Perayaan Waisak di Tanjung Morawa

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Robby Mulia Halim, Kamin (Tzu Chi Medan)

Peserta menjalani prosesi Jie Hua Xiang (menerima harumnya bunga) dengan arahan dan aba-aba relawan.

Relawan Tzu Chi Medan memanfaatkan hari penuh berkah dengan mengadakan perayaan Waisak di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tanjung Morawa, (26/5/2024). Perayaan Waisak ini turut dihadiri 186 warga Tanjung Morawa, serta 43 relawan Tzu Chi.

Sepekan sebelumnya, para relawan mengadakan acara serupa di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan, lalu juga di Kompleks Asia Mega Mas. Tujuan kegiatan ini adalah mengajak masyarakat memperingati Waisak bersama sekaligus menjalin jodoh baik.

“Perayaan Hari Waisak dengan prosesi pemandian rupang Buddha supaya masyarakat lebih mengenal apa itu Waisak dan memahami makna yang terkandung dalam Hari Waisak. Dengan momen Waisak ini diharapkan dapat menyucikan hati dan melenyapkan kotoran bathin semua peserta, baik masyarakat maupun relawan,” ujar Bella, koordinator.

Setengah jam sebelum acara dimulai, para tamu telah berdatangan dan memenuhi pelataran depan depo, tempat berlangsungnya prosesi Waisak. Meja prosesi dan rupang Buddha telah disiapkan dan disusun berbaris rapi dan indah. Tak ketinggalan pelita, air, dan bunga yang merupakan wujud balas budi kepada Buddha, orang tua dan semua makhluk.

Pelita sebagai penghormatan kepada Buddha dan mengingatkan kita pada pancaran sinar kebijaksanaan yang menghalau kegelapan dan ketidaktahuan dalam diri manusia. Air melambangkan kesucian, kemurnian dan ketenangan yang mendorong kita dalam melatih tindakan, ucapan dan pikiran untuk memperoleh kebijaksanaan. Bunga sebagai pengingat akan ketidakkekalan segala sesuatu termasuk hidup kita sendiri sehingga kita dapat menghargai setiap momen dalam hidup kita dan tidak terikat padanya.

Para lansia Panti Jompo Harapan Jaya mengikuti prosesi Waisak dengan penuh syukur dan bersungguh hati dengan dibantu relawan.

Acara dimulai tepat pukul 18.30. Setelah kata sambutan dari Ketua He Qi Jati, Lim Ik Ju dan Ketua Xie Li (komunitas) Tanjung Morawa, Kim Fang, hadirin disuguhi video keindahan Ajaran Buddha dan kilas balik Tzu Chi Medan dalam menjalankan misi amal dan memberikan bantuan sosial kemanusiaan bagi yang membutuhkan.

“Berkat adanya jalinan jodoh yang istimewa, kita berkumpul di sini dalam upacara pemandian rupang Buddha. Di tengah banyaknya bencana alam yang mengirimkan sinyal peringatan, ajaran Buddha mampu menyucikan ladang bathin semua makhluk. Dengan hati penuh rasa hormat dan sukacita, marilah kita menyambut Hari Waisak tahun 2024 atau 2568 Buddhist Era,” kata Bella selaku MC.

Setelah melantunkan Gatha Pendupaan dan Gatha Pujian Buddha, acara pun masuk ke intinya, yaitu prosesi pemandian rupang Buddha yang berlangsung dengan khidmat dan agung. Para peserta mengikuti prosesi dengan tulus dan bersungguh hati sesuai aba-aba dari arahan pemandu acara, yaitu Li Fo Zu (kedua tangan menyentuh air dan bersujud di kaki Buddha), bermakna bersyukur atas budi luhur Buddha, membangkitkan rasa hormat yang paling tulus, refleksi diri pada kesalahan masa lalu, menaklukkan kesombangan dan noda bathin. Selanjutnya adalah Jie Hua Xiang (menerima harumnya bunga), bermakna tulus menerima keharuman ajaran Buddha. Aba-aba terakhir adalah Zhu Fu Ji Xiang (semoga selalu dipenuhi berkah), yaitu bertekad untuk mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan bathin dan mewujudkannya secara nyata.

Masyarakat mengikuti prosesi dengan tertib pada perayaan Waisak di Kompleks Asia Mega Mas.

Para peserta juga diajak membangun tekad baik untuk melindungi semua makhluk, bervegetaris dan memutar roda ketenteraman demi diri sendiri, keluarga dan bumi. Di penghujung acara, para hadirin bersama-sama menyimak ceramah Master Cheng Yen tentang makna Waisak, dilanjutkan berdoa dengan memanjatkan tiga ikrar diiringi lagu Cheng Xin Qi San Yuan dan diakhiri dengan pelimpahan jasa melalui Gatha Pemandian Rupang Buddha dan penghormatan tertinggi kepada Buddha.

Mengikuti Prosesi Waisak dengan Hati Tulus dan Bersyukur
Sebanyak 16 siswa-siswi dan satu guru SMA Methodist 6 Tanjung Morawa turut menghadiri perayaan Waisak ini. Guru pendamping, Sri Tanjung, S. Pd. terkesan dengan acara Waisak yang diadakan relawan Tzu Chi. Ini adalah yang kedua kalinya ia mendampingi anak didiknya menghadiri acara Tzu Chi Tanjung Morawa. Yang pertama adalah ulang tahun depo pada 2023 lalu. Walaupun berbeda keyakinan, ia ikut serta menjalani prosesi Waisak.

Peserta mengakhiri prosesi dengan berdoa Zhu Fu Ji Xiang (semoga selalu dipenuhi berkah) dengan tertib dan khidmat.

“Perayaan yang diadakan Tzu Chi ini terasa sangat tertib dan khidmat. Acara berjalan dengan teratur dan efisien dari awal hingga akhir. Para relawan sangat solid dan memberi arahan dengan ramah dan sabar. Terasa sekali ketulusan dan kesungguhan hati relawan. Saya yakin anak-anak (murid) juga merasakan hal yang sama dan mendapat manfaat dari acara Waisak ini, terutama bagi bathin dan spiritual mereka,” kata Sri mantap.

Sri juga berharap agar Tzu Chi terus menjalin jodoh baik dengan masyarakat Tanjung Morawa dan mengadakan kegiatan dan acara yang memberi manfaat dan inspirasi bagi orang banyak secara berkesinambungan.

Jono, mendapat pengalaman baru dari prosesi Waisak Tzu Chi. Jono yang berdomisili di Medan Sunggal mengenal Tzu Chi dari DAAI TV Medan. Ia sedang melakukan perjalanan ke Tanjung Morawa dan mendapat informasi bahwa Tzu Chi mengadakan acara Waisak. Ia pun menghadirinya dan mengikuti prosesi Waisak dengan hati penuh syukur.

“Perayaan Waisak ini adalah pengalaman pertama bagi saya. Prosesi Waisak Tzu Chi berbeda dengan yang diadakan organisasi lain pada umumnya. Saya merasakan ketenangan bathin yang tidak diperoleh dari yang pernah saya ikuti sebelumnya. Sungguh luar biasa. Semoga saya berkesempatan mengikuti acara seperti ini lagi dan kegiatan-kegiatan Tzu Chi yang lain,” ujar Jono bersemangat.  

Relawan berfoto bersama dengan guru dan murid-murid Sekolah Methodist 6 Tanjung Morawa.

Perayaan Hari Waisak adalah momen yang sangat membahagiakan dan sangat bermakna. Saat berdoa bersama-sama, semua orang dapat merasakan kedamaian, membangkitkan ketulusan dalam bathin dan menghimpun banyak kekuatan cinta kasih untuk mewujudkan keharmonisan di dunia. Mengutip Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Memperingati Hari Waisak dengan khidmat dan membalas budi luhur Buddha, memahami kebenaran sejati dan melenyapkan kegelapan bathin, menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk, menyerap Dharma ke dalam hati dan menciptakan berkah bagi dunia.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Perayaan Hari Ibu di Selatpanjang

Perayaan Hari Ibu di Selatpanjang

30 Mei 2024

Relawan Tzu Chi Selatpanjang merayakan Hari Ibu Sedunia pada Selasa, 14 Mei 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 72 peserta dan relawan Tzu Chi.

Waisak 2024: Khidmat dan Syahdunya Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak

Waisak 2024: Khidmat dan Syahdunya Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak

17 Mei 2024

Hujan turun di Kota Biak semenjak siang. Namun semangat relawan mengikuti Doa Bersama tetap tinggi. Doa bersama insan Tzu Chi Biak ini digelar di Ballroom Padaido Swiss-Belhotel Cendrawasih, Minggu 12 Mei 2024.

Ribuan Umat Memadati Perayaan Waisak Tzu Chi Indonesia

Ribuan Umat Memadati Perayaan Waisak Tzu Chi Indonesia

27 Mei 2024

Perayaan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia, kembali dirayakan di Aula Jing Si PIK, Jakarta Utara (12/05/2024). Sebanyak 2.886 peserta bersama-sama mengikuti prosesi Waisak dengan khidmat.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -