Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

Rabu, 18 Juni 2014, Susie Shijie, wakil Kepala Sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, memberikan sharing mengenai profesi guru yang tidak hanya mengajar tapi sudah seharusnya mendidik murid.

Menurut Master Cheng Yen, misi pendidikan dan profesi pendidikan adalah dua hal yang sangat berbeda. Tugas seorang guru yang berprofesi guru adalah mengajar yaitu memulai materi pelajaran dan setelah mata pelajaran selesai, maka guru akan meninggalkan kelas dan meninggalkan murid-muridnya. Sedangkan tugas seorang guru yang mengemban misi pendidikan akan memegang teguh tekad awal sebagai guru, tidak melupakan cita-citanya sebagai guru, menyayangi murid-muridnya dengan welas asih Bodhisatwa dan guru yang mengajar dengan misi, tidak ada kata memulai dan menyudahi kelas, tetapi berinteraksi dengan murid tidak hanya pada jam pelajaran saja, melainkan sebagai guru yang mengabdi penuh, bertindak sebagai orang tua  yang memperhatikan anak didiknya.

Dibidang pendidikan, Yayasan Buddha Tzu Chi Medan telah menjalankan beberapa kelas berdasarkan jenjang pendidikan anak-anak di sekolah yaitu: kelas Tzu Yu, Tzu Shao, Tzu Ching, Kelas kata perenungan dan memasukkan pembelajaran budaya humanis untuk anak-anak Sekolah Dharma Bakti di Lubuk Pakam.

Dalam masa liburan sekolah kali ini, seorang relawan Tzu Chi di Jakarta yaitu Susie Shijie yang dalam kehidupan sehari-harinya berkecimpung di dunia pendidikan yaitu sebagai wakil Kepala Sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Ia menghabiskan masa liburannya di Lubuk Pakam yang juga merupakan kampung halamannya. Jarak antara Lubuk Pakam dan Medan sendiri cukup dekat dan bisa ditempuh dalam 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Dan dulu Susie Shijie adalah kepala sekolah di sekolah Dharma Bakti. Untuk itu pengurus Kanpu Pendidikan, Nuraina Shijie meminta Susie Shijie agar dapat kiranya berbagi pengalaman kepada relawan pendidikan di Tzu Chi Medan dan kepada guru-guru sekolah Dharma Bakti di Lubuk Pakam.

Handra Sikoko Shixiong mengawali gathering budaya humanis ini dengan menjelaskan tentang misi-misi Tzu Chi dan salah satunya adalah misi pendidikan.

Mengajar Dengan Sepenuh Hati
Minggu pagi yang cerah 15 Juni 2014, dua orang relawan Tzu Chi Medan menjemput Susie Shijie di kota Lubuk Pakam. Sesampainya di Medan waktu menunjukkan pukul 09.30 WIB, Susie Shijie diajak melihat kelas kata perenungan di Depo Daur Ulang Mandala. Setelah berbincang-bincang dengan relawan pengajar di kelas perenungan kemudian Susie Shijie meneruskan perjalananya ke Huiso Tzu Chi Medan, yaitu di Komplek Cemara Asri. Sesampainya di Huiso, Susie Shijie diajak melihat kelas Tzu Shao di lantai 3. Pada waktu itu anak-anak Tzu Shao sedang mengerjakan kerajinan tangan dari bahan daur ulang. Jennifer Shijie salah satu relawan pendidikan di kelas Tzu Shao memperkenalkan kedatangan Susie Shijie kepada anak-anak Tzu Shao dan anak-anak menyapa dengan ramah Susie Shigu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, Susie Shijie dengan penuh semangat memberikan sharing kepada shixiong dan shijie Tzu Chi Medan khususnya relawan pendidikan. Acara ini dihadiri 6 orang komite, 15 orang biru putih, 8 orang abu putih dan 1 Tzu Ching.

Sharing kedua diadakan pada Rabu tanggal 18 Juni 2014 pukul 09.30 WIB. Diikuti 24 orang guru, 4 orang komite, 2 orang relawan biru putih dan 1 orang relawan abu putih. Sebagai pembuka acara Handra Sikoko Shixiong mengawali gathering budaya humanis ini dengan menjelaskan tentang misi-misi Tzu Chi dan salah satunya adalah misi pendidikan. Handra Sikoko Shixiong mengatakan, “Apabila seseorang mempunyai pendidikan yang lebih baik, baik itu pendidikan moral maupun pengetahuan maka orang tersebut kehidupannya akan lebih baik, untuk itu Master Cheng Yen selalu menitik beratkan masalah pendidikan.”

Beberapa hari sebelum sharing dengan para guru, Susie Shijie juga memberikan sharing pada para relawan Tzu Chi Medan.

Menurut Susie Shijie, apabila seorang relawan telah menjatuhkan pilihan sebagai guru atau tenaga pendidik, maka sudah seharusnya menjalankannya dengan kesungguhan hati. Karena seburuk apapun seorang anak, asalkan mendapatkan seorang guru yang baik, maka akan berpeluang untuk berubah menjadi baik. Untuk itu diharapkan kepada relawan pendidik harus komitmen dan mencurahkan perhatiannya untuk anak-anak, baik menyangkut penyediaan materi, cara ngajar maupun bagaimana interaksi antara relawan dengan anak-anak. “Master Cheng Yen menginginkan kita menyelenggarakan pendidikan yang berpendidikan, artinya: pendidikan dari hal yang sangat kecil sekali seperti cara duduk, cara berdiri, berbaris dan menyapa,” ujar Susie Shijie. Dari hal-hal yang kecil inilah akan membentuk karakter anak. Dengan duduk yang baik, anak-anak akan dapat konsentrasi penuh menerima apa yang akan guru ajarkan. Dengam berdiri dan berbaris yang baik, anak-anak dapat belajar bersosialisasi dengam sesama dan dengan dapat menyapa dengan baik maka anak-anak akan tahu diri dan saling menghormati.

Susie Shijie mengimbau kepada guru-guru untuk menjadi guru yang mengajar karena cita-citanya sebagai guru bukan mengajar karena tuntutan hidup. Mengajar karena sesuai dengan cita-citanya sebagai guru maka guru akan secara sukarela berusaha keras menunaikan tugasnya mendidik. Berpegang teguh pada semangat dan misi mengabdi terhadap pendidikan, memperlakukan murid layaknya anak sendiri, tulus bersumbangsih, maka sekalipun melelahkan namun hati terasa damai dan bahagia. Namun jika mengajar demi tuntutan hidup maka guru akan kehilangan daya mawas diri dan cita-citanya, sehingga menjalankan tugas dengan keterpaksaan.

Sebagai pesan cinta kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi Medan yang diwakili Ketua Hu Ai Tzu Chi Medan, Jovita Shijie mengatakan, “Dengan sharing dari Handra Sikoko Shixiong dan Susie Shijie maka diharapkan guru-guru dapat mengajari anak-anak dengan tulus, karena anak-anak itu adalah harapan orang tua dan harapan bangsa.”

Mengakhiri acara, Ketua Hu Ai Tzu Chi Medan, Jovita Shijie memberikan pesan cinta kasih untuk semua peserta yang hadir.

Sebagai penutup acara sharing, Jenny Shijie selaku kepala sekolah TK mengucapkan terima kasih kepada relawan Tzu Chi Medan atas terselenggaranya acara sharing ini dan juga terima kasih kepada Susie Shijie yang sudah bersedia berbagi pengetahuan. Untuk itu beliau mengharapkan semoga kedepannya guru-guru dapat mengajar dengan hati bukan dengan kekuatan atau power dan semoga semua guru bisa menjadi guru yang berani berkomitnen menjadi guru yang luar biasa bagi anak-anak.

Menurut Imelda Shijie, wakil kepala sekolah SD, melalui sharing dari Susie Shijie, guru-guru menjadi mengerti visi-misi seorang guru dan sharing tersebut memotivasi dirinya yang akhir-akhir ini sudah merasa jenuh dengan bentuk pengajaran yang begitu-begitu saja sehingga sekarang kembali ada semangat baru memulai tahun ajaran baru 2014 - 2015.

Semoga apa yang dicurahkan dari lubuk hati paling dalam Susie Shijie dapat menginspirasikan relawan pendidikan Tzu Chi Medan dan juga guru-guru di sekolah Dharma Bakti Lubuk Pakam. Dan perlu diingat apa yang Master Cheng Yen katakana, “Peranan segitiga dalam dunia pendidikan yaitu: Murid yang hormat dan taat pada guru dan norma, guru yang menjalankan kewajiban sebagai pendidik, dan orang tua yang rela bekerja sama. Ketiga hubungan tersebut bila berjalan dengan baik maka tujuan luhur pendidikan akan tercapai. Jika hanya guru yang memainkan peranan saja, maka tujuan pendidikan yang sempurna tidak akan terwujud.”

Susie Shijie sharing dengan para guru kelas kata perenungan di Depo Mandala.


Artikel Terkait

Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

26 Juni 2014

Dalam masa liburan sekolah, Susie Shijie, wakil Kepala Sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK memberikan sharing mengenai misi Pendidikan pada relawan Tzu Chi Medan dan juga guru di sekolah Dharma Bakti, Lubuk Pakam.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -