Percaya Diri Dalam Mengejar Impian dan Potensi
Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Suasana Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang selalu diliputi keceriaan dan kebahagiaan.
Sebuah kata impian sangat melekat pada setiap orang saat sudah menentukan suatu tujuan untuk dicapai. Dalam menentukan impian tentu harus sesuai dengan potensi diri agar tujuannya bisa terwujudkan. Tentu tidak mudah untuk meraih semua itu tanpa adanya kerja keras yang konsisten. Untuk mengenali potensi diri, kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Memetakan kelebihan dan kelemahan diri, dan komitmen untuk mampu mendongkrak potensi diri menjadi kebaikan dan bermanfaat bagi banyak orang. Setelah kita mampu untuk mengenali potensi yang ada di dalam diri kita maka kita harus mengembangkannya dengan rasa percaya diri.
Wiyzhien Lim, relawan Tzu Chi Karimun menyampaikan tema tentang Dream (Mimpi atau Impian) kepada anak-anak murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi.
Sabtu, 29 Februari 2020, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan gambaran kepada para siswa-siswi untuk menentukan masa depan mereka dengan tepat, benar dan bermanfaat bagi banyak orang. Sekitar pada pukul 19.00 WIB, sebanyak 55 orang sudah mulai memadati ruangan kegiatan di lantai 2 Tzu Chi Karimun. Seperti biasa, kegiatan diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Setelah itu, siswa-siswi diberikan sebuah tayangan Master Bercerita yang berjudul "Kerbau Bertanduk Satu." Dalam cerita tersebut kita belajar bahwa setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga. Asalkan memiliki rasa percaya diri, maka akan timbul kekuatan dalam diri kita. Hati, Buddha, dan semua makhluk pada dasarnya tiada perbedaan. Kita hendaknya selalu mengingatkan diri dan menyemangati diri sendiri. Mewujudkan masyarakat yang harmonis serta dunia yang aman dan tenteram.
Anak-anak diberikan sebuah tes kepribadian yang dirancang untuk mengkategorikan individu berdasarkan bagaimana mereka berpikir dan bertingkah laku.
Kegiatan pun dilanjutkan ke materi yang akan dibawakan oleh salah satu relawan, Wiyzhien. Pada kegiatan ini Wiyzhien memberikan materi bertema tentang Dream (Mimpi atau Impian). Dalam materi yang disampaikannya, ada beberapa foto yang memperlihatkan impian seseorang mulai dari sejak dini hingga dewasa, tentu semua orang memiliki impian yang ingin dicapai. Untuk mencapainya kita harus mengetahui apa yang kita suka agar kita bisa mengembangkannya menjadi potensi yang bermanfaat. Setelah itu, ia pun memberikan sebuah tes kepribadian MBTI. Tes ini pun dirancang untuk mengkategorikan individu berdasarkan bagaimana mereka berpikir dan bertingkah laku. Orang yang mengkategorikan kepribadian seseorang menjadi 16 macam adalah Isabel Briggs Myers dan ibundanya, Katharine Briggs pada tahun 1960-an. Mereka menggunakan teori dari psikolog bernama Carl Jung, kemudian mengembangkan idenya untuk menciptakan kerangka tipe kepribadian yang lebih lengkap. Myers dan Briggs mengusulkan bahwa tipe kepribadian terdiri dari empat kuci sifat dasar manusia. Pertama, Introvert (I) vs. Esktrovert (E) yang mengkategorikan sifat dasar seseorang untuk memusatkan perhatiannya. Kedua, Sensing (S) vs. Intuition (N) sifat dasar seseorang untuk memahami sebuah informasi. Ketiga, Thinking (T) vs. Feeling (F) sifat dasar seseorang untuk menarik kesimpulan dan mengambil keputusan. Terakhir, Judging (J) vs. Perceiving (P) sifat dasar tentang pola hidup seseorang.
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan kelas budi pekerti dengan tema Dream (Mimpi/Impian).
Pada tes kepribadian MBTI, salah satu murid yang bernama Listania (20) mendapatkan kepribadian ENFJ. Tipe kepribadian ini pun memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tipe ini bisa kita jadikan sebagai semangat dan motivasi, untuk kekurangannya bagi Listania tentu akan menjadikannya sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik. "Kelemahan saya adalah ceroboh dan egois. Saya ingin mengubahnya secara perlahan-lahan perilaku buruknya. Iya tentu semua orang pasti ingin berubah menjadi lebih baik, jadi saya akan berusaha mengubah semua perilaku buruk ini,” kata Listania.
Kemudian para murid ini diberikan sebuah pertanyaan perumpamaan: "Jika saya memiliki uang 1 Milyar saya akan?" Nantinya, ada 7 pilihan yang akan mereka isi di kertas yang diberikan relawan yang terdiri dari mencalonkan diri sebagai pejabat, membantu orang lain, menciptakan benda atau hal-hal yang indah, keliling dunia, membuat banyak orang mengenal saya, lebih giat mencari uang, menjadi lebih kaya dan mempelajari sesuatu. Dari semua pilihan tersebut, masing-masing mempunyai makna dan artinya.
Anak-anak dengan senang mengikuti arahan dari para pemateri maupun pengisi acara lainnya.
"Membantu orang lain menjadi urutan pertama, ketika saya mempunyai uang sebanyak 1 Milyar. Sebenarnya sebaiknya kita membahagiakan orang tua dulu, setelah itu baru membantu orang lain. Saat kita membantu orang yang kesulitan ada kebahagiaan tersendiri yang dapat kita rasakan,” kata Listania.
Di penghujung kegiatan, Wiyzhien selaku pembawa materi memberikan nasihat kepada para siswa-siswi untuk tidak gegabah dalam memutuskan pilihan karena pengaruh orang lain. “Pilihlah sesuai dengan keinginan sendiri agar kelak tidak menyesalinya,” tegas Wiyzhien. Bukan tanpa alasan ia memberikan nasihat ini karena banyak orang yang memilih jurusan kuliah tidak sesuai dengan keinginan mereka, tetapi hanya mengikuti teman-teman karib. Ia berharap anak-anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Karimun ini nantinya bisa memilih jurusan sesuai dengan kesukaan dan potensi mereka saat kuliah nanti.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Mengenalkan Mengasihi dan Menghargai Kehidupan Sejak Dini
26 Juni 2019Kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat kembali diadakan pada Minggu, 16 Juni 2019 yang berlangsung di ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara dengan tema “Saling Mengasihi, Welas Asih, Menghargai Kehidupan.” Kelas dihadiri oleh 36 orang relawan Tzu Chi, 14 orang murid, 25 orang murid Qin Zi Ban (B) dan 23 orang murid Tzu Shao Ban.
Inspirasi dari Budi Pekerti
28 April 2016Minggu, 24 April 2016, bertempat di Jing Si Books & Café Pluit berlangsung Kelas Budi Pekerti Tzu Chi tingkat Qing Zi Ban (usia 5 – 8 tahun). Sebanyak 18 siswa hadir berbaris teratur di kelompoknya masing-masing. Mengangkat tema Mencari Harta Karun, kelas budi pekerti dikemas sederhana dengan tujuan untuk menanamkan budi pekerti bagi siswa.