Perhatian untuk Korban Kebakaran

Jurnalis : Merry Christine (He Qi Barat), Fotografer : Merry Christine (He Qi Barat)

25 Februari 2015 akibat hubungan arus pendek dari listrik warga, lebih kurang 65 rumah dan 105 kepala keluarga (kk) di daerah Bojong kavling, Jakarta Barat kehilangan tempat tinggal.

Di mana ada bencana, relawan Tzu Chi akan berusaha membantu meringankan penderitaan.  Seperti misalnya Minggu pagi yang mendung, 1 Maret 2015, para relawan yang berjumlah 22 orang dengan semangat melakukan taklimat singkat kemudian bergerak menuju lokasi kebakaran di daerah Bojong kavling, Jakarta Barat.

Informasi mengenai kebakaran sendiri diperoleh dari warga yang kebetulan mendonorkan darahnya di kegiatan donor darah Tzu Chi. Orang tersebut memberitahukan kalau di Bojong Kavling telah terjadi kebakaran. Untuk mengetahui lebih jelas bantuan yang diperlukan oleh para korban, setelah selesai kegiatan donor darah para relawan pun berangkat ke lokasi untuk melakukan survei. ” Saya bersama Limin dan Setiawan langsung ke lapangan untuk bertemu dengan Rukun Tetangga (RT) setempat dan setelah itu berkoordinasi dengan Suherman untuk persiapan paket bantuan. Bantuan ini tidaklah seberapa tapi intinya perhatian kepada para korban kebakaran,” Ujar Adi Wisastra, relawan Tzu Chi. 

Pada pukul 10.00 pagi relawan Tzu Chi bersamaan dengan LSM lainnya dan para penduduk bergotong royong membersihkan puing-puing bekas kebakaran.

Begitu tiba di lokasi pengungsian, para relawan bahu-membahu mendirikan tenda posko bantuan dan merapikan paket bantuan yang akan diberikan pada para korban. Setelah rampung, tim pun dibagi menjadi dua grup. Sebagian relawan menunggu di posko dan sebagian lagi menuju lokasi kebakaran. Ketika tiba di lokasi kebakaran, hati relawan sedih dan haru melihat rumah para penduduk yang hangus dan hancur.

”Kebakaran ini terjadi pada 25 Februari 2015 akibat hubungan arus pendek dari listrik warga. Lebih kurang 65 rumah dan 105 kepala keluarga (kk) kehilangan tempat tinggal. Kejadian ini terjadi pada pukul 07.45 pagi dan berakhir pukul 10.00 pagi,” terang Ibu Ira Sudarto, RT bojong dan dibenarkan oleh Syofwan Busti, Sekretaris Lurah Rawa Buaya.

Pada pukul 10.00 pagi relawan Tzu Chi bersamaan dengan yayasan LSM lainnya dan para penduduk bergotong royong membersihkan puing-puing bekas kebakaran. Mereka saling bahu-membahu membersihkan lokasi kebakaran. Sesudah itu para relawan membagikan kupon yang diperuntukkan bagi warga korban kebakaran.

Sebagai bentuk kepedulian kepada sesama, relawan Tzu Chi melakukan pembagian paket bantuan untuk warga korban kebakaran.

Sebelum membagikan paket bantuan, sambil menunggu penerima bantuan berkumpul, relawan menghibur dengan gerakan isyarat tangan (shou yu) “satu keluarga”. Setelah warga korban kebakaran yang datang sudah cukup ramai, relawan pun siap untuk membagikan paket bantuan kebakaran yang berupa alat-alat mandi, selimut, sandal dan baju. “ Harapan saya supaya Yayasan Buddha Tzu Chi semakin maju dalam membantu orang yang terkena musibah apapun,” kata Ibu Rotuah, salah satu penerima bantuan .

Meskipun paket bantuan yang diberikan tidak seberapa, tapi relawan berharap dengan bantuan ini penderitaan warga dapat teringankan. Hal ini tercermin melalui kalimat, “Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain” bunyi kalimat Kata Perenungan Master Cheng Yen.


Artikel Terkait

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -