Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijambu Kab. Bandung Barat

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)

Tzu Chi Bandung meresmikan jembatan gantung yang diberinama Jembatan Simpay Asih Cijambu yang menghubungkan Desa Sirnagalih dan Desa Cijambu Kec. Cipongkor, Kab. Bandung Barat. Peresmian ini dihadiri oleh Kapolda Jawa Barat dan Pangdam III/Siliwangi.

Pada Kamis, 21 November 2024, Tzu Chi Bandung meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih Cijambu yang menghubungkan Desa Sirnagalih dan Desa Cijambu di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Jembatan ini menjadi urat nadi kehidupan bagi kedua desa, sangat vital untuk kelangsungan hidup warganya.

Sebelumnya, warga kedua desa membangun jembatan secara gotong royong menggunakan anyaman bambu. Namun, jembatan bambu tersebut hanya mampu bertahan satu tahun, sehingga warga harus membangunnya kembali setiap tahunnya. Pada awal 2024, bencana banjir bandang yang melanda menyebabkan Sungai Cijambu meluap, merusak jembatan dan bahkan menghanyutkan rumah-rumah di sepanjang bantaran sungai.

Sebelumnya, jembatan gantung yang dibangun gotong royong oleh para warga ini terbuat dari ayaman bambu namun hanya bertahan satu tahun yang pada akhirnya hancur karena banjir bandang.

Jembatan yang dibangun dengan panjang 60 meter dan lebar 120 cm ini berdiri kokoh untuk menghubungkan Desa Sirnagalih dan Desa Cijambu.

Jembatan bambu yang dibangun sebelumnya bukanlah yang pertama, karena warga telah membangunnya sebanyak lima kali. Namun, setiap kali jembatan selesai dibangun, kekuatannya hanya bertahan satu tahun. “Jembatan ini sudah tua. Saya menjabat tiga periode, dan setiap tahun kami membangun jembatan bambu. Rasanya capek juga, meskipun dibangun secara swadaya masyarakat. Bahkan, ada sumbangan dari masyarakat untuk membangun jembatan semi permanen, namun ketika banjir bandang datang, jembatan itu hancur,” ujar Sugandi, Kepala Desa Sirnagalih.

Bukan hanya warga Desa Sirnagalih yang merasakan pentingnya jembatan ini, tetapi Desa Cijambu juga sangat bergantung padanya. “Jembatan ini menghubungkan dua desa yang saling bergantung dalam hal ekonomi, bahkan untuk anak-anak sekolah. Jika jembatan ini rusak, warga kami pun kesulitan. Jembatan yang dibangun gotong royong oleh kedua desa ini sangat penting,” kata AI Muhidin, Kepala Desa Cijambu.

Jembatan yang dinamani Jembatan Simpay Asih yang melintasi Sungai Cijambu yang memiliki lebar hingga 40 meter.

Warga dan kepala desa tidak tinggal diam dalam menghadapi kesulitan ini. Mereka berusaha mencari bantuan untuk membangun kembali jembatan tersebut. Mendengar kabar tersebut, relawan Tzu Chi Bandung segera meninjau lokasi. Setelah melakukan peninjauan pada 28 Mei 2024, diputuskan untuk membangun jembatan gantung yang baru, dan peletakan batu pertama dilakukan pada 9 Juli 2024.

Peresmian jembatan ini dihadiri oleh Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jawa Barat, PJ Gubernur Jawa Barat, serta warga kedua desa. “Hari ini, kami meresmikan Jembatan Simpay Asih Cijambu, hasil kerja sama antara Tzu Chi dan Kodam III/Siliwangi. Semoga jembatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, mempermudah jarak, memperlancar perekonomian desa, serta meningkatkan komunikasi sosial antar desa,” ujar Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman, Pangdam III/Siliwangi.

Jembatan Pemutar Roda Ekonomi Warga
Jembatan yang dibangun dengan panjang 60 meter dan lebar 120 cm ini kini berdiri kokoh menghubungkan Desa Sirnagalih dan Desa Cijambu. Kedua desa ini mayoritas dihuni oleh petani dan peternak yang saling bergantung satu sama lain. Jamil (45), seorang petani asal Desa Sirnagalih, merasa sangat bersyukur dengan adanya jembatan ini karena memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidupnya.

Jamil (45) warga Desa Sirnagalih yang bermatapencaharian sebagai petani mengaku senang dengan adanya jembatan ini karena memudahkan aksesnya sehari-hari.

"Jembatan permanen ini membuat saya dan warga lainnya merasa bangga. Semoga jembatan ini bisa bertahan lama agar akses perekonomian lancar. Sekarang, saya dan warga bisa lebih mudah menuju kebun, dan saat panen pun aksesnya lebih baik. Dulu, kalau jembatan rusak atau air pasang, kami kesulitan untuk menyeberang. Anak-anak sekolah pun harus menunggu, dan jika tidak ada jembatan, kami bingung mencari akses yang lebih jauh untuk menyeberang," ujar Jamil dengan penuh harapan.

Jamil mengungkapkan betapa pentingnya jembatan ini bagi dirinya dan banyak warga lainnya yang menggantungkan hidup pada hasil bumi. Ia menceritakan betapa bingungnya mereka ketika jembatan yang lama hancur diterjang banjir.

"Kalau jembatan tidak ada, kami harus menunggu air surut. Kalau air besar, kami takut kebawa arus, terutama anak-anak yang harus menunggu. Sebelum ada jembatan, sangat memprihatinkan. Saya sebagai petani kesulitan untuk ke sawah atau kebun. Tanpa jembatan, kami hanya bisa mengerjakan apa saja yang bisa dilakukan, karena tidak bisa menyeberang dan bertani," tambah Jamil dengan nada sedih.

Tidak hanya Jamil, warga lainnya juga merasakan kesulitan serupa. Umar (48), seorang peternak, mengaku kesulitan menjalankan usaha ternaknya tanpa jembatan. "Dulu, waktu jembatan belum ada, saya kesulitan mencari rumput untuk ternak saya yang ada di seberang. Ternak saya pun hanya diberi makan seadanya karena susah untuk mencari rumput," kata Umar.

Namun, semua kesulitan itu kini mulai pudar setelah pembangunan Jembatan Simpay Asih Cijambu. Warga kini bisa kembali beraktivitas dengan lebih giat tanpa halangan. Tidak ada lagi hambatan untuk menjalankan roda perekonomian di kedua desa tersebut.

Diharapkan jembatan ini bukan hanya penghubung antar desa namun menjadi roda penggerak perekonomian warga agar kelangsungan hidup mereka bisa lebih maju.

"Alhamdulillah, sekarang jembatan ini sudah dibangun dengan bahan besi yang lebih kuat. Manfaatnya sangat besar, bukan hanya untuk petani, tapi juga pedagang dan anak-anak sekolah. Dengan adanya jembatan ini, perekonomian kami jadi lebih lancar. Bagi saya, sebagai petani, sangat membantu terutama saat musim hujan dan panen," ungkap Jamil.

Diharapkan, jembatan ini bukan hanya menjadi penghubung antar desa, tetapi juga menjadi penggerak perekonomian warga, sehingga kehidupan mereka bisa lebih maju. Semoga jembatan ini menjadi simbol cinta kasih dan saling mendukung bagi semua orang.

"Harapan kami, dengan adanya jembatan ini, perekonomian masyarakat bisa lebih maju, pendidikan pun bisa lebih baik, dan warga memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan mendidik keluarga serta anak-anak mereka. Kami berharap jembatan ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan menjadi berkah luar biasa bagi masyarakat. Semoga lebih banyak orang yang bisa maju, dan Indonesia pun semakin baik," harap Henking Wargana, Wakil Ketua Tzu Chi Bandung.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Tiga Jembatan, Tiga Harapan Masa Depan

Tiga Jembatan, Tiga Harapan Masa Depan

28 Maret 2023

Tiga jembatan gantung telah berdiri di pelosok Nias dan Nias Selatan, menjadi simbol kekuatan cinta kasih universal yang diharapkan dapat mengubah masa depan masyarakat Nias menjadi lebih baik.

Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

23 Desember 2015

Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak peletakan batu pertama pada 7 April 2015, proses pembangunan Jembatan Gantung Sungai Cilaki telah rampung dan diresmikan pada 18 Desember 2015, di Lapang, Kampung Haminten RT 01 / RW 08, Desa Panyirapan, Kec. Soreang, Kab. Bandung.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -