Perhatian Untuk Anak Bangsa
Jurnalis : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : David Ang (Tzu Chi Singkawang) Dengan memperbaiki gizi anak dan menjaga kesehatannya, diharapkan akan memperbaiki kualitas hidup generasi mendatang. |
| ||
Selesai diperiksa oleh dokter umum atau dokter spesialis anak, pasien langsung mengambil obat atau vitamin yang diresepkan dokter pada bagian apotek, bahkan bersamaan dengan menerima obat atau vitamin, orang tua anak menerima bingkisan berupa beberapa butir telur dan susu bubuk. Selanjutnya anak-anak beserta orang tuanya masuk ke ruang pertemuan untuk mengikuti penyuluhan tentang pentingnya ASI oleh Duta ASI Kalimantan Barat, yaitu Emma Hasan Karman – istri Walikota Singkawang dan dari dokter spesialis anak dr. Theresia tentang ‘Menjaga Kesehatan Anak’. Sebelum acara dimulai, peserta mendapatkan suguhan makanan ringan dan susu kacang kedelai. Sedangkan pada saat akhir acara, semuanya mendapatkan makan siang menu vegetarian. Inilah rangkaian kegiatan Baksos Peningkatan Gizi Balita se-Kota Singkawang yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Singkawang yang berlangsung hingga pukul 13.00. Penyelenggaraan Bakti Sosial Peningkatan Gizi Balita se- Kota Singkawang mengambil tema ‘Balita Sehat Investasi Bangsa’. Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Dinas Kesehatan Singkawang dan Tim Penggerak PKK Kota Singkawang.
Keterangan :
Menurut Sujianto, ketua panitia baksos, baksos ini diadakan karena masih cukup banyak bayi dan balita di Singkawang yang status gizinya berada di bawah garis merah (BGM) alias gizi buruk. Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Singkawang balita yang berstatus gizi buruk di Kota Singkawang sebanyak 315 anak. “Melalui aparat kelurahan dan petugas Posyandu yang dikoordinir oleh masing-masing camat, sejumlah bayi dan orang tuanya, diundang untuk mendapatkan pemeriksaan dokter umum dan dokter anak. Ada 10 dokter umum dan 2 orang dokter spesialis anak yang melakukan pemeriksaan, dibantu tenaga paramedis 26 orang, petugas gizi 17 orang, 70 sukarelawan (relawan rompi) dan 42 relawan Tzu Chi Singkawang. Dari 315 balita yang tercatat sebagai BGM, yang datang pada Baksos ini sebanyak 257 anak, dan ada seorang yang sangat dehidrasi sehingga langsung masuk rawat inap di RSU Harapan Bersama. Dari Balita yang datang, sebanyak 46 balita yang perlu masuk dalam program kunjungan kasih Tzu Chi, sekalian memantau perkembangannya. ” tutur Sujianto. Dalam sambutannya, Ketua Kantor Penghubung Singkawang, Tetiono mengatakan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi dewasa ini semakin meningkatkan kegiatan bakti sosial yang lebih bersifat pencegahan. “Kegiatan Bakos Kesehatan berupa pengobatan dan operasi gratis tetap dijalankan, namun dewasa ini kegiatan baksos yang bersifat pencegahan semakin ditingkatkan. Baksos Peningkatan Gizi Balita seperti sekarang ini termasuk salah satu upaya pencegahan serangan penyakit sejak dini. Dengan memperbaiki gizi anak dan menjaga kesehatannya, diharapkan akan memperbaiki kualitas hidup generasi mendatang.”
Keterangan :
“Anak-anak bergizi buruk selalu menjadi permasalahan bagi negara-negara berkembang. Kekurangan gizi sejak kanak-kanak dapat menyebabkan berbagai gangguan perkembangan pada anak. Sebab, kekurangan gizi pada anak di tahap perkembangan dapat menyebabkan lemahnya kekebalan tubuh, tidak maksimalnya kecerdasan, dan pertumbuhan fisik yang tidak maksimal. Menyadari pentingnya gizi bagi perkembangan anak-anak, maka Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga menaruh perhatian kepada anak-anak balita dalam hal pelayanan kesehatan, penyuluhan dan pemberian makanan sehat bagi balita,” lanjut Tetiono. Atas nama warga Singkawang, Walikota Singkawang Hasan Karman mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang untuk kesekian kalinya telah memberi uluran tangan menolong masyarakat Singkawang yang kurang mampu. “Melalui baksos pembagian beras, pengobatan dan operasi gratis, dan sekarang mengarahkan perhatian kepada status gizi balita, semua ini merupakan perbuatan baik atas nama sosial dan kemanusiaan. Pemerintah tidak bisa sendiri mengatasi masalah-masalah sosial dan kemanusiaan seperti ini. Maka, diperlukan uluran tangan dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat seperti Yayasan Buddha Tzu Chi. Sampaikan salam dan terima kasih kami masyarakat Singkawang kepada Master Cheng Yen, pendiri Yayasan ini, yang memegang teguh prinsip cinta kasih universal, tanpa membeda-bedakan agama, ras dan suku bangsa,” ucap Hasan Karman. | |||
Artikel Terkait
Bedah Buku: Hidup dalam Dharma
13 Juni 2012 Bersama Kumuda Yap Shixiong yang selalu menginsiprasi kita melalui sharing-sharingnya, topik yang dibahas berasal dari buku Dharma Master Cheng Yen Bercerita Bagian pertama Bab ketujuh, Biksu Brahmadatta.Paket Lebaran 2023: Cinta Kasih Bagi Warga Percut Sei Tuan
12 April 2023Menyambut Hari Raya Idul Fitri, relawan Tzu Chi Medan komunitas He Qi Jati (Hu Ai Medan Perintis) membagikan 1.000 paket lebaran pada Sabtu, 8 April 2023.