Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi
Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Leo Rianto (Tzu Chi Medan)Doa Bersama Perayaan Hari Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi berjalan khidmat. Doa bersama ini diikuti oleh 278 orang terdiri dari relawan, guru, siswa, dan orang tua murid.
Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Jati Hu Ai Titi Kuning Medan mengadakan Doa Bersama dalam rangka Perayaan Waisak 2023 dengan tema Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua dan Semua Makhluk Hidup di Sekolah Putra Bangsa Berbudi, Sabtu 27 Mei 2023. Para siswa, guru dan para orang tua pun dapat merasakan khidmat dan agungnya prosesi Waisak.
Ada juga sesi membasuh kaki dan menyuguhkan teh kepada ibu tercinta. Ini mengedukasi siswa- siswi untuk bersyukur akan budi luhur orang tua, berbakti dan membalas budi baik orang tua yang telah membimbing dan mengasuh mereka sejak lahir. Master Cheng Yen selalu mengatakan ada dua hal yang tidak dapat ditunda yaitu berbuat kebajikan dan berbakti pada orang tua.
Para guru, siswa, dan orang tuanya didampingi relawan melakukan prosesi Waisak.
Basuh kaki menghadirkan suasana haru.
Acara dimulai dengan kata sambutan dari Sekolah Putra Bangsa Berbudi serta dari Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Ditayangkan juga video kilas balik kegiatan Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Prosesi pemandian Rupang Buddha dimulai dengan penghormatan tiga kali kepada Buddha, Lantunan Gatha Pendupaan, Gatha Pujian bagi Buddha. Pada prosesi pemandian Rupang Buddha para relawan, guru, siswa, dan orang tuanya melakukan Li Fo Zu (sujud di kaki Buddha) dengan hati tulus dan hormat membungkukkan badan 90 derajat dan telapak tangan menyentuh air. Menerima harumnya bunga (Jie Hua Xiang), membungkukan badan dan mengambil sekuntum bunga. Serta Zhu Fui Ji Xiang berdoa semoga selalu diberkahi keberuntungan.
Pada akhir prosesi perayaan Waisak 2023 para relawan, guru, orang tua dan murid yang hadir melakukan doa bersama dengan memanjatkan tiga ikrar, pelimpahan jasa dengan melantunkan Gatha Pemandian Rupang Buddha dan Penghormatan tertinggi kepada Buddha.
Sri Vera Handayani sangat senang dengan kegiatan ini karena memberi kesempatan pada anak untuk berbakti pada orang tua.
Tampak Leo Rianto, kordinator kegiatan membimbing salah satu murid untuk menyuguhkan teh kepada orang tuanya.
Kegiatan basuh kaki orang tua dan menyuguhkan teh memberi makna lebih dalam pada perayaan Waisak ini. Yang mana seorang anak diingatkan lagi untuk lebih berbakti, lebih patuh pada orang tua.
“Waktu anak basuh kaki orang tua sangat menyentuh. Anak lebih mengenal orang tua, mereka sadar semua karena jasa orang tua. Harapan saya semoga semua anak lebih baik dan berbakti. Saya telah mendengar Buddha Tzu Chi telah banyak melakukan kebajikan, sosial. Kegiatan ini cukup motivasi dan saya senang jika anak-anak kelak mau ikut bersumbangsih,” kata Ibu Sri Vera Handayani, salah satu orang tua murid.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Waisak 2556: Menerapkan Sifat Buddha
18 Mei 2012Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia tahun 2012 / tahun 2556 BE di Pekanbaru saat ini dirasakan sangat istimewa, dimana pada tahun ini acara Waisak diadakan di lapangan terbuka.
Waisak 2556: Membangkitkan Ketulusan Hati
24 Mei 2012 Mereka pun ikut merayakan 3 perayaan besar yang diadakan oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia, yaitu perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Ini adalah perayaan Waisak pertama yang diadakan oleh Kantor Penghubung SingkawangWaisak di Kota Medan
19 Mei 2010Minggu pagi membuat kebanyakan masyarakat masih ingin beristirahat lebih panjang setelah beraktivitas seminggu. Tetapi tidak bagi relawan Tzu Chi Medan, sebanyak 1.500 orang mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Medan.