Perhatian Tulus Relawan Tzu Chi kepada Para Gan En Hu

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Mendampingi para Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi jangka panjang agar dapat menjalani hidup yang lebih baik dan lebih mandiri, merupakan salah satu tugas dari relawan di misi amal Tzu Chi. Denasari bersama para relawan lainnya di komunitas Xie Li Bekasi mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, saat mendampingi banyak keluarga prasejahtera dengan berbagai tantangan hidup yang kompleks.

Merih menerima bantuan paket sembako saat dikunjungi para relawan Tzu Chi, Selasa 14 Juni 2022.

Salah satu keluarga tersebut adalah keluarga Merih (50). Merih adalah orang tua tunggal dengan dua anak. Cindy, si sulung, kini sudah kelas 2 SMP, baik, pintar, namun jantungnya lemah. Sementara Silvi, si bungsu, hyperactive dan down syndrome. Kondisi kesehatan Merih sendiri sehat, namun daya tangkapnya lambat.

Sejak suami Merih meninggal tiga tahun lalu, keluarga ini yang sebelumnya mengontrak rumah di Pondok Kelapa, Jakarta Timur pindah ke rumah kontrakan adiknya di Bekasi. Rumah kontrakan mereka yang sempit juga kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan keluarga kakak beradik ini sering ribut. Merih sendiri mencari nafkah dengan berjualan nasi uduk.

Tak sekadar memberikan bantuan biaya hidup, para relawan juga memberikan pendampingan pada Merih dan dua anaknya.

Tetangganya memberitahu Merih soal Tzu Chi dan menyarankannya mengajukan bantuan biaya hidup untuk dapat mengontrak rumah sendiri. Singkat cerita, sudah setahun ini Merih dibantu biaya hidup untuk mengontrak rumah.

Tak sekadar memberi bantuan biaya hidup, Tzu Chi Indonesia melalui para relawannya di Kota Bekasi begitu telaten mendampingi keluarga ini menyelesaikan satu persatu permasalahan hidup. Bisa dibilang keluarga Merih kini kondisinya jauh lebih baik.

“Merih kan single parent, anak bungsunya aktif sekali. Berbicara juga belum bisa. Mudah-mudahan setelah nanti Silvi sekolah SLB, dapat bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, membuat anaknya lebih baik ke depannya,” kata Denasari saat kunjungan kasih ke keluarga Merih di rumah kontrakan mereka di Bekasi Timur, Selasa 14 Juni 2022.

Terhitung sudah tiga bulan keluarga Merih pindah ke rumah kontrakan yang sekarang di Bekasi Timur. Denasari sebelumnya menyarankan mereka pindah, sebab tempat tinggal mereka sebelumnya memiliki ventilasi yang buruk. Transportasi ke sekolah Cindy juga jauh.

“Tinggal di sini udaranya lebih bagus, anak-anak bermain juga enggak pengap. Kedua, transportasi lebih mudah, anak pertama kan sekolah SMP negeri, jalan kaki juga dekat. Rencana ke depan mau sekolahkan Silvi, sekolahnya juga dekat. Jadi tengah-tengah. Dari pada yang dulu kadang ke sekolah mesti ojek. Kami relawan pendampingannya ya begitu, dikasih pengarahan, kelebihannya apa, kekurangannya apa, nanti keputusan di tangan Gan En Hu,” tambah Denasari.

Pada kunjungan kasih kali ini, relawan yang punya keahlian memotong rambut tak lupa untuk memotong dan merapikan rambut Merih dan dua anaknya.

Setelah mencarikan tempat tinggal yang lebih baik dengan akses yang lebih mudah, relawan di Xie Li Bekasi lalu mencarikan sekolah untuk Silvi.

“Bu Merih mau jagain anaknya terus?’ Umur orang tua kan ada batasnya. Silvi mesti diajarkan mandiri. Jalan satu-satunya adalah melalui sekolah,” kata Denasari pada Merih saat itu.

Akhirnya Merih setuju. Silvi kini sudah mendaftar sekolah dan sudah memenuhi segala persyaratan, seperti tes IQ, dan cek ke dokter THT. Semua prosesnya didampingi relawan Tzu Chi.

Memang inilah salah satu yang membedakan Tzu Chi dengan organisasi lainnya. Setelah membantu tak begitu saja berhenti, ada pendampingan juga kunjungan kasih.

“Kami relawan mengharapkan ya tumpuannya ke anak pertama. Sekolahnya kan SMP, trus raportnya juga bagus. Terserah Cindy nanti mau ke SMA atau SMK. Kita dampingi terus. Kan pendidikan ya, mengubah nasib itu lewat pendidikan. Kami kasih pengarahan dengan harapan ke depannya mereka hidup lebih baik. Nanti suatu hari kan mandiri, lepas dari bantuan dari Tzu Chi,” sambung Denasari.

Karena tak mudah untuk berkomunikasi dengan Merih, Denasari pun mengandalkan Cindy.

Cindy, si anak baik dan pintar yang duduk di bangku kelas 2 SMP negeri ini, setelah lulus SMP berencana lanjut ke SMK jurusan akuntansi. Selain sangat menyukai matematika, Cindy ingin segera bekerja supaya keluarganya bisa mandiri. Cindy sangat bersyukur dengan segala perhatian yang diberikan oleh Denasari dan para relawan lainnya yang sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri.

“Terima kasih atas semua bantuan dan perhatiannya, yang sudah diberikan ke mama, Cindy sama Silvi. Semoga para relawan sehat selalu, panjang umur, dan bisa bantu orang yang lebih membutuhkan lagi,” tutur Cindy.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menyatukan Keping-Keping Kehidupan

Menyatukan Keping-Keping Kehidupan

12 Agustus 2019
Kehidupan bagai keping-keping puzzle yang terkadang porak poranda tanpa gambaran yang nyata. Namun ketika keping-keping itu disatukan akan terbentuk gambar indah dan sempurna. Itulah salah satu pelajaran yang dipetik dari Kunjungan Kasih yang dilakukan oleh insan Tzu Chi di komunitas He Qi Barat 2 pada Minggu, 4 Agustus 2019. 
Cermin Cinta Kasih Universal

Cermin Cinta Kasih Universal

27 April 2018
Relawan Tzu Chi Bandung mengunjungi rumah tujuh pasien penyandang disabilitas yang mayoritas adalah anak-anak dalam masa pertumbuhan. Relawan menyemangati para orang tua dan melihat perkembangan kondisi kesehatan pasien.
Perjuangan Aas Asiah Merawat Syakila Putri, Penderita Cerebral Palsy

Perjuangan Aas Asiah Merawat Syakila Putri, Penderita Cerebral Palsy

26 September 2023

Kondisi ekonomi yang sulit membuat keluarga Suryadi tak dapat memberikan pengobatan untuk anaknya, Syakila Putri (3) yang mengalami Cerebral palsy. Kini, setelah mendapatkan bantuan dari Tzu Chi, kondisi Syakila berangsur memberikan kabar yang membahagiakan.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -