Di depan para hadirin, Moderator Merry Sudilan membawa pesan Master Cheng Yen tentang ada dua hal yang tidak boleh ditunda di dalam kehidupan ini, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebaikan.
Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan mengadakan perayaan Hari Ibu 2023 di Kantor Cabang Cemara Asri. Kegiatan perayaan Hari Ibu 2023 ini dilaksanakan pada Minggu, 7 Mei 2023 yang dihadiri oleh 33 keluarga dan didukung oleh 45 orang relawan sebagai panitia dan pendamping.
Merry Sudilan pemandu acara menyambut dengan rasa syukur layaknya sebuah keluarga. Merry mengatakan setelah tiga tahun menanti, dengan rasa penuh syukur akhirnya perayaan Hari Ibu tahun ini (2023) bisa kita lakukan secara tatap muka.
“Ada tiga perayaan penting di bulan Mei. Pertama, Hari Suci Waisak kita rayakan dengan membalas budi luhur Sang Buddha. Kedua, Hari Ibu, kita rayakan dengan membalas budi luhur seorang Ibu. Ketiga, Hari Tzu Chi Internasional kita rayakan dengan membalas budi luhur semua makhluk,” Ungkap Merry dengan wajah gembira.
Madeleine (6) berbagi cerita tentang semua kebaikan Mamanya yang mempunyai hobi bernyanyi dan berikrar untuk selalu mencintai Mama dan juga Papanya. Sesi ini adalah sesi sesi pidato bertemakan “Mama Saya Seorang Yang Cekatan”.
Murni, salah satu Mama yang hadir merasakan sukacita dengan ketulusan hati Harold (6) membasuh tangannya di puncak acara perayaan Hari Ibu 2023.
Erlina Khe relawan pendamping dalam sharingnya berpesan untuk selalu menghargai jalinan jodoh baik dengan orang tua kita karena jalinan jodoh ini belum tentu sama di kehidupan berikutnya.
“Mama sangat cerewet dan suka atur! Itu yang sering kita dengar dari Mama. Di balik semuanya, seorang Mama hanya bisa berusaha membesarkan anak-anaknya dengan menjaga mereka sebaiknya-baiknya. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, seorang Mama hanya bisa memberikan kehidupan, tetapi tidak mungkin bisa memberikan segala-galanya kepada anak-anaknya. Seorang Mama memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya,” tutur Erlina.
“Sebagai anak, kita harus sadar dan hargai jerih payah dan pengorbanan seorang Mama. Semua orang tua mempunyai kekurangan, tetapi mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik dan dengan tulus kepada anak-anaknya. Sebagai anak, bukan hanya di Hari Ibu, tetapi setiap hari kita harus menghargai jalinan jodoh ini dengan berbakti kepada Mama. Jangan sampai setelah mereka (orang tua) tiada baru menyesal,” lanjut Erlina.
Varick (11) memberikan kecupan kepada Mamanya sebagai ungkapan kasih atas segala pengorbanan dan jerih payah beliau selama ini.
Para Bodhisatwa Cilik pemeran drama “Burung Gagak yang Berbakti” mengungkapkan rasa syukur kepada hadirin perayaan Hari Ibu di akhir pementasan.
Perayaan Hari Ibu ini berlangsung lebih kurang tiga jam yang di isi beragam sesi menarik dan menyentuh hati. Ada pertunjukan bahasa isyarat tangan (Sou Yu), pidato mini, seni suara, musik (biola & piano), drama, hingga sesi sharing dari para Mama yang hadir.
Selain relawan pendamping, hampir semua anak-anak kelas Budi Pekerti (Bodhisatwa Cilik) binaan Misi Pendidikan Tzu Chi Medan yang saat ini duduk di tingkat Sekolah Dasar mengisi semua serangkaian sesi.
Salahsatu sesi yang banyak mendapat sambutan dari para hadirin adalah drama yang bertemakan “Burung Gagak yang Berbakti”. Pada drama itu, anak-anak diajak untuk ikut merasakan jerih payah dan pengorbanan Mama Gagak dalam merawat dan membesarkan anak-anak burung gagak. Sikap anak-anak burung Gagak itu membalas budi dan merawat Mama Gagak mereka di hari tua.
Julian (12) berjanji untuk terus menjadi seorang anak yang budiman dan selalu mendoakan kesehatan dan umur yang panjang untuk Mamanya.
Julian (12), salahsatu Bodhisatwa Cilik yang ikut dalam pementasan drama merasakan sukacita dan keharuan yang mendalam di hari Ibu 2023 ini. “Walau kadang cerewet, semua yang Mama lakukan adalah demi kebaikan saya. Saya berjanji untuk menjadi anak yang baik, tidak lagi membantah, senantiasa membantu dan mau selalu menjaga hati Mama. Semoga Mama sehat dan panjang umur selalu.” ucap Julian.
Berbeda dengan perayaan Hari Ibu sebelumnya, puncak perayaan Hari Ibu ini diisi dengan membasuh kaki dan tangan Mama sebagai wujud rasa bakti kepada orang tua. Selain itu anak-anak menyuguhkan segelas teh hangat, melakukan pemijatan dan memberikan untaian bunga. Rasa sukacita dan keharuan mendalam dialami oleh masing-masing keluarga.
Meiny merasakan perubahan diri pada Gilbert (11) yang menjadi lebih sopan dalam bertutur kata dan juga berharap mereka sekeluarga bisa terus terhimpun dalam satu keluarga besar relawan Tzu Chi.
Meiny salahsatu orang tua kelas budi pekerti merasakan perubahan pada Gilbert (11) sejak bergabung pada Januari 2023 lalu. “Sungguh sukacita melihat Gilbert menjadi lebih sopan dalam bertutur kata. Harapannya semoga Gilbert selalu berada di lingkungan yang baik, tumbuh menjadi seorang anak yang berprestasi dan berbudaya humanis,” ujar Meiny yang hadir bersama Suami.
Sebagai seorang Mama, Juni berdoa Joey (6) juga bisa terus tumbuh di lingkungan yang baik dan kelak menjadi seorang teladan yang baik dan berprestasi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Juni orang tua Joey (6) yang mengikuti kelas budi pekerti sejak awal 2023. “Sejak mengikuti kelas budi pekerti, Joey menjadi seorang anak yang lebih penurut, lembut dan berinisiatif. Semoga Joey bisa terus tumbuh menjadi seorang yang berkarakter dan teladan bagi sesama,” harap Juni bangga.
Moderator kegiatan Merry Sudilan sangat bersyukur dengan segala dukungan para relawan. “Semua kegiatan hari ini bisa terlaksana berkat dukungan dan semangat dari semuanya. Sebagai pendidik, saya selalu ingat pesan Master Cheng Yen tentang dua hal yang tidak boleh ditunda dalam kehidupan ini, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan” tutur Merry Sudilan di akhir kegiatan.
Editor: Anand Yahya