Perasaan Seperti Pulang ke Rumah Sendiri

Jurnalis : Nur Maghfiroh (He Qi Utara) , Fotografer : Nur Maghfiroh (He Qi Utara)
“Setiap hari merupakan lembaran baru dalam hidup kita, setiap orang dan setiap hal yang ada di dalamnya merupakan kisah-kisah yang menarik,” kata perenungan Master Cheng Yen

Keceriaan yang tercipta oleh interaksi antara relawan Tzu Chi Hu Ai Jelambar dengan opa oma di Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia di Jelambar, Jakarta Barat

Minggu, 16 Maret 2014, pukul 07.00 WIB, ketika udara masih segar dan jumlah kendaraan di jalan masih sedikit, kami relawan Tzu Chi Hu Ai Jelambar mulai tiba di dinas sosial rumah perlindungan lanjut usia di daerah Jelambar. Sebanyak 20 relawan datang secara bertahap. Opa dan oma yang sudah tahu kami akan datang segera bergegas ke teras panti menunggu kami. Alunan musik dangdut seakan menyambut relawan yang datang disertai senyum bahagia di wajah mereka. Pelukan dan ciuman di kening relawan segera mendarat seakan melihat cucu datang mengunjungi mereka. Dengan cekatan relawan menerima dengan senyuman ikhlas sehingga terjadi pemandangan yang indah antara cucu dengan oma yang bertemu setelah sekian lama tidak berjumpa.

Bererapa oma dan opa meminta kami untuk memotong dan merapihkan rambut. Karena hanya beberapa relawan yang punya keahlian menggunting maka ketika mereka menunggu giliran untuk di rapihkan rambutnya, relawan menawarkan bantuan menggunting kuku opa dan oma. Obrolan pun terjadi dengan relawan, mereka merasa senang kembali ke Jelambar setelah hampir setahun mereka di pindah sementara ke Cengkareng. Perasaan seperti pulang ke rumah sendiri membuat mereka dengan mudah  beradaptasi di Jelambar.

Menurut Slamet, para penghuni panti sudah mulai pindah tanggal 5 Februari 2014.  Bangunan baru tersebut terdiri dari tiga lantai dan ada tempat pegawai di lantai atas sehingga bisa menjaga opa dan oma selama 24 jam. Sedangkan jumlah penghuni berdasarkan data terbaru sebanyak 68 orang (lebih sedikit dibanding terakhir kami datang). Panti ini dikhususkan untuk opa dan oma yang terlantar di jalanan. Mungkin itu salah satu alasan kenapa mereka sangat bahagia ketika tahu akan ada kunjungan dari relawan.

Pelukan dan ciuman di kening relawan segera mendarat seakan melihat cucu datang mengunjungi mereka.

Minah Shijie (kanan) dengan cekatan merapihkan rambut opa dan oma.

 

Oma Jumini bercerita tentang hidupnya dan perasaan pindah kembali ke Jelambar. Dengan keterbatasan dalam bergerak, oma masih bisa mandiri dengan mencuci baju sendiri dan oma bersyukur karenanya. Karena dia melihat beberapa teman satu kamar bahkan bergerak saja mereka sudah memerlukan bantuan orang lain. Fasilitas yang ada juga lebih baik dari pada di Cengkareng terutama air bersih.

Lain halnya cerita dari salah satu relawan Jelambar Minah Shijie, dengan lincah dia merapihkan rambut opa dan oma tanpa henti sepanjang acara berjalan. Minah Shijie turun tangan karena beberapa relawan yang ahli merapihkan rambut tidak hadir, maka dengan bertekad hati membantu merapihkan rambut. Sebenarnya Minah Shijie pernah kursus di sebuah salon tetapi karena tidak ada yang menarik hatinya keahlian tersebut hanya menjadi sekedar ilmu yang tidak dipraktekan. Bahkan ketika suaminya pernah meminta Minah Shijie buka salon sendiri tetapi tidak pernah terlaksanakan. Tetapi melihat opa dan oma yang berharap rambutnya di rapihkan maka Minah Shijie tidak kuasa menolak permintaan sehingga gunting, sisir, dan alat cukur segera di ambil dan mulai beraksi merapihkan rambut. Sungguh sebuah ladang berkah yang digarap Minah Shijie dengan baik.

Acara utama di mulai sekitar pukul 09.30 WIB, dibawakan oleh Veronica Shijie dan Luna Shijie di awali dengan senam tubuh ringan menggerakkan tangan dan kaki. Dilanjutkan dengan acara bernyanyi dan joged. Opa dan oma dengan antusias mengikutinya. Canda dan tepukan tak henti-hentinya terdengar di ruangan depan. Sekitar dua jam sebanyak 30 opa dan oma berinteraksi dengan relawan. Ada beberapa opa dan oma masih dalam antrian merapihkan rambut dan beberapa opa sedang asyik membaca tabloid Tzu Chi yang di bawa relawan di depan panti sehingga mereka tidak ikut berpartisipasi dalam acara.

Beberapa opa dan oma ikut bergandengan tangan dengan relawan dan mengikuti gerakan bahasa isyarat  satu keluarga.


Selesai acara relawan Tzu Chi menyiapkan bingkisan untuk diberikan kepada opa dan oma.

Acara ditutup dengan pembagian makanan ringan berupa roti dan biskuit. Walaupun tidak mewah tetapi opa dan oma merasa senang karena perhatian yang mereka terima dari relawan. Karena tidak semua opa dan oma yang turun maka relawan ke lantai atas untuk membagikan bingkisan kecil ke opa dan oma yang tidak bisa turun. Beberapa opa dan oma yang beberapa bulan yang lalu masih bisa berinteraksi dengan kami tetapi ketika kami melihat ke lantai atas oma tersebut sakit sehingga harus berada di tempat tidur. Sungguh hati kami merasa sedih karena tidak bisa melihat senyum oma tersebut.

Persembahan dari relawan berupa lagu berbahasa isyarat tangan “Satu Keluarga” merupakan acara terakhir dengan tidak melupakan budaya humanis khas Tzu Chi, yaitu ucapan Gan En kepada opa dan oma. Beberapa opa dan oma ikut bergandengan tangan dengan relawan dan mengikuti gerakan bahasa isyarat satu keluarga. Sungguh serasa menjadi keluarga yang utuh dalam satu rumah. Hangat dan tidak ingin berpisah adalah perasaan yang tersirat dari relawan ketika acara akan berakhir.

Pukul 12.00 siang acara resmi berakhir, karena opa dan oma harus istirahat dan masuk makan siang mereka. Sebelum bubar Veronika Rusli Shijie sebagai koordinator kegiatan di panti sosial Jelambar, menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan perdana karena mereka baru saja pindah ke tempat lama tapi dengan bangunan baru. Sehingga dikhawatirkan mereka merasa tidak nyaman dengan bangunannya. Tetapi ketika datang kekhawatiran tersebut sirna karena opa dan oma merasa nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Ketika sedang membereskan peralatan Veronica Shijie mengadakan diskusi ringan.  Ketika berinteraksi dengan opa dan oma beberapa relawan menerima masukan bahwa opa dan oma merasa jedah waktu yang lama jika hanya satu kali kunjungan dalam dua bulan. Saran mereka bagaimana satu bulan satu kali kunjungan. Mendengar usulan relawan, Veronica Shijie akan mempertimbangkan usulan tersebut melihat bagaimana sedihnya opa dan oma ketika acara berakhir. Alasan lain  karena letak panti juga tidak terlalu jauh dengan lokasi rumah relawan Hu Ai Jelambar maka saran tersebut patut dipertimbangkan. Semoga jalinan jodoh kasih antara opa dan oma dengan relawan Hu Ai Jelambar dapat terjalin dengan baik sehingga relawan dapat menggarap ladang berkah secara maksimal.


Artikel Terkait

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -