Perhatian Demi Masa Depan
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Relawan Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim (Relawan Tzu Chi Medan) Relawan Tzu Chi juga mengajarkan cara berbaris rapi untuk berjalan menuju ruang pemeriksaan. Sehingga buday humanis Tzu Chi juga dapat ditularkan pada tunas-tunas bangsa ini. |
| ||
Ketiga sekolah tersebut dibangun di atas tanah yang sama sehingga proses belajar mengajar dapat lebih maksimal. Sebagian besar murid-murid tersebut berasal dari keluarga yang masih tergolong kurang mampu. Dengan mata pencaharian sebagai nelayan kondisi perekonomian mereka bergantung kepada cuaca. Tidak sedikit dari murid-murid tersebut, setelah pulang sekolah harus membantu orang tua. “Ada yang kerjanya mengupas kerang. Ada juga yang kerjanya mencuci pakaian. Asalkan bisa cari uang aja,” kata Rismaulitua Sinaga, salah satu guru dari SDN 060967. Menurut Linda Br Siale, cukup banyak anak-anak yang setelah lulus dari SD, tidak dapat melanjutkan sekolahnya lagi hanya dikarenakan permasalahan biaya. Jadi anak-anak tersebut langsung terjun ke masyarakat untuk bekerja. Kembali lagi ke beberapa tahun sebelum dibangun kembali sekolah ini, jika air laut pasang maka proses belajar mengajar harus dihentikan. Semua murid-murid terpaksa diliburkan. Namun sekarang, kondisi sudah lebih baik, air pasang sudah tidak lagi masuk ke sekolah. Meski jika air laut pasang, jalanan akan digenangi air, murid-murid mencari akal bagaimana agar dapat tiba di sekolah. Melihat mereka begitu bersemangat untuk menimba ilmu di sekolah, membuat insan Tzu Chi merasa terharu. Pernah suatu kali, relawan Tzu Chi Medan melakukan kunjungan ke sekolah dan mendapatkan informasi kalau begitu banyak murid-murid yang bermasalah pada penglihatannya. Dan dikarenakan perekonomian yang tidak begitu baik, banyak orang tua murid tidak dapat berbuat apa-apa demi anak-anaknya. Dari pihak sekolah sendiri, tidak dapat berbuat banyak dan prestasi belajar murid-murid tersebut semakin menurun. Oleh karena itu, relawan Tzu Chi Medan mulai mempersiapkan apa saja yang dapat dibantu. Semenjak bulan September 2012, beberapa relawan secara rutin berkunjung ke sekolah untuk lebih mendekatkan diri kepada murid-murid. Setiap hari Rabu dan Sabtu sore, relawan-relawan mengajarkan isyarat tangan kepada kurang lebih 30 murid.
Keterangan :
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, sudah tiba saatnya untuk mengadakan acara pemeriksaan mata gratis bagi murid-murid kelas V dan VI dari ketiga SDN tersebut, yang totalnya berjumlah 570 anak-anak pada tanggal 21 Oktober 2012. Sehari sebelumnya, beberapa relawan dan murid-murid datang ke sekolah setelah jam pulang sekolah untuk turut membersihkan sekolah agar kegiatan di keesokkan harinya dapat berjalan dengan baik. Hari yang dinantikan pun tiba, meski di hari libur dan dengan langit yang mendung tidak memupuskan semangat murid-murid untuk datang ke sekolah. Semua anak-anak sudah bersiap-siap di bawah tenda yang telah terpasang. Pukul 08.00 Wib, acarapun dimulai dan tanpa disadari, hujan pun turun. Acara tetap berlangsung dengan baik dan dalam kesempatan kali ini, Tzu Chi juga menyerahkan 15 unit komputer untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Pada acara pembukaan, murid-murid menampilkan isyarat tangan dari 3 buah lagu yakni Gan Xie (terima kasih, red.), Doa dan Damai, serta Satu Keluarga. Dengan sepenuh hati, mereka menampilkan apa yang sudah dipelajari selama satu bulan terakhir ini. Pemeriksaan mata dilakukan secara bertahap, dimana sebagian murid-murid akan diperiksa terlebih dahulu karena keterbatasan tempat. Yang lainnya, akan dikumpulkan dan relawan mengajak murid-murid untuk turut bermain di permainan-permainan yang mendidik. Dalam permainan-permainan tersebut ada hadiah-hadiah yang dibagikan bagi yang berhasil memenangkan permainan atau menjawab dengan benar setiap pertanyaan. Setelah hujan berhenti, permainan dilakukan di lapangan sekolah. Setelah didata, tidak semua murid-murid SD kelas V dan VI dari ketiga sekolah tersebut hadir pada saat pemeriksaan mata dilakukan. Hanya ada 403 murid dan murid-murid yang memiliki gangguan penglihatan serta harus mengenakan kacamata adalah sebanyak 92 murid. Dari pihak pengajar, 41 orang guru juga mendapatkan kacamata. A-Ching dari Optik Surya mendukung sepenuhnya pemeriksaan mata dan pembagian kacamata ini. Bersama beberapa staff dan teman-temannya, mereka bertugas untuk memeriksa mata murid-murid. Tak kenal lelah dan terus memberikan pelayanan yang terbaik, itulah semangat yang terlihat dari wajah-wajah mereka. Adalah harapan kita semua, semoga dengan adanya perhatian yang penuh kasih sayang ini, masa depan anak-anak ini dapat lebih terjamin. | |||
Artikel Terkait
Mengajak Para Lanjut Usia Mengenal Aula Jing Si
22 Juni 2017Untuk mengenal lebih dalam dan lebih dekat tentang Tzu Chi, Tan Guan Nio (69) mengajak 83 umat gereja Santo Yoseph Matraman berkunjung ke Tzu Chi Center, Sabtu, 17 Juni 2017. Umat gereja ini berasal dari komunitas Adi Yuswo atau lebih dikenal dengan komunitas para lanjut usia.
Praktik Cara Membuat Eco Enzyme
08 September 2023Relawan Tzu Chi di Komunitas Hu Ai Medan Perintis mengajarkan cara membuat eco enzyme di lingkungan warga di Jalan Besar Tembung Medan. Warga sangat antusias membuatnya, apalagi setelah tahu segudang manfaatnya.