Perhatian untuk Korban Kebakaran Surabaya

Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo (Tzu Chi Surabaya)


Sabtu malam, 9 Desember 2018 terjadi kebakaran di wilayah Kapasan Dalam Gang I dan II, Kecamatan Simokerto, Kelurahan Kapasan, Surabaya.

Pada Sabtu malam, 9 Desember 2018 terjadi kebakaran di wilayah Kapasan Dalam Gang I dan II, Kecamatan Simokerto, Kelurahan Kapasan, Surabaya. Kebakaran ini tergolong sebagai kebakaran besar.

Keesokan harinya setelah bagi sembako di Perak, Purwanto, relawan Tzu Chi segera mendatangi lokasi kejadian kebakaran. Menurut data yang diperoleh tim Tanggap Darurat Tzu Chi, 16 rumah terdampak langsung dan 1 rumah terdampak tidak langsung. Info dari warga setempat kebakaran yang terjadi pada jam 20.34 ini dipicu oleh korsleting listrik. Kebakaran yang terjadi di gang sempit serta pemukiman padat penduduk ini menyebabkan api mudah merambat ke rumah lainnya. Sebagian korban yang saat itu panik tidak bisa menyelamatkan harta bendanya, mereka hanya bisa berlari dan saling melindungi satu sama lain.


Salah satu warga tengah menjelaskan kronologi kejadian kebakaran yang menghanguskan 17 rumah warga.

Satria (kanan) tengah mendata korban untuk bisa menerima bantuan uang pemerhati dari Tzu Chi.

Pada Senin, 10 Desember 2018 relawan tanggap darurat melakukan pemberian bantuan kepada korban kebakaran berupa uang pemerhati. Bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada korban kebakaran yang secara simbolis diserahkan kepada Ketua RW.

Rasa terima kasih bekali-kali terucap dari Christine, salah satu penerima bantuan Tzu Chi. “Saya sangat-sangat berterima kasih kepada Tzu Chi sudah memberikan bantuan kepada kami,” ujarnya yang merupakan salah satu saksi terjadinya kebakaran tersebut.

Saat penyerahan bantuan, Becky juga menyapa salah satu korban di lokasi pengungsian dan memberikan perhatian dan dukungan moral.

Becky menyapa salah satu korban di lokasi pengungsian dan memberikan perhatian dan dukungan moral.

Bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada korban kebakaran yang saat ini berada di pengungsian yang berlokasi di Kelurahan Kapasan Dalam.

Rasa syukur juga datang dari Djaja Soetjianto, Ketua RW setempat. “Terima kasih sebanyak-banyaknya sudah memberikan bantuannya kepada kami, kami akan mengelola dan memaksimalkan uang perhatian ini dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.

Purwanto dari Tim Tanggap Darurat juga berharap agar uang bantuan dari Tzu Chi bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dari hasil rapat, bantuan akan dibagikan ke rumah-rumah warga yang terdampak, namun karena harus ada pihak dari ketua RT dan RW yang mengetahui maka penyerahan bantuan diserahkan di kantor kelurahan yang saat ini menjadi lokasi pengungsian. Saat ini sebagian korban kebakaran sudah menjalankan aktivitas seperti sedia kala, beberapa dari mereka sudah bekerja dan sebagian lainnya tinggal di pengungsian.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menyingsingkan Lengan Untuk Membantu

Menyingsingkan Lengan Untuk Membantu

17 Oktober 2014

Tepatnya 11 Oktober 2014 si “jago merah” melahap habis seluruh bangunan rumah tanpa tersisa, kini hanya puing dan bekas kepulan asap yang menghitam ditembok rumah yang hancur. Tidak ada barang yang dapat diselamatkan, hanya selembar pakaian yang melekat pada tubuh saja. Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan kasih menyingsingkan lengan untuk meringankan penderitaan warga korban kebakaran. 

Datang Meringankan Beban

Datang Meringankan Beban

03 Juni 2015 Akibat kebakaran ini ratusan warga harus mengungsi dan hanya bisa bergantung pada uluran cinta kasih para dermawan. Melihat kondisi demikian, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut andil mencurahkan perhatian kepada ratusan warga yang terkena musibah ini
Berbagi untuk Sesama

Berbagi untuk Sesama

11 Januari 2016
Kamis, 31 Desember 2015 relawan Tzu Chi membagikan paket bantuan kepada para korban kebakaran di Kompleks Asrama TNI Barabaraya, Jl. Abu Bakar Lambogo Kelurahan Barabaraya, Makassar. Bantuan yang diberikan sebanyak 56 paket, setiap paketnya berisi Beras 5 kg, piring, gelas, sendok, dan keperluan bayi.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -