Perayaan Imlek di Sekolah Tzu Chi Indonesia
Jurnalis : Teddy Lianto , Fotografer : Teddy Lianto
|
| ||
Pendidikan juga dapat diberikan melalui permainan. Misalnya pendidikan kebudayaan yang dilakukan oleh Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pendidikan seperti ini sungguh penuh kebijaksanaan. Dengan menggunakan beberapa cara yang berbeda membuat pendidikan dapat diserap dengan baik oleh anak-anak. “Tujuan kita ialah agar anak-anak belajar lebih banyak tentang kebudayaan Tionghoa dan belajar bahasa Mandarin dalam bentuk yang lain. Jika biasanya anak-anak setiap hari belajar dari buku bahasa Mandarin, maka dengan memanfaatkan Hari Imlek ini para anak-anak dapat belajar dari teks-teks lagu Mandarin dan menyerapnya melalui praktik dengan menyanyi dan menari,” ujar Susie, Wakil Kepala SD Sekolah Tzu Chi Indonesia. Susie menambahkan jika kegiatan ini juga untuk merangsang pemikiran para anak sehingga mereka dapat langsung menyerap setiap pelajaran yang diberikan. “Kita melihat untuk merangsang pengetahuan anak agar berkembang adalah melalui dari yang mereka suka misalnya menyanyi dan menari. Dengan melakukan sesuatu yang mereka suka, mereka dapat lebih mendalami dan memahami setiap pelajaran,” tambah Susie.
Keterangan :
Memberikan Pengarahan Sedari Dini Seperti halnya Valerie (6), murid kelas 1 SD Sekolah Tzu Chi ini mulai paham untuk menolong orang lain. Valerie yang pada hari raya Imlek mendapatkan banyak angpau dari kerabat merasa bingung akan dikemanakan hadiah tersebut. Tetapi sang mama menyarankan uang tersebut sebagian digunakan untuk disimpan kembali ke Tzu Chi untuk menolong orang lain dan Valerie pun mengiyakan. “Kata Mama balikin lagi ke Tzu Chi, buat bantu orang lain,” ujar Valerie, murid kelas P1 Kindness ini.
Keterangan :
Tidak hanya Valerie, tetapi anak-anak Sekolah Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk juga mulai menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk orang yang membutuhkan setelah melihat bencana banjir yang terjadi pada bulan Januari 2013 lalu. “Untuk menumbuhkan kepedulian anak-anak terhadap orang yang membutuhkan, misalnya korban banjir. Setelah bencana banjir besar surut, para guru meminta anak-anak untuk menyisihkan sebagian uang jajan mereka guna dicelengkan untuk membantu orang yang kesusahan. Dan tadi pagi sebelum acara dimulai, celengan yang telah terisi penuh dikumpulkan dalam sebuah guci besar ,“ terang Susie seusai acara perayaan Imlek ini. Ini adalah bentuk pendidikan. Dharma telah meresap ke dalam hati anak-anak sehingga mereka bisa memahami rasa sakit yang dirasakan oleh makhluk hidup. Setelah memahaminya, secara alami anak-anak akan menghormati kehidupan. Semoga kebajikan dalam hati anak itu bisa bertahan selamanya. Insan Tzu Chi selalu memanfaatkan setiap momen dan setiap kondisi untuk membimbing anak-anak. Inilah bentuk pendidikan untuk membimbing anak-anak agar memiliki moralitas. Ini sangat jarang ditemui pada masa sekarang ini. Dari diri anak-anak, kita bisa melihat moralitas dan semangat budaya humanis yang tinggi. Saat mengenyam pendidikan di sebuah sekolah, kita harus menganggap sekolah itu bagai rumah sendiri. Setiap orang yang berada di sekolah adalah satu keluarga. Para guru bagaikan orang tua kita dan teman-teman sekolah bagaikan saudara kita. Semua orang yang ada di sekolah adalah satu keluarga. Lihatlah desain atap setiap bangunan Tzu Chi adalah berbentuk huruf “manusia” dalam bahasa Mandarin. “Bodhisatwa muda sekalian, kalian bukan hanya siswa semata, di dalam hati saya, kalian semua adalah Bodhisatwa muda. Sejak kecil, kalian telah dibimbing untuk mengasihi diri sendiri dan mengasihi orang lain. Inilah yang disebut Bodhisatwa,” terang Master Cheng Yen. |
| ||
Artikel Terkait
Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan
24 September 2024Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 mengadakan Pelatihan Relawan yang ke-4 di tahun 2024 ini. Pelatihan kali ini mengusung tema Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan, yang memberikan berbagai inspirasi dan membangun motivasi bagi 50 peserta yang hadir.