Perhatian Bersama Sentuhan Cinta Kasih

Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Suparjo, Elysa Wu (He Qi Utara)

Seorang relawan Tzu Ching sedang menghibur opa sambil memijat pundak opa

Ketika mendengar kata “Panti Jompo” hati kita tentu merasa pilu. Kita mengetahui bahwa saat manusia memasuki usia senja segala kondisi fisik akan menurun dan saat itu orangtua akan lebih membutuhkan perhatian dari keluarga. Cobalah kita pikirkan baik-baik, seiring berlalunya waktu setiap orang termasuk diri kita sendiri juga akan bertambah tua. Lalu apa yang perlu kita lakukan selagi masih muda? Kita harus dapat memanfaatkan waktu dengan baik, mengisi hidup dengan kebaikan serta senantiasa peduli terhadap sesama terutama kepada orangtua. Memahami perihal tersebut serta sebagai wujud cinta kasih, pada hari Minggu pagi tanggal 20 Juli 2014, sebanyak 53 orang relawan Tzu Chi beserta Tzu Ching melakukan kunjungan kasih ke Panti Jompo Santa Anna di Jalan M No 40 Gang Mazda, Teluk Gong. Panti yang menampung 86 opa dan oma ini terlihat cukup luas, bersih dan rapi. Sejak pukul 08:00 WIB relawan sudah mulai berdatangan, sebelum acara kebersamaan dimulai kami mendatangi opa oma untuk menggunting rambut serta menggunting kuku.

Sara Shijie sepenuh hati merapikan dan menggunting rambut salah seorang oma

Kunjungan ini bukanlah yang pertama sehingga opa oma sudah mengenali beberapa relawan dan menyambut kami dengan gembira. Tak lama kemudian bel berbunyi tanda opa dan oma segera berkumpul di ruangan lantai 1 dengan menggunakan kaos berwarna merah. Acara mulai diisi dengan keceriaan oleh Tzu Ching, berbagai aktivitas mulai dari games konsentrasi, bernyanyi dan gerak badan. Dalam acara ini  juga diadakan penuangan celengan bambu Tzu Chi oleh opa oma. Berbagai kegiatan ini membuat suasana panti menjadi ramai dan seru. Tampak sebagian opa oma begitu bersemangat dan ceria terutama pada sesi menyanyi namun ada pula yang terlihat sangat datar tanpa banyak ekspresi.

Kehangatan Dalam Doa
Saat itu saya memandang kearah dekat pintu keluar dan ada dua orang oma yang tersenyum kepada saya. Kemudian saya duduk disampingnya dan mulai berbincang. Salah seorang oma bercerita bahwa ia sudah 4 tahun tinggal di panti, alasannya adalah karena tidak ingin merepotkan keluarga. Oma memiliki 2 orang anak laki-laki yang sudah berkeluarga, namun anak dan menantunya sangat sibuk bekerja hingga larut malam, sedangkan cucunya setelah pulang dari sekolah masuk ke kamar dan main komputer. Kemudian saya menyadari alasan utama mengapa beliau memilih tinggal di panti karena kesepian di dalam rumah yang besar sehingga dirinya merasa kurang mendapat perhatian dan kurang harmonis. “Kalau di rumah ada yang memperhatikan, oma akan lebih suka tinggal di rumah", ucapnya. Mendengar perkataan oma saya merasa diingatkan, tidak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, tapi kita juga harus lebih peduli bagaimana kondisi dan perasaan orangtua.

Marcellina Shijie dan Juliana Santy Shijie sebagai pembawa acara sedang menjelaskan rangkaian kegiatan

Beberapa opa oma lain memang tinggal di panti karena sudah tidak memiliki keluarga namun banyak juga yang ternyata masih memiliki keluarga atau sanak saudara. Hal ini sungguh memprihatinkan padahal memiliki kesempatan menjaga orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan kita adalah berkah. Master Cheng Yen mengajarkan dalam kata perenungannya. “Dalam menemani dan memberi penghiburan pada ayah dan ibu harus disertai perasaan sukacita sama sekali jangan dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus dijalankan.” Master berharap agar setiap orang dapat menjadikan rumahnya sebagai panti jompo bagi orangtua masing-masing sehingga ayah bunda dapat menikmati kasih sayang dan kebahagiaan keluarga di rumah. Seperti yang kita katahui segala kebajikan dimulai dari bakti pada orangtua.

Relawan mengajak opa oma bermain games konsentrasi agar suasana menjadi lebih seru

Tidak hanya berbakti kepada orangtua masing-masing, hari ini relawan juga mengembangkan cinta kasih dan berbagi kebahagiaan dengan opa oma bagai keluarga sendiri. Tanpa terasa semua kegiatan telah diikuti, hari pun beranjak siang maka kami segera menyiapkan makan siang bersama. Lalu ada oma yang bertanya kepada saya, "Apakah makanan ini vegetarian?” "Iya makanan ini vegetarian. Apakah oma suka?” tanyaku balik. "Saya suka makanan vegetarian, kadang saya juga beli sendiri di rumah makan vege,” lanjut oma. Selesai makan bersama, waktu sudah menunjukan tengah hari, kami pun segera berberes dan bersiap untuk pulang. Sebelumnya kami berpamitan serta mengucapkan terima kasih kepada opa, oma dan suster. Ketika berpamitan saya menyalami tangan opa oma dan kedua oma yang duduk dekat pintu keluar memegang tangan saya dengan hangat dengan tatapan penuh kasih mendoakan saya. Seketika muncul perasaan haru, saya dapat merasakan betul ketulusan oma. Saya pun mendoakan semoga opa oma sehat dan bahagia.

Setelah berpamitan dengan opa oma dan suster, relawan mengadakan foto bersama


Artikel Terkait

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -