Walikota Singkawang Tjhai Chiu Mie menandatangani prasasti pada acara peresmian Gedung Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Peresmian ini dihadiri oleh Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kapolda Kalbar Irjen Pol. Drs. Suryanbodo Asmoro, M.M, Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Sulaiman Agusto.
Tzu Chi Indonesia kembali menuliskan lembaran sejarah baru. Sabtu, 27 Agustus 2022, Tzu Chi Indonesia meresmikan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini menjadi sekolah Tzu Chi pertama yang berada di luar Jakarta, yang memberikan kebahagiaan mendalam bagi insan Tzu Chi dan masyarakat Singkawang.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dan Franky O.Widjaja, Ketua Tzu Chi Singkawang, Pui Sudarto, Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, serta relawan dan tamu undangan lainnya.
Para tamu undangan yang hadir diajak untuk menyaksikan pesan dari Master Cheng Yen yang berkaitan dengan Misi Pendidikan Tzu Chi, yaitu mengenai pembentukan karakter anak yang berbudaya humanis.
Peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini dilakukan pada tanggal 18 Februari 2019 lalu. Dengan proses yang tidak mudah dan berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk kondisi pandemi Covid-19, akhirnya pembangunan sekolah ini dapat rampung dan mulai beroperasi di tahun ini.
Acara dimulai dengan tarian sambutan dari gabungan tiga suku terbanyak di Kalimantan Barat, yaitu suku Dayak, Melayu, Tionghoa. Kota Singkawang dikenal sebagai kota yang sangat toleran. Juga dikenal dengan julukan Kota Seribu Kuil, dan terkenal dengan kerukunan antarumat beragamanya yang sangat tinggi. Toleransi dan keharmonisan antarwarga ini terjalin sejak dulu dan terawat dengan baik.
Acara juga dimeriahkan dengan penampilan isyarat tangan Wajah yang Bahagia dari murid TK dan SD Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Selain itu juga terdapat penampilan isyarat tangan dari guru dan relawan Tzu Chi. Lalu dilanjutkan dengan penarikan pita selubung papan nama, menandakan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang sudah diresmikan.
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O Widjaja mengungkapkan kebahagiaannya dengan kehadiran sekolah Tzu Chi di Kota Singkawang. Ia berharap dengan adanya sekolah ini dapat mendidik anak-anak dan menanamkan bibit-bibit yang baik di Kota Singkawang. Ia juga berharap bibit-bibit unggul ini bisa menciptakan suasana dunia yang lebih baik lagi.
"Suatu kebahagiaan yang luar biasa, tidak dapat diuraikan, bisa membagi cinta kasih, bisa mendidik anak-anak dan menanamkan bibit yang baik. Berharap bibit unggul ini bisa menciptakan suasana dunia yang lebih baik lagi," kata Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Pui Sudarto, Ketua Tzu Chi Singkawang mengungkapkan rasa bahagianya karena di kota kelahirannya ini kini mempunyai sekolah yang bukan pendidikan akademiknya saja yang bagus, tetapi juga menekankan kepada pendidikan budi pekerti serta budaya humanis.
Dalam sambutannya, Ketua Tzu Chi Singkawang Pui Sudarto menyampaikan harapannya dan berharap Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini bisa memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Singkawang.
"Senang sekali Sekolah Tzu Chi Singkawang ini bisa diterima oleh masyarakat Singkawang dan menjadi sekolah pertama di Singkawang yang menekankan pendidikan dan penerapan budaya humanis. Semoga kelak putra-putri Singkawang ini bisa berguna untuk nusa dan bangsa," tutur Pui Sudarto.
Sementara Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei menyampaikan rasa bahagia dan harapannya terhadap pendidikan di Kota Singkawang. "Harapan kami dengan adanya Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini akan dapat meningkatkan standar pendidikan di Singkawang. Selain (anak-anak) mendapatkan pengetahuan yang baik, mereka juga bisa belajar menjadi orang yang baik, yaitu yang mempunyai cinta kasih universal," tutur Liu Su Mei.
Walikota Singkawang Tjiai Chiu Mie juga hadir dalam acara peresmian ini, dan meresmikan sekolah ini dengan menandatangani prasasti. “Saya bangga dan mempunyai harapan besar terhadap sekolah Tzu Chi di Singkawang ini. Satu kota, satu wilayah, itu akan maju apabila SDM (sumber daya manusian)-nya unggul dan cerdas, itu yang kita perlukan. Apalagi kita mengenal kalau Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sangt menekankan cinta kasih dan pendidikan budi pekerti,” kata Tjhai Chiu Mie.
Para guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang memperagakan penampilan isyarat tangan Harapan Bagi Masa Depan yang Cerah di hadapan para tamu undangan.
Bukan hanya Walikota dan warga Singkawang, Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, SE., MM yang ikut menyaksikan hari bersejarah ini juga ikut berbahagia. Sebastianus berharap anak-anak dari Kota Bengkayang dan sekitarnya juga bisa bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini.
“Kami warga dari kabupaten tetangga, juga turut merasa senang dan bahagia. Sekolah ini merupakan salah satu yang terbaik yang menerapkan cinta kasih dan budi pekerti. (Kami) berharap anak-anak kami di Singkawang ini bisa mendapat pendidikan yang baik dan menganut cinta kasih,” kata Sebastianus Darwis.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang memiliki lahan seluas 10.000 m2. Untuk saat ini Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang baru membuka jenjang Kelompok Bermain (KB), TK, dan SD kelas 1 – 4, dengan jumlah siswa 233 orang, yang terdiri dari 12 kelas. Rencananya tahun depan akan dibuka untuk tingkat SMP dan tahun selanjutnya dibuka untuk tingkat SMA/SMK.
Relawan Komite Tzu Chi Jakarta bersama relawan komite Tzu Chi Singkawang memperagakan isyarat tangan Relawan Tzu Chi Tanpa Pamrih dengan indah dan rapi.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini memiliki fasilitas umum dan khusus lainnya seperti: ruang pimpinan, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang staf, ruang budaya humanis, perpustakaan, klinik sekolah, laboratorium komputer dan bahasa, laboratorium Fisika, Kimia, Biologi dan IPS, aula, ruang serbaguna, serta dilengkapi dengan dapur dan toilet.
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Pertama di Luar Jakarta
Salah satu Misi Budaya Humanis Tzu Chi diperagakan relawan Komite Tzu Chi, penuangan teh dan merangkai bunga.
Berdirinya sekolah ini bermula dari Pui Sudarto, Ketua Tzu Chi Singkawang yang merasa bahwa kualitas dan mutu pendidikan di kota kelahirannya ini masih perlu ditingkatkan lagi. Ia melihat Sekolah Cinta kasih Tzu Chi di Cengkareng dan Tzu Chi School di Pantai indah Kapuk adalah sekolah-sekolah yang bukan hanya bagus secara kualitasnya (akademik), tetapi juga memiliki perbedaan dari sekolah lainnya yaitu selalu menekankan kepada pendidikan budi pekerti dan budaya humanis. Lalu Pui dan relawan lainnya memutuskan untuk membangun sekolah yang setara seperti sekolah Tzu Chi di Jakarta. Tujuannya agar masyarakat di Singkawang dan sekitarnya bisa mendapat pendidikan yang lebih baik.
“Karena Tzu Chi mengutamakan budaya humanis dan tentunya pendidikan tetap penting,” jelas Pui Sudarto mengenai alasannya membangun sekolah ini.
Pui juga bercerita bahwa pembangunan Sekolah Tzu Chi di Singkawang mendapatkan respon yang sangat baik dan didukung oleh Pemda, Walikota, dan tokoh masyarakat lainnya di Singkawang. Dan proses pembangunan sekolah ini termasuk tidak mudah karena banyak tantangannya, apalagi material dan isi sekolah sebagian dikirim dan didatangkan dari Jakarta. Namun semuanya terbalaskan dengan rasa syukur karena Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pertama di luar Jakarta ini akhirnya diresmikan dan sudah memulai proses belajar mengajar sejak 11 Juli 2022 lalu.
Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengatakan bahwa para guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang sudah menjalani pelatihan pendidikan yang sama seperti guru-guru di Sekolah Cinta kasih Tzu Chi di Jakarta.
“Setelah diresmikan pasti rasanya lega dan bersyukur, anak-anak sudah mulai sekolah dengan tenang. Tentu ke depannya masih diadakan penyempurnaan agar ke depannya Sekolah Tzu Chi Singkawang ini bisa menghasilkan anak-anak Indonesia yang mencerdaskan bangsa,” harap Pui Sudarto.
Saat ini terdapat 20 guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Mereka merupakan guru-guru pilihan terbaik yang telah melalui beberapa tahap rekruitment yang sangat ketat. Para guru ini juga telah mengikuti training dan praktik mengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng bulan Januari lalu.
Para siswa SD dan TK juga membawakan penampilan isyarat tangan Wajah yang Bahagia dengan lincah. Para tamu undangan sangat terhibur dan ikut memperagakan bahasa isyarat tangan tersebut.
“Kita harapkan gurunya terus bersemangat, berkomitmen untuk mengajar karena itu sangat penting sekali untuk membentuk anak-anak menjadi bibit masa depan bangsa,” tutur Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O.Widjaja.
“Guru-gurunya di sini harus nomor satu yang berkualitas. Di saat kita mau membuat sekolah yang berkualitas harus diutamakan SDM-nya dulu, bukan hanya sekedar gedung, fisiknya saja. Kita adakan training dan praktik langsung, diperkenalkan Tzu Chi itu seperti apa, napas Tzu Chi seperti apa. Dapat dulu napas Tzu Chi-nya baru secara langsung bisa diterjunkan di sekolah ini,” kata Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang juga turut hadir pada acara peresmian ini.
Di penghujung acara, para tamu undangan bersama-sama menarik kain merah yang menutupi nama sekolah di depan gedung Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang yang berada di Jl. Alianyang, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat.
Freddy Ong mempunyai target dan harapan bahwa Sekolah Tzu Chi Singkawang bisa meng-copy paste Sekolah Tzu Chi Cengkareng, bahkan ke depannya bisa setara atau bahkan lebih maju.
“Saya pernah bilang, paling tidak 80-90 persen sama dengan Cengkareng, tapi sekarang saya yakin bisa 100 persen, bahkan lebih, karena saya bisa melihat potensi siswa-siswi di sini sangat baik,” tutur Freddy Ong dengan yakin dan semangat.
Misi Pendidikan Tzu Chi diharapkan bisa terus berkembang, menciptakan insan-insan yang berakhlak baik dan memiliki budi pekerti yang baik. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen “Pendidikan tidak hanya menanamkan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang utuh, tidak hanya mengajarkan mereka di sekolah saja tetapi juga menjadi panduan seumur hidup bagi mereka”.
Editor: Erli Tan, Hadi P.