Perhatian bagi Saudara se-Dharma

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 
 

foto
Relawan Jelambar mengunjungi salah satu rumah relawan komunitasnya, yaitu Akon Shixiong.

Banjir yang menggenang Jakarta selama hampir seminggu ini telah berlalu, banyak orang yang menjadi korban banjir pun telah kembali untuk membersihkan tempat tinggalnya agar dapat memulai aktivitas sehari-harinya dengan normal lagi.  Begitu pula dengan relawan Tzu Chi, setelah selama beberapa waktu tersebut mereka harus terus bersiaga untuk memberikan pertolongan bagi korban banjir di beberapa tempat, kini mereka pun mulai lebih tenang dan mulai melakukan Fa Qin Guan Huai, yaitu memperhatikan saudara se-Dharma, terutama yang terkena banjir.

Banyak aktivitas yang mereka lakukan, seperti menanyakan kabar setiap relawan di komunitasnya, membantu membersihkan rumah relawan yang terkena banjir, hingga berkunjung dalam kelompok kecil ke rumah relawan  yang terkena banjir sembari membawa bingkisan bagi saudara se-Dharmanya.

Salah satunya pada Selasa, 29 Januari 2013, sekitar 11 relawan yang tinggal di sekitar Jelambar, Jakarta Utara membagikan bingkisan bagi sesama relawan yang terkena banjir di daerah tersebut. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi para relawan tersebut justru bersemangat untuk berkeliling mengunjungi saudara se-Dharmanya. “Malam ini kita datengin, walaupun sebentar, kita kasih kejutan untuk mereka. Semacam perhatian dari Tzu Chi karena biasa kita sama-sama kerja, ga pernah ke rumah mereka, jadi ini kesempatan untuk berkunjung,” ujar Jenny Insan yang turut serta dalam kegiatan malam itu.  

foto  foto

Keterangan :

  • Karena keterbatasan waktu di malam hari, relawan hanya dapat mengunjungi 5 rumah untuk membagikan bingkisan (kiri).
  • Walaupun berkunjung dalam waktu yang singkat, relawan juga memberikan perhatian bagi anggota keluarga relawan yang dikunjungi (kanan).

Satu persatu rumah dikunjungi, dan relawan memberikan kejutan bagi sesama relawan lainnya. Dengan gembira mereka mendatangi setiap rumah dan kegembiraan pun tampak dari wajah relawan yang dikunjungi.  Diantara relawan yang membagikan bingkisan, ikut serta pula seorang relawan yang tempat tinggalnya tergenang air yang cukup tinggi karena posisi rumahnya lebih rendah daripada jalanan. Ia adalah Akon. Para relawan pun mengunjungi tempat tinggalnya untuk membagikan bingkisan bagi keluarganya. Baginya adalah sebuah kebahagian dapat ikut serta memberikan perhatian bagi saudara se-Dharma, walaupun ia juga menjadi salah satu korban banjir.

Bingkisan tersebut tidak sembarang dibungkus dan diberikan begitu saja, namun isi didalamnya juga mengandung makna. Di dalam bingkisan terdapat sebuah gantungan yang berbentuk apel dan huruf Mandarin.  Dalam bahasa Mandarin, Apel disebut Ping Guo dan tulisan mandarin di dalam gantungan apel tersebut adalah An, sehingga jika digabung menjadi Ping An yang berarti selamat, damai, dan tenteram.

foto  foto

Keterangan :

  • Sejak tanggal 29 hingga 31 Januari 2013, relawan menyiapkan bingkisan dengan sepenuh hati bagi saudara se-Dharma (kiri).
  • Rencananya sebanyak 200 bingkisan akan dibagikan di beberapa wilayah yang relawannya terkena musibah banjir (kanan).

 Di dalam bingkisan pun terdapat beberapa buah yang memiliki makna tersendiri, diantaranya apel, jeruk, anggur, dan pir. Buah jeruk menjadi lambang keberuntungan karena lafal kata jeruk dalam bahasa Mandarin, Ju Zi yangmirip dengan Ji yang berarti keberuntungan. Buah Anggur melambangkan berkah, karena dalam bahasa Mandarin, anggur adalah Pu Tao yang serupa dengan pelafalan Fu yang berarti berkah, dan satu lagi adalah buah pir yaitu Li Zi yang serupa dengan Sun Li yang berarti lancar.

Bingkisan sederhana tersebut merupakan doa bagi saudara se-Dhama. Melalui bingkisan itu, relawan berharap setiap orang yang menerimanya senantiasa hidup dalam kebahagiaan, keselamatan, kedamaian, keberuntungan, serta penuh berkah.  Rencananya akan ada sekitar 200 bingkisan yang akan dibagikan untuk relawan di beberapa wilayah. Untuk itu, sejak tanggal 29 hingga 31 Januari 2013, relawan lainnya pun masih sibuk menyiapkan bingkisan tersebut di dapur Aula Jing Si. Menyiapkan sebuah bingkisan dengan gembira dan sepenuh hati bagi saudara se-Dharma.

  
 

Artikel Terkait

Sekantung Kurma untuk Berbuka

Sekantung Kurma untuk Berbuka

18 September 2009 Dinginnya udara Pangalengan di malam hari, dan panasnya terik matahari di siang hari selalu menemani para pengungsi di tendanya masing-masing. Acara berbuka puasa bagi mayoritas warga yang menjalankannya pun dilakukan dengan makanan seadanya.  Kedatangan Tzu Chi dengan membawa bantuan yang salah-satunya adalah buah kurma, sangat disambut baik oleh para pengungsi.
Berbagi tentang Pendidikan Budaya Humanis di Pesantren Syubbanul Wathon Magelang

Berbagi tentang Pendidikan Budaya Humanis di Pesantren Syubbanul Wathon Magelang

28 Mei 2024

Pengasuh Yayasan Syubbanul Wathon, K.H Ahmad Izzuddin Abdurahman terlihat semringah menyaksikan 30 guru yang ia tugaskan mengikuti workshop pendidikan budaya humanis Tzu Chi, semuanya bersemangat. Semuanya antusias.

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

15 Agustus 2024

Pada perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada tanggal 4 Agustus 2024, Tzu Chi Batam mengadakan sosialisasi pola makan vegetaris yang diikuti 434 peserta.

Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -