Perhatian untuk Korban Banjir Tanjung Balai

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)


Luapan Sungai Asahan dan jebolnya tanggul pengendali air di Suka Raja menyebabkan banjir yang merendam rumah dari 14.340 KK di Tanjung Balai. Luapan air yang dimulai pada tanggal 7 Desember 2020 terlihat belum surut hingga pada saat ini (17/12/2020).

Bencana banjir kembali menerpa Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Luapan Sungai Asahan dan jebolnya tanggul pengendali air di Suka Raja, Simpang Empat akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan rumah 14.340 keluarga terendam banjir selama kurang lebih 10 hari. Luapan air yang dimulai pada tanggal 7 Desember 2020 terlihat belum surut. Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi dan Kisaran yang menerima informasi dari salah satu tokoh masyarakat di Tanjung Balai segera melakukan survei pada hari Selasa, 15 Desember 2020.

 

Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi dan Kisaran pada hari Selasa, 15 Desember 2020 melakukan survei untuk melihat kondisi para korban bencana, serta melihat kebutuhan utama yang dibutuhkan warga.

Genangan air mencapai 20 - 150 cm, menyebabkan sebagian warga harus mengungsi di Posko penampungan di Gedung Olahraga Tanjung Balai, dan ada juga yang mengungsi ke rumah keluarga mereka. “Setelah menerima informasi banjir ini, kami segera terjun ke lokasi untuk melakukan survei sekaligus melihat kebutuhan apa yang dibutuhkan warga, salah satunya makanan,” kata Sutanto, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi, “warga mengalami kesulitan akibat banjir tersebut, dimana mereka tidak bisa bekerja sehingga kebutuhan hidup mereka tidak bisa terpenuhi.  Beberapa warga juga menderita penyakit kulit.”

Melihat dan merasakan langsung penderitaan yang dirasakan warga yang harus berendam dalam air selama kurang lebih 10 hari menggugah rasa iba relawan Tzu Chi yang merasa tidak tega melihat penderitaan warga yang begitu lama. Dampak banjir tersebut sungguh memberi pengaruh yang besar bagi kehidupan warga, dimana banyak yang tidak bisa bekerja dan hanya bisa menetap dirumah saja. Salah satunya adalah Sulaiman Saragih, yang sehari-hari membuka bengkel motor di rumah. “Bengkel saya tutup total selama banjir sehingga saya tidak mempunyai pendapatan sama sekali. Rumah saya sudah terendam selama 15 hari. Karena tidak ada pendapatan maka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga susah,” keluhnya.

 

Relawan segera bergerak cepat menyiapkan 1.415 paket yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasir, dan mi instan vegetarian.

Di hari yang sama, relawan didampingi Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjung Balai juga meninjau posko penampungan di Gedung Olahraga dan disambut secara langsung oleh Bapak H.M. Syahrial, SH, NH, Walikota Tanjung Balai. Pemkot Tanjung Balai sendiri sudah menyalurkan bantuan sembako kepada warga, mendirikan posko penampungan, posko siaga, dan posko Kesehatan, namun mengingat jumlah korban yang begitu besar maka sembako yang dibutuhkan masih kurang.

Setelah berkoordinasi dengan Tzu Chi Medan, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi segera bergerak cepat menyiapkan logistik berupa paket yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasir, dan mi instan vegetarian.

 

Pemberian langsung dari pintu ke pintu kepada warga yang terdampak banjir merupakan wujud kepedulian dan cinta kasih yang bisa menghangatkan hati para warga di tengah bencana yang mereka hadapi.

Pada hari Kamis, 17 Desember 2020, 36 relawan Tzu Chi dari Tebing Tinggi, Medan, Kisaran, dan Tanjung Balai berangkat ke lokasi bencana untuk menyerahkan 1.415 paket kepada para pengungsi dan juga warga yang terkena dampak dari banjir tersebut.

“Kami dari Pemerintah Kota Tanjung Balai mengucapkan ribuan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat kami yang terdampak banjir. Setiap ada musibah Yayasan Buddha Tzu Chi selalu hadir ditengah-tengah masyarakat,” kata Walikota Tanjung Balai H.M. Syahrial.

Butiran beras dalam karung mungkin akan habis dalam beberapa hari, namun cinta kasih dan wujud kepedulian relawan kepada korban bencana akan bertahan dan memberikan kehangatan di hati para warga.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang di Tanjung Selamat

Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang di Tanjung Selamat

07 Desember 2020

Sebanyak 323 warga harus mengungsi akibat banjir bandang yang terjadi di Perumahan De Flamboyan, Ds. Tanjung Selamat, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Banjir ini terjadi karena hujan terus menerus yang mengakibatkan tanggul jebol. Relawan Tzu Chi Medan segera memberikan bantuan bagi mereka.

Kasih Berbagi untuk Semua

Kasih Berbagi untuk Semua

26 Maret 2019

Jumat, 22 Maret 2019, sudah masuk hari keenam setelah bencana banjir bandang melanda Sentani, Papua. Hujan masih turun tapi tidak sepanjang hari, kadang deras kadang sedang. Posko pengungsi pun masih banyak dihuni. Sementara itu kebutuhan akan bahan pokok seperti air, listrik, makanan, pakaian masih belum terpenuhi secara maksimal.

Peduli Banjir di Indragiri Hulu

Peduli Banjir di Indragiri Hulu

05 Maret 2024

Relawan dan Dharma Wanita Xie Li Indragiri menyalurkan bantuan sembako untuk warga di tiga desa di Kabupaten Indragiri Hulu yang terdampak banjir.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -