Peresmian Sekolah Tzu Chi Indonesia
Jurnalis : Mettasari (He Qi Utara), Fotografer : Mettasari (He Qi Utara) Minggu 10 Juli 2011 merupakan hari bersejarah bagi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia karena merupakan hari peresmian Sekolah Tzu Chi Indonesia di PIK Jakarta Utara. |
| ||
Tak terasa kegiatan belajar mengajar akhirnya akan segera dimulai. Sehari sebelumnya Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melakukan peresmian gedung Sekolah Tzu Chi yang terletak di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara. Pada hari minggu tanggal 10 Juli 2011, pukul 9 pagi kawasan gedung Sekolah Tzu Chi sudah ramai dikunjungi para relawan dan para orang tua murid. Peresmian ini dihadiri kurang lebih sekitar 1.200 undangan yang diantaranya dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Prof. Dr. Mohammad Nuh, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, para orang tua murid Sekolah Tzu Chi Indonesia serta para relawan Tzu Chi. Tepat di tanggal 30 April 2011, pada 3 bulan yang lalu merupakan pertama kalinya Open House Sekolah Tzu Chi diadakan. Para orang tua murid dapat berkunjung berkeliling melihat ke dalam sekolah Tzu Chi. Dan kini ternyata orang tua murid tersebut sudah harus mengantar anaknya pergi bersekolah karena Sekolah Tzu Chi sudah akan memulai tahun ajaran baru pada tanggal 11 Juli 2011.
Keterangan :
Mariana seorang ibu muda yang ditemui saat pengambilan seragam sekolah mengatakan, “Besok hari pertama dimulainya tahun ajaran baru, saya menyekolahkan anak saya di sini dengan maksud agar karakter anak saya dapat terbentuk dengan baik, menjadi anak yang dapat berbakti terhadap orangtua. Karena zaman sekarang bukan hanya pendidikan akademik yang dibutuhkan, tetapi pembentukan karakter anak juga sangat penting,” ujarnya. Sekolah Tzu Chi Indonesia adalah sekolah yang menggunakan 3 jenis bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Mandarin dan Inggris, dimana bahasa Mandarin dan bahasa inggris merupakan bahasa utama dalam pelajaran dan dalam komunikasi sehari-hari para guru dan siswa.
Keterangan :
Sekolah Tzu Chi tidak hanya mengajarkan pendidikan akademik saja, namun juga mengajarkan materi-materi pendidikan yang dapat membentuk karakter seorang anak. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Lahan batin seseorang bagaikan sepetak sawah, jika tidak ditanami dengan bibit yang baik, tentu tidak akan memperoleh hasil yang baik. Jika pandangan dan pemikiran kita sudah tidak benar, maka kita tidak akan dapat bersumbangsih dalam melakukan kebajikan.” Mendiknas RI Prof. Dr. Mohammad Nuh juga berkata, “Jika seorang dokter salah mendiagnosa seorang pasien, maka efek terburuk pasien itu dapat meninggal dan efek sosial yang diterima hanya sebatas itu saja, namun jika seorang guru salah dalam mendidik anak, maka anak tersebut akan membawa pengaruh yang tidak baik dan mempengaruhi banyak aspek sosial yang berkelanjutan.” Yayasan Tzu Chi tidak ingin hal tersebut terjadi. Pengajaran di Sekolah Tzu Chi ingin mengajarkan sikap bersyukur, menghormati, menumbuhkan sikap welas asih terhadap sesama, cinta kasih, dan berbakti terhadap orang tua. “Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang turut membantu mencerdaskan anak-anak bangsa ini. Sekolah ini merupakan sekolah yang luar biasa, mengingat adanya kesempatan bagi adik-adik kita untuk bersekolah di dalam negeri tanpa harus jauh-jauh bersekolah di luar,” kata Prof. Dr. Mohammad Nuh yang ditemui sehabis berkeliling lokasi Sekolah Tzu Chi Indonesia. | |||
Artikel Terkait
Insan Tzu Chi He Qi Selatan Berlatih
16 Agustus 2010 Bertema “Melakukan dengan Ikhlas dan Menerima dengan Sukacita”, dengan total 155 peserta, He Qi Selatan menggelar pelatihan dengan mendatangkan para relawan senior yang cukup memahami misi-misi Tzu Chi.Meringankan Beban Masyarakat Kota Medan, Langkat, Dan Deli Serdang
20 Mei 2020Penyaluran bantuan sembako Tzu Chi Medan terus berlanjut, pada 15 Mei 2020. Ini merupakan distribusi sembako tahap kedua bekerja sama dengan Kodam I/Bukit Barisan yang mana bantuan sembako diantar langsung ke rumah warga.