Perbedaan Itu Indah

Jurnalis : Fitriyani.M (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Wenkg Ak (Tzu Chi Makassar)

foto
Relawan Tzu Chi bersama-sama menggalang dana untuk membantu korban letusan Gunung Kelud di pusat pembelanjaan di Makassar.

Perut bumi sudah menampakkan ketidaknyaman menahan magma yang ada di dalamnya. Imbasnya gunung-gunung yang ada di Indonesia satu per satu memuntahkan isi perutnya. Mulai  dari Gunung Sinabung, Sumatera Utara hingga merambah ke Gunung Kelud yang terdapat di Jawa Timur. Gunung berapi ini telah menampakkan keganasanya. Tepatnya 13 Februari 2014, Gunung Kelud pun meletus dan mengakibatkan ribuan warga mengungsi. Selain itu akibat dari muntahan abu ini, warga mengalami kerugian secara materi.

Melihat kondisi demikian, insan Tzu Chi Makassar terpanggil untuk memberikan sumbangsih kepada korban bencana Gunung Kelud. Lokasi yang jauh bukan menjadi kendala untuk terus bersumbangsih. Pada tanggal 08-09 Maret 2014, para insan Tzu Chi menggalang dana di Karebosi Ling dan MTC, Makassar. Para relawan pun dengan penuh semangat mengikuti kegiatan ini demi membantu sesama yang menderita akibat muntahan awan panas.

Dalam penggalangan dana ini, kami tersebar di beberapa sudut pusat pembelanjaan. Senyuman dan sapaan hangat kami tuturkan ke setiap pengunjung. Walaupun tak jarang senyuman kami hanya dibalas  dengan tatapan sinis. Namun, semua itu kami jadikan sebagai cambuk semangat, karena kami yakin saat ini masih banyak masyarakat yang peduli. Setelah beberapa lama, satu demi satu pengunjung mulai menghampiri kami dan menyalurkan bantuanya. Hampir semua pecahan mata uang yang mengisi kotak dari uang yang bernilai seribuan sampai ratusan. Senyum sukacita para donatur pun nampak jelas di wajah mereka. Bahkan relawan pun bersukacita atas keberhasilannya dalam menggalang hati semua orang.

foto   foto

Keterangan :

  • Para relawan pun terlihat antusias akan kegiatan penggalangan dana yang mereka lakukan (kiri).
  • Satu per satu pengunjung yang hadir memberikan bantuan dengan memasukkan uang ke dalam kotak dana (kanan).

Lama berdiri dan menunggu orang berdonasi, kemudian kami mengelilingi pusat pembelanjaan ini. Tak disangka, kami bertemu dengan seorang ibu yang ternyata sejak tadi memperhatikan gerak kami. Jalinan jodoh pun terajut, ia mengatakan bahwa tertarik bergabung dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Mendengar ini, kami semakin senang. Karena selain niat ingin membantu para korban letusan Gunung Kelud, kami juga berjodoh dengan Bodhisatwa baru.

Kami terharu betapa banyaknya orang-orang yang masih memiliki rasa kepedulian kepada sesama yang membutuhkan bantuan. Sekalipun banyak ekspresi wajah sinis yang  saya jumpai sebelumnya. “Berdiri lama tapi lelahnya tidak terasa, karena hati saya terasa senang melakukan ini,” ujar Syamsi yang mengaku baru pertama kali mengikuti penggalangan dana ini.  Seperti yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa, ”Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, pelita harapan akan menyala di berbagai pelosok gelap di dunia”. Melalui penggalangan dana ini, kami bisa mengajak orang – orang untuk bersumbangsih membantu orang lain. Sehingga sedikit demi sedikit kegelapan itu akan di berikan pelita untuk meneranginya.


Artikel Terkait

Selangkah Demi Selangkah Membangun Rumah Bersama

Selangkah Demi Selangkah Membangun Rumah Bersama

10 Januari 2018

Pertama kalinya Yayasan Buddha Tzu Chi Batam merayakan Pemberkahan Akhir Tahun sesi relawan di rumah barunya, lantai 4 Aula Jing Si, Batam pada tanggal 7 Januari 2018. Relawan berpadu dalam cinta untuk mewujudkan dunia penuh kasih sayang.

Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang di Kab. Agam, Sumatera Barat

Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang di Kab. Agam, Sumatera Barat

17 Mei 2024

Relawan Tzu Chi Padang memberikan bantuan kepada korban banjir bandang di Kab. Agam dan Kab. Tanah Datar,, Sumatera Barat. Bantuan 1.000 paket sembako diberikan di kedua lokasi pengungsian di dua kabupaten tersebut.

Tetap Menjadi yang Terbaik

Tetap Menjadi yang Terbaik

10 November 2009
Di tengah suara pukulan palu yang terdengar tak henti, orang yang berlalu lalang, dan ruangan tenda yang tak bersekat, Dodi Prananda tetap berusaha untuk menyimak pelajaran yang sedang disampaikan oleh ibu gurunya.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -