Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rizki, Dayar (Tzu Chi Bandung)

Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jendral TNI Agus Subiyanto (kiri) dan jajarannya didampingi Wakil Ketua Tzu Chi Bandung, Henking Wargana (tengah) memotong pita sebagai tanda diresmikannya Jembatan Simpay Asih Cijulang.

Cijulang merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dengan pesona alam yang indah dan terdapat tempat wisata yang menjadi favorit bagi sebagian orang untuk berlibur. Namun dibalik keindahan dan pesona alam yang indah terdapat beberapa wilayah yang memliki akses jalan yang kurang memadai untuk wargnya seperti di Desa Batu Karas. Di wilayah ini terdapat sebuah jembatan yang sudah lapuk dan berbahaya untuk dilalui. Jembatan yang dibangun atas swadaya masyarakat pada tahun 1970 ini juga digunakan masyarakat di dua desa untuk beraktivitas.

Salah satunya adalah Aditiya Dustian Maaruf, siswa kelas satu SMPN 1 Cijulang. Sejak kecil, Aditiya selalu melintas jembatan yang terbuat dari anyaman bambu tersebut saat berangkat ke sekolah. Akses lain untuk menyebrang dengan cara menaiki perahu milik ayahnya yang menjadi nelayan. Namun, hal itupun tetap saja tidak menghilangkan ketakutan saat menyeberang sungai Cijulang untuk bersekolah.

Jembatan Simpay Asih Cijulang yang memiliki panjang 60 meter dan lebar 1.2 meter ini merupakan jembatan ke-7 yang direnovasi Tzu Chi Bandung.

Setelah peresmian, Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jendral TNI Agus Subiyanto juga menyempatkan diri untuk meninjau dan melintasi Jembatan Simpay Asih Cijulang.

“Sebelum jembatan jadi, saya pakai perahu untuk lewat. Pernah ada kejadian dulu waktu naik perahu kepeleset, untung saya bisa berenang. Akhirnya baju saya basah semua, terpaksa saya harus kembali ke rumah. Banyak kesulitan kalau jembatan itu gak ada, suka takut nyebrang kalo sungai lagi meluap,” kata Aditiya.

Mendangar laporan tentang jembatan yang kondisinya sudah tidak layak, kemudian relawan Tzu Chi Bandung pada 8 Februari 2022 melakukan tinjauan ke lokasi tersebut untuk melihat secara langsung. Jembatan yang beralaskan ayaman bambu ini kerap diganti dua sampai tiga kali tiap tahunannya dengan anyaman bambu baru. Jika tidak bambu akan cepat rapuh dan membahayakan bagi warga yang melintas tiap harinya.

Selain pemotongan pita, juga diadakan penandatanganan prasasti peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang.

Jembatan yang memiliki panjang 60 meter dan lebar 1.2 meter ini kemudian dibangun kembali oleh Tzu Chi Bandung. Kemudian diresmikan langsung oleh Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jendral TNI Agus Subiyanto dan Wakil Ketua Tzu Chi Bandung Henking Wargana pada 9 Juni 2022. Jembatan tersebut diberi nama Jembatan Simpay Asih Cijulang. Dulunya jembatan yang lama oleh sebagian warga digunakan untuk mengangkut kelapa dari Desa Batu Karas ke Cijulang karena pasarnya di Cijulang. Demikian juga dengan nelayan yang menjual hasil tangkapannya di Batu Karas. 

“Dulu dibangunnya masih jembatan sasak gantung, jadi ngegantung pakai bambu terus pakai sling. Keadaan itu sampai sebelum jembatan ini kita renovasi. Jembatan ini sangat strategis untuk masyarakat yang ada disini. Sebagai jalur untuk meningkatkan kesejahteraan roda perekonomian yang ada di wilayah Batu Karas,” ujar Letnan Jendral TNI Agus Subiyanto.

Jembatan Simpay Asih Cijulang sebelum dan sesudah direnovasi Tzu Chi Bandung. Tampak Syahroni, pedagang es cicau keliling melintasi jembatan dengan rasa aman.

Jembatan Simpay Asih Cijulang ini merupakan jembatan ke-7 yang dibangun Tzu Chi Bandung. Jembatan ini juga menghubungkan dua desa yakni Desa Batu Karas dan Desa Cijulang, kec. Cijulang, Kab. Pangandaran, Jawa Barat. Setiap harinya tidak kurang dari lima ribu warga yang mendapatkan manfaat dari jembatan tersebut.

“Kita melihat jembatan ini bisa meningkatkan perekonomian disekitar sini. Yang tadi bapak Wakasad sampaikan yaitu saat hujan atau dengan sasak gantung itu banyak mungkin dapat menyebabkan kecelakaan. Makanya juga karena jumlah traffic yang lewat sini, kita akhirnya memutuskan untuk membantu pembangunan ulang jembatan yang menghubungkan di Cijulang dan Batu Karas ini,” kata Wakil Ketua Tzu Chi Bandung, Henking Wargana.

Kini warga Batu Karas dan Cijulang tak khawatir lagi menyeberang jembatan untuk beraktivitas. Begitu pula dengan Aditiya Dustian Maaruf yang tak merasa takut terjatuh lagi ke sungai jika hendak bersekolah atau menyebrang ke desa sebelah.

Aditiya Dustian Maaruf senang dengan keberadaan jembatan Jembatan Simpay Asih Cijulang. Ia tak takut lagi terlambat datang ke sekolah.

“Dulu masih terbuat dari bambu suka takut nyebrang. Sekarang kan sudah dari besi, sudah bagus jadi saya sama teman-teman tidak takut nyebrang. Lebih cepat pakai jembatan, ke sekolah juga gak pernah terlambat lagi,” kata Aditya.

Bukan hanya Aditya yang merasa senang dengan di bangunnya kembali Jembatan Gantung Simpay Asih Cijulang. Syahroni, pedagang es cicau keliling pun ikut merasa senang jembatan yang ia lalui hampir setiap harinya kini lebih nyaman dan aman. “Lebih nyaman sekarang karena dasarnya  gak pake bambu. Kalau dulu kan pake bambu agak licin,” pungkas Syahroni.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijambu Kab. Bandung Barat

Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijambu Kab. Bandung Barat

28 November 2024

Tzu Chi Bandung meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih Cijambu yang menghubungkan Desa Sirnagalih dan Desa Cijambu, yang sebelumnya terhalang oleh jembatan bambu yang sering rusak. 

Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang

Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang

11 Juli 2022

Tzu Chi Bandung meresmikan pembangunan jembatan ke-7 di Desa Batu Karas, Kec. Cijulang, Kab. Pangandaran, Jawa Barat pada 9 Juni 2022 dengan nama Jembatan Simpay Asih Cijulang.

Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

23 Desember 2015

Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak peletakan batu pertama pada 7 April 2015, proses pembangunan Jembatan Gantung Sungai Cilaki telah rampung dan diresmikan pada 18 Desember 2015, di Lapang, Kampung Haminten RT 01 / RW 08, Desa Panyirapan, Kec. Soreang, Kab. Bandung.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -