangat beresiko terhadap kesehatan, apalagi anak-anak,” ungkapnya. Ia juga menambahkan, plastik dan styrofoam sangat mencemari lingkungan karena membutuhkan waktu lama untuk terurai dengan tanah, jadi harus diminimalisir penggunaannya.
Penyuluhan tentang bahaya sampah plastik dan styrofoam ini menjadi edukasi bagi lingkungan sekolah SD Tarakanita 1. Seperti yang diungkapkan Edison Tonny Simanjuntak, pengantar salah satu siswa di SD tersebut. “Saya lihat program pelestarian lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi sangat baik untuk memberikan arahan kepada pedagang dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Edison. Menurutnya banyak informasi yang bermanfaat yang diperolehnya dari acara ini. “Dari penyuluhan ini saya menyadari lebih dalam tentang pengetahuan bagaimana bahaya sampah plastik dan pastinya akan saya kurangi semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Para peserta penyuluhan yang hadir terdiri dari para orang tua murid, pengantar murid, dan pedagang di sekitar lingkungan sekolah.Mereka datang untuk memahami bahaya sampah plastik dan styrofoam.
Tukino, salah satu pedagang kaki lima di sekitar SD Tarakanita 1 sedang menempelkan poster “Yuuk !! Kurangi Penggunaan Plastik & Styrofoam” setelah mengikuti penyuluhan di SD Tarakanita 1.
Edukasi Bagi Pedagang
Para pedagang yang mengikuti penyuluhan ini juga diimbau untuk mengurangi pemakaian kedua material tersebut, karena beberapa pedagang di sekitar lingkungan sekolah masih menggunakan bahan-bahan tersebut. Seperti yang diungkapkan Lusia Tuti Sulistyani, Kepala SD Tarakanita 1 bahwa kegiatan ini memberikan penyuluhan kepada pedagang sekitar mengenai bahaya plastik dan styrofoam. “Sebenarnya anak-anak sudah dibiasakan membawa bekal sendiri, tetapi yang terjadi saat anak-anak membeli makanan di luar sekolah, para pedagang banyak yang menggunakan plastik dan styrofoam,” ungkap Lusia. Di akhir kegiatan penyuluhan ini, Lusia juga menambahkan harapan ke depannya bagi para pedagang dan elemen-elemen di sekitar lingkungan sekolah. “Tentunya gol besarnya adalah pedagang, pengantar siswa, guru, dan elemen di sekitar sekolah meminimalisir penggunaan 2 material tersebut,” tutupnya.
Menurut Tukino, salah satu pedagang kaki lima di sekitar SD Tarakanita 1, penyuluhan ini menambah pengetahuan tentang bahayanya menggunakan plastik dan styrofoam untuk tempat makanan. “Kami senang mendapatkan penyuluhan dan pengertian bahwasanya kita harus mengurangi penggunaan kantong plastik, jadi kalau mau beli di sini ya harus bawa sendiri tempatnya,” ungkapnya. Ia juga berharap untuk ke depannya, semua pedagang yang ada di sekitar lingkungan SD Tarakanita 1 mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam dalam berdagang.
Selain penyuluhan tentang bahaya sampah plastik dan styrofoam, kegiatan ini juga menyuguhkan permainan dengan hadiah doorprize bagi para peserta dan mengkampanyekan untuk berhenti menggunakan 2 bahan material tersebut dengan membagikan poster bertuliskan “Yuuk !! Kurangi Penggunaan Plastik & Styrofoam” kepada seluruh peserta pada akhir kegiatan penyuluhan tersebut.