Perhatian Bagi Warga Desa Lintas Utara

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dok. Tzu Chi Cabang Sinar Mas

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Indragiri, Fitriadi dan M. Sastro Wibowo membantu Ilyas Janmas (56) turun dari sepeda motor kemudian mendampingi berjalan menuju meja pendaftaran baksos kesehatan di Desa Lintas Utara.

Hari masih pagi tetapi matahari sudah bersinar sangat terik. Sebagian relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Indragiri sudah mulai melakukan perjalanan ke lokasi pengobatan gratis di Desa Lintas Utara, Keritang, Indragiri Hlilir, Riau yang harus ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit. “Baru pertama ini saya ikut kegiatan baksos, pingin sekali bisa ikut walaupun masih sedikit pusing waktu di dalam mobil karena mabuk perjalanan,” ucap Siti Jeri, salah satu relawan sembari membenarkan masker diwajahnya.  

Sesampainya di lokasi, beberapa perangkat desa telah menyambut relawan di halaman Kantor Desa Lintas Utara. Relawan langsung mempersiapkan perlengkapan dan meja di setiap ruangan mulai dari meja pendaftaran, meja konsumsi, pengukuran tinggi dan berat badan, meja cek tensi, meja dokter, meja pemeriksaan darah (cek kolesterol, gula darah dan asam urat) serta meja pemberian obat. Terlihat kekompakan serta kerja sama diantara para relawan dan perangkat desa.

“Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Tzu Chi Cabang Sinar Mas terhadap lingkungan desa. Warga desa merasa lebih enak berobat tanpa mengeluarkan biaya dan tidak perlu jauh-jauh datang ke Puskesmas karena semua dokter dan perawat terjun langsung. Terakhir dulu kira-kira tahun 2019 pas ada kabut asap, relawan juga datang mengadakan baksos sembari membagikan masker di pinggir pinggir jalan. Itu tidak bisa saya lupakan. Semoga kegiatan ini terus berkelanjutan sehingga lebih mempererat jalinan silahturahmi antara perusahaan dan warga desa kami,” ujar Wildan Asrofi (39), Sekdes Lintas Utara.

Relawan Sunarti sedang memeriksa tinggi badan salah seorang peserta baksos kesehatan.

Dokter dan perawat dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas maupun dari Puskesmas terdekat mulai berdatangan. Relawan segera melakukan breafing untuk pembagian tugas hari ini. Setelah selesai, para relawan menempatkan posisi sesuai dengan tugasnya masing-masing. Terlihat dua orang peserta telah datang dan relawan segera menyambutnya kemudian mengarahkan ke bagian pendaftaran. Setelah itu peserta di cek tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut. “Setiap kali saya ikut baksos selalu ditempatkan dibagian pengukuran tinggi badan ya,” ucap Sara Yani Gultom sembari tersenyum. “Soalnya Shijie tinggi, jadi biar enak mengukurnya, kalau saya sudah pasti jinjit nih,” sambung Sunarti dan mereka pun tertawa renyah.

Setelah cek tensi darah, para peserta diberikan konsumsi. Selagi menunggu antrian untuk diperiksa dokter, perawat dari Puskesmas mengambil darah dari jari para peserta untuk mencek gula darah. “Cek darah ini merupakan kegiatan Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) yang dilakukan secara rutin dan untuk semua masyarakat yang berumur diatas 15 tahun, semuanya dapat bu. Tujuannya untuk deteksi dini. Semua ini merupakan program dari pemerintah dengan tujuan memberikan pengobatan yang tepat dengan sasarannya,” jelas Poppi Pebrianti (41) salah satu perawat dari UPT Puskesmas Kota Baru, Indragiri Hilir kepada para peserta baksos kesehatan.

Setelah menunggu antrian, peserta satu per satu para peserta baksos kesehatan diperiksa oleh dokter dan setelah itu mengambil obat yang telah diresepkan ke bagian pengambilan obat. Selain 2 dokter serta 3 perawat dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang mengikuti kegiatan hari ini, hadir juga 1 dokter, 1 bidan dan 8 perawat dari 2 Puskemas yang berbeda yaitu UPT Puskesmas Kota Baru dan Pustu Desa Lintas Utara.

Tenaga medis dari Puskesmas setempat juga turut mendukung bakti sosial kesehatan kali ini.

Alhamdulillah dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat hari ini. Kami sendiri sudah standby. Ada anggota kami 1 bidan dan 5 perawat, ada juga 1 dokter kami yang siap membantu. Kebetulan kami juga sedang menjalankan program dari pemerintah sehingga bisa bekerja sama dengan 2 dokter dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas. Ini bisa menjadi sarana agar lebih dekat lagi dengan masyarakat. Semoga kerja sama hari ini bisa terus berlanjut pada kegiatan kegiatan selanjutnya,” ujar Ardianto, SKM (40), Kepala UPT Puskemas Kota Baru. Puskemas Kota Baru sendiri menjadi pusat dari 11 wilayah desa termasuk salah satunya Desa Lintas Utara yang dihuni 546 keluarga.

Paserta yang Menarik Perhatian
Terlihat dari kejauhan dua orang berboncengan sepeda motor datang ke lokasi baksos kesehatan di Desa Lintas Utara, Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir. Bapak yang duduk membonceng di belakang menaruh tongkatnya ke tanah dan agak kesusahan untuk turun. Melihat hal ini, dua orang relawan Xie Li Indragiri bergegas menghampiri untuk membantu bapak tersebut turun dari sepeda motor. Mereka mendampinginya menuju tempat pendaftaran hingga selesai berobat.

“Kaki bapak ini sering lemas, kadang tiba-tiba gitu rasanya, kadang sebelah kiri, kadang sebelah kanan, sering kebas juga. Makanya bapak pakai tongkat kalau jalan. Pak Kadus (Kepala Dusun) bilang ada pengobatan gratis di sini jadi bapak numpang tetangga kemari,” ujar Ilyas Janmas (56), warga Desa Nusantara Jaya. Setelah diperiksa, menurut dokter Ilyas menderita nyeri tulang oleh karena itu kakinya sering lemas dan kebas.

Terlihat juga seorang pemuda mengantarkan ibunya ke lokasi baksos kesehatan di Desa Lintas Utara. Dengan penuh perhatian pemuda tersebut mengandeng, menemani, dan mendampingi ibunya hingga selesai berobat. Sungguh pemandangan yang membuat hati merasa tersentuh, mencerminkan anak yang sangat berbakti kepada orangtuanya. “Saya warga dari Desa Lintas Utara. Saya selalu antar ibu kemana-mana, ibu saya jalannya sudah agak susah dan matanya juga mulai kabur. Beberapa tahun lalu, ibu saya juga ikut pengobatan gratis dari Tzu Chi Cabang Sinar Mas terus bilang cocok dikasih obat pak dokter. Waktu itu kolesterolnya tinggi, kalau sekarang sedang batuk bu, makanya sekarang berobat lagi,” ujar Mistanri (28) sambil menggandeng ibunya Rasmi (78) sambil menunggu obat.

Setelah Sara Yani Gultom dan M. Sastro Wibowo membujuk cukup lama akhirnya Rizki mau untuk diukur tinggi dan berat badannya.

Tak lama setelah itu, datang seorang anak ditemani ibunya. Pipinya terlihat bengkak.  Anak ini bernama Rizki (4,5). Ketika akan ditimbang dan diukur berat badannya, ia merengek tidak mau berobat. Relawan Xie Li Indragiri pun membujuknya dengan sabar. “Ayo Rizki kan anak pintar, tinggal berdiri aja di sini kok, gak diapa-apain,” ujar Sara Yani Gultom dengan lembut. Relawan lainnya M. Sastro Wibowo juga ikut membujuk dan akhirnya Rizki mau untuk ditimbang dan diukur. Setelahnya, relawan membawa Rizki untuk diperiksa oleh dr. Jupanri Siregar.

“Dulu aku lahirin Rizki dioperasi bu, terus pas lahir pipinya besar disebelah kiri sampai ke belakang telinga. Terus aku tanya dokter, katanya nanti hilang sendiri. Nah, makin besar anak ini, makin kecil kayanya benjolannya. Kalau dipegang lembut bu, gak keras. Anaknya pun tak pernah ngeluh sakit atau apa, biasa saja dan jarang sakit pula,” cerita Rahma (31), sang ibu.

“Setelah saya periksa Rizki, sepertinya tidak ada keluhan apa-apa, tidak sakit, fisik anaknya juga bagus. Tetapi saya sarankan untuk tetap dibawa ke Puskemas untuk di cek lebih lanjut lagi. Biar nanti diambil sampel dari cairan yang ada di dalam pipinya, jadi biar tahu juga tindakan lebih lanjut seperti apa yang harus dilakukan,” jelas dr. Jupanri Siregar.

Doker Jupanri Siregar sedang memeriksa benjolan yang ada di pipi kanan Rizki.

Datang juga seorang nenek yang berjalan tidak memakai sandal dan sepertinya menahan sakit. Jari-jari tangan kanannya sudah terlihat tidak ada dan kulitnya berwarna agak hitam seperti melepuh. Kaki kirinya terlihat bengkak dan ditutupi dengan kain serbet. Kaki kanannya terdapat luka yang sangat banyak dan berwana kehitaman seperti melepuh. Dengan sigap relawan Dharma Wanita Xie Li Indragiri menyambut dan mendampingi dari pendaftaran hingga mengambil obat.

Nenek ini bernama Seriyah (63) dan tinggal di Desa Lintas Utara. Seriyah datang diantar oleh anaknya kemudian pergi lagi untuk menjemput cucunya yang ingin berobat juga karena sedang batuk pilek. “Awalnya sakit, lama-lama berubah meletup pecah kaya kudis terus lepaslah ada jari ini. Nenek tutup pakai kain ini karena malu satu kecil satu besar kaki ni,” cerita Seriyah.

“Setelah Nenek Seriyah di cek gula darahnya, hasilnya pun normal. Ia hanya mengeluh tangan dan kakinya sering sakit oleh karena itu saya sarankan untuk cek lebih lanjut ke Puskesmas terdekat,” ujar dr. Arthessy Febnation S yang merupakan relawan Dharma Wanita Xie Li Indragiri juga.

Terlihat semangat dan antusiasme dari para relawan Xie Li Indragiri pada kegiatan baksos kesehatan kali ini. Meskipun sejak pagi hingga siang hari sudah menjalankan tugasnya tetapi wajah relawan pun selalu tersenyum, tidak menunjukkan rasa lelah. Setiap mata tertuju pada relawan yang bertugas mendampingi peserta dari ruang tunggu ke ruang periksa dokter. Relawan dengan wajah tersenyum mengantarkan peserta satu per satu, sangat terlihat sekali keiklhasan hati para relawan dalam melakukan tugasnya.

Relawan Pitriani sedang mendampingi salah seoarag peserta menuju ke ruang periksa dokter, terlihat ketulusan hati relawan dengan senyum diwajahnya.

“Ini pertama kalinya saya ikut baksos di sini karena baru mutasi ke Indragiri. Rasanya senang sekali melihat banyak warga yang datang berobat. Sepertinya yang datang kebanyakan Lansia jadi sudah kewajiban saya ikut membantu,” ujar Pitriani, salah satu relawan dengan tersenyum lepas.

Jumlah peserta pada kegiatan kegiatan kali ini mencapai 236 orang, jumlah yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. “Alhamdulillah, kami semua relawan dari Tzu Chi Sinar Cabang Mas merasa bahagia sekali kegiatan baksos kesehatan kali ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses. Semua berkat kerja sama dan peran serta dari semua relawan dan juga para tenaga medis dan perangkat desa. Semoga ini menjadi ladang pahala yang berkah untuk kita semua,” ujar Ferhan, salah satu relawan Xie Li Indragiri.  

Peserta yang datang hari ini membawa cerita dan keadaan yang berbeda-beda. Cerita yang terkadang membuat hati kita terharu. Antusias warga yang datang juga membuat rasa letih hilang seketika kerena niat hati yang tulus dari setiap relawan untuk membantu sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. 

“Sudah dapat obat masih bawa pulang nasi kotak. Bapak, ibunya (relawan) juga ramah-ramah. Senangnya hati nenek ini,” ucap Marhamah (68) dengan wajah bahagia. Kebahagiaan peserta menjadi kebahagiaan juga bagi para relawan. Sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Bisa merasakan kebahagian orang lain seperti kebahagiaan diri sendiri, adalah kehidupan yang paling kaya dan memuaskan.”

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Tekad Tulus Ingin Membantu Sesama

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Tekad Tulus Ingin Membantu Sesama

29 Maret 2017

Melihat kesungguhan relawan kala proses baksos berlangsung, Suhendra mengaku tidak terbiasa. “Kami diperlakukan sangat baik sama bapak dan ibu di sini. Mereka (relawan Tzu Chi) tidak hanya merawat pasiennya tapi juga memperhatikan keluarga pasien. Seperti kami kemarin disediakan makan, diingatkan juga untuk makan, semua dengan ramah,” kata sopir angkutan umum Kota Bogor ini sembari tersenyum.

Melayani yang Terbaik di Screening Katarak untuk Masyarakat Cikarang

Melayani yang Terbaik di Screening Katarak untuk Masyarakat Cikarang

25 Juni 2024

Sebelum Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-143 di Cikarang dilaksanakan, Tim Medis Tzu Chi mengadakan screening untuk operasi katarak dan pterygium. Ada 180 calon pasien mengikuti screening di RS Sentra Medika Cikarang.

Program Bakti Sosial 5 KM di Jayapura: Bahagianya Ham Masita Bisa Melihat Kembali

Program Bakti Sosial 5 KM di Jayapura: Bahagianya Ham Masita Bisa Melihat Kembali

18 Juli 2024

Ham Masita (90) salah satu peserta operasi katarak yang dilakukan relawan Xie Li Papua. Ini bagian dari Program Bakti Sosial 5 KM, untuk membebaskan masyarakat dari katarak, hernia, dan bibir sumbing.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -