Perhatian Kepada Masyarakat Tanjung Balai Lewat Baksos Kesehatan

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)
Untuk pertama kalinya relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Tanjung Balai melaksanakan baksos kesehatan umum bagi warga Tanjung Balai yang bertempat di SMP Negeri 1, Kec. Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai pada Minggu, 29 Oktober 2023.

Untuk pertama kalinya sejak Tzu Chi komunitas Xie Li Tanjung Balai berdiri pada oktober 2022, relawan mengadakan baksos kesehatan umum di SMP Negeri 1, Kel. Karya, Kec. Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu, 29 Oktober 2023 ini melibatkan 92 relawan dan sukarelawan dari Kota Tanjung Balai, Medan, Tebing Tinggi, dan Kisaran.

Kegiatan baksos kesehatan ini memberikan pelayanan kepada 704 pasien dari 6 kelurahan yaitu Kel. Pulo Simardan, Kel. Semula Jadi, Kel. Selat Lancang, Kel. Pantai Burung, Kel. Matahalasan, dan Kel. Kp. Baru. Sebelumnya pada 22 Oktober 2023, relawan terlebih dahulu melakukan survei lapangan dengan mengunjungi rumah-rumah warga calon pasien untuk membagikan kupon dan mendorong masyarakat di Tanjung Balai untuk lebih peduli pada kesehatan mereka.

Dalam kegiatan baksos kesehatan ini sebanyak 704 pasien menerima pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolestrol, asam urat, dan pemeriksaan penyakit umum lainnya.

Dengan kesabaran dan perhatian, para tenaga medis dari TIMA Medan melayani pasien dan memberikan pengobatan yang terbaik untuk membantu mereka terlepas dari penyakit yang diderita.

Dokter dari relawan TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Medan yang menjalin kerja sama dengan tenaga medis dari Kota Tanjung Balai memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan umum seperti tekanan darah, gula darah, kolestrol, asam urat dan pemeriksaan penyakit umum.

“Antusias masyarakat di Tanjung Balai ini luar biasa. Kita juga berharap masyarakat bisa lebih peduli dengan masalah kesehatan terutama dari Lansia dan untuk para remaja gizi makanan lebih diperhatikan. Dari pasien yang datang ke kami ini lebih dominan penyakit yang diderita Lansia seperti rematik, penyakit paru, diabetes, kolestrol, dan asam urat tinggi,” ungkap dr. Sukirman selaku koordinator tim medis TIMA Medan dalam kegiatan ini.

Dengan mempraktekkan cinta kasih, para tenaga medis dan relawan melayani setiap pasien dengan hati yang tulus. Pasien yang mengalami kendala dalam bergerak akan dipapah relawan dari awal sampai selesai pasien menerima pengobatan. Terlihat para tenaga medis yang penuh kesabaran mendengarkan keluhan setiap pasien dan mencari solusi untuk membantu pasienagar terbebas dari penyakit mereka.

Oma Jenny, salah satu pasien yang mendapat pengobatan gratis merasa sangat bersyukur dan bersuka cita. Ia juga menerima tongkat dari relawan Tzu Chi untuk membantunya bergerak dan beraktivitas sehari-hari.

Salah satu pasien, Oma Jenny (84) merasa terharu karena dalam kesempatan ini bisa berjodoh dalam menerima pelayanan kesehatan gratis dari Tzu Chi. Oma Jenny yang memiliki keterbatasan bergerak senantiasa didampingi relawan dari awal masuk sampai selesai pemeriksaan. Selama ini oma Jenny yang menderita penyakit kulit sudah berobat ke beberapa tempat namun tidak ada perkembangan dengan penyakitnya.

“Badan saya suka gatal-gatal dan malam saya tidak bisa tidur. Tadi saya menerima obat dan vitamin dari dokter. Saya senang sekali melihat keramahan dari dokter dan relawan. Saya dipapah dari awal datang sampai saya pulang kerumah, Tzu Chi ini sangat mulia. Saya benar-benar berterima kasih dengan Tzu Chi karena sudah datang membantu masyarakat Tanjung Balai,” ucap Oma Jenny.

Oma Jenny yang awalnya berprofesi sebagai guru ini hanya hidup sendiri disebuah rumah yang sederhana. Baru-baru ini ia terjatuh di kamar mandi dan ini bukan kejadian yang pertama. Karena beberapa kali terjatuh, kedua kaki Oma Jenny jadi susah bergerak, anak beliau, Jhony yang sebelumnya berprofesi sebagai guru di Medan memutuskan untuk kembali tinggal di Tanjung Balai demi merawat ibunya.

Relawan juga memperkenalan Tzu Chi kepada para pasien baksos kesehatan. Dalam kegiatan ini sharing relawan membuat pasien bisa memahami makna bersyukur dan berpuas diri sehingga dengan tertib para pasien menjalanin setiap prosedur baksos kesehatan sampai selesai.

Beliau melepaskan pekerjaan beliau untuk berbakti kepada orang tuanya karena tidak tega melihat kondisi orang tuanya. Dengan kondisi Oma Jenny yang susah bergerak dan karena keterbatasan biaya untuk membeli tongkat empat kaki, relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Tanjung Balai langsung memberikan bantuan tongkat tersebut kepada Oma Jenny untuk membantu bergerak sehari-harinya.

Perhatian dan pendampingan relawan bagaikan air yang memberikan kesejukan di hati para pasien sehingga semua pasien dengan tertib mengikuti setiap prosedur dari baksos ini. Dalam kesempatan ini relawan juga memperkenalkan Tzu Chi kepada masyarakat Tanjung Balai yang mengikuti kegiatan baksos kesehatan umum.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-137: Kisah Arif Pasien Operasi Katarak

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-137: Kisah Arif Pasien Operasi Katarak

14 Maret 2023

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan RS. Bhayangkara HS. Samsoeri Mertojoso Surabaya berhasil menangani 186 pasien (katarak, pterygium, bibir sumbing) dalam baksos kesehatan yang dilakukan selama dua hari: 10-11 Maret 2023. 

Harapan Bagi Masyarakat Telen

Harapan Bagi Masyarakat Telen

28 Oktober 2024

Relawan Tzu Chi Sinar Mas dari komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 mengadakan baksos kesehatan umum dan berhasil menangani 272 pasien. Antusias warga cukup tinggi memeriksakan diri, pasalnya di daerah tempat tinggal mereka sangat kurang pelayanan kesehatan. 

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Manokwari

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Manokwari

24 Juli 2019

Tzu Chi Indonesia mengadakan Baksos Kesehatan ke-127 di RS Bhayangkara Lodewijk Mandatjan, Manokwari, Papua Barat. Dalam pelaksanaan baksos kesehatan selama tiga hari (19 – 31 Juli 2019) ini berhasil ditangani 259 orang pasien (katarak 204 orang dan pterygium 55 orang). Firemon Ullo (65) dan Subrina (62) salah satunya.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -