Perhatian untuk Para Gan En Hu

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoChandra Shixiong sedang memberi kata sambutan kepada relawan sebelum melakukan kunjungan kasih.

"Orang yang tidak melakukan pekerjaan apapun, tidak akan memiliki kesenangan, sedangkan orang yang sibuk tidak akan ada waktu luang untuk berselisih dengan orang lain". (Master Cheng Yen)

Minggu pagi, Tangal 7 November 2010 sekitar jam 8.00 WIB, relawan  berkumpul di toko buku Jing Si Pluit. Seperti biasanya He Qi Utara setiap bulan minggu pertama akan mengadakan kegiatan kunjungan kasih. Kunjungan kasih kali ini sangat mendapat respon positip dari para relawan. Sedikitnya lebih dari 50 relawan yang hadir pada pagi itu.

Kali ini relawan Liwan menjadi pembawa acara setelah memaparkan tentang pentingnya kunjungan kasih dan berinteraksi langsung dengan Gan En Hu (keluarga yang patut disyukuri karena mau menerima bantuan Tzu Chi). Seperti biasanya sebelum melakukan kunjungan kasih semua relawan terlebih dahulu mendengar ceramah Master Ceng Yen. Lalu relawan Chandra memberikan masukan yang intinya tentang perlunya menambah relawan kasus supaya kasus yang masuk akan menjadi ringan bila banyak relawan kasus. Setelah itu para relawan yang akan melakukan kunjungan kasih di bagi menjadi 6 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 10 orang.

Waktu tepat menunjukan pukul 09.00, satu per satu kelompok meningalkan toko buku Jing Si menuju rumah Gan En Hu untuk melakukan kunjungan kasih. Dalam kunjungan kasih kali ini ada bedanya dengan kunjungan kasih sebelumnya. Karena kunjungan kasih kali ini tidak semua kelompok diberi tanggung jawab untuk kunjungan kasih namun juga tanggung jawab untuk menyurvei kasus baru. Ini sangat menantang bagi relawan yang baru pertama kali melakukan survei. Menurut relawan yang sering menangani kasus Saor Suhan dan Anna Tukimin survei kasus adalah awal dari kunjungan kasih. Karena ada survei kasus maka ada sebuah ikatan jodoh dengan Tzu Chi dan selanjutnya dilakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu yang sedang melakukan pengobatan atas bantuan Tzu Chi atau yang mendapat bantuan biaya hidup dari Tzu Chi dan banyak juga kunjungan kasih ke Gan En Hu yang telah sembuh dan sehat.

Dengan melakukan survei kasus di sela kunjungan kasih juga mengandung pesan agar para relawan lebih giat dalam kegiatan kasus khususnya tindak lanjut dalam penanganan kasus tersebut. Dalam kasus ini sangat dibutuhkan tenaga relawan. Karena dalam setiap kasus tidak berhenti sampai pada survei saja melainkan dirapatkan, diputuskan, dan mendampingi pasien untuk mengurus segala sesuatu yang tidak bisa di lakukan oleh pasien.

foto  foto

Keterangan :

  • Anna Tukimin mendengarkan sharing dengan sepenuh hati. (kiri)
  • Veronika (pertama dari kanan) dengan lugas memaparkan kondisi pasien yang di kunjungi mereka. (kanan)

Sharing Kunjungan Kasih
Pukul 10.45 WIB satu per satu kelompok kembali ke toko buku Jing Si. Setelah istirahat sebentar dan makan siang, dilanjutkan dengan kegiatan sharing tentang kondisi dan kesehatan Gan En Hu yang baru saja mereka lihat. Dalam sharing kali ini Relawan Eka Limarto, Iea Hong, Veronika, dan relawan lainnya yang berkunjung ke Teluk Gong dan Jelambar berkisah, bahwa Gan En Hu yang ada di Teluk Gong adalah 2 bersaudara yang satu stroke serta menderita kanker, satu lagi menderita kanker. Dari kejauhan sebelum sampai di rumah Gan En Hu ini, mereka telah mendengar sayup-sayup rintihan kesakitan dari Gen En Hu tersebut. Relwan sungguh terenyuh mendengar suara rintihan yang sangat memilukan hati itu. Kedua bersaudara itu telah mengidap kanker stadium IV dan kanker telah menyebar ke seluruh tubuhnya.

Satu lagi Gan En Hu yang mereka datangi adalah sebuah keluarga kecil terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak gadis. Herlianto sang ayah berusia 51 tahun menderita stroke pada tahun 2007, kemudian sembuh dan terserang stroke untuk kedua kalinya sekitar bulan Mei 2010. Indah putri tunggalnya yang kini berusia 27 tahun menderita lumpuh semenjak usia 1 tahun. Yang membuat relawan Eka Limarto dan kawan-kawan terenyuh saat melakukan kunjungan kasih sang anak keluar dari kamar kecil dengan susah payah merangkak. Ekonomi keluarga ini sangat pas-pasan. Sang istri harus menjadi pengasuh anak tetangga dengan gaji Rp 400.000/bulan dan mencuci pakaian dengan gaji Rp 200.000/bulan. Mereka hidup dengan sangat kekurangan. Kini Gan En Hu sudah dibantu oleh Tzu Chi dan kesehatannya telah membaik, karena itu Ia menyatakan sangat berterima kasih atas bantuan yang di berikan padanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Dari kiri kekanan Nai Thuan, Saor Suhan, Anna Tukimin dan Chandra, sedang menyiapkan kelompok kunjungan kasih.  (kiri)
  • Para relawan terlihat serius dalam mendengarkan ceramah Master Cheng Yen. (kanan)

Kelompok lain yang melakukan sharing adalah Relawan Hendry, Bun Siat Kong, dan relawan lainnya. Hari itu mereka berkunjung ke Jelambar Aladin. Di sana Gan En Hu bernama Herman mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ia lumpuh. Karena berobat terus dan tidak bisa bekerja sehingga semua uang yang dimiliki habis, akhirnya terpaksa dihentikan dan Ia mengajukan bantuan kepada Yayasan Budha Tzu Chi. Kini Herman telah ditangani oleh Tzu Chi dengan diberi pengobatan di rumah sakit.

Satu pasien lagi yang di kunjungi adalah Muhamad Fadil 5 bulan. Seorang bocah yang sudah sehat dan terlihat gemuk sekarang. Pada saat sakit, Hendry juga yang melakukan survei ke rumah sakit dan ketika Muhamad Fadil dinyatakan sehat relawan Hendry juga yang mendatangi rumahnya untuk memastikan keadaan kesehatannya. Hendry dan Eka Limarto juga sering mengantar susu pemberian Tzu Chi ke rumah Muhamad Fadil yang terletak di bantaran kali di jalan Lindung, Teluk Gong.

Setelah semua kelompok memberikan sharing, maka kegiatan kunjungan kasih kali ini selesai. Namun apa yang relawan lihat dan rasa akan tetap tertanam dalam hati dan pikiran mereka untuk selalu memiliki rasa syukur akan kondisi mereka masing-masing dan menjaga badan dan kesehatan mereka sebaik-baiknya. Hari itu para relawan yang melakukan kunjungan kasih  telah menelusuri jejak langkah cinta kasih yang telah dilakukan oleh para relawan Tzu Chi khususnya relawan kasus.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Setiap Orang adalah Sutra Hidup

Suara Kasih: Setiap Orang adalah Sutra Hidup

23 Agustus 2011
Lihatlah Somalia. Sekitar 640.000 anak menghadapi risiko meninggal akibat kelaparan. Selain bencana kelaparan, warga Somalia juga mengalami bencana akibat ulah manusia. Anak-anak yang lahir di sana sungguh tak berdaya.
Tzu Ching Medan Mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur

Tzu Ching Medan Mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur

30 Juni 2022

Tzu Ching (muda mudi) Tzu Chi cabang Medan mengadakan kegiatan Kunjugan ke Panti Asuhan Bhakti Luhur di Jl. Rawe IV / Pasar VI, Martubung, Medan Labuhan. Kegiatan ini diikuti 36 orang relawan Tzu Ching dan relawan kembang.

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

20 Januari 2016

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini menampilkan pentas drama kilas perjalanan Tzu Chi Indonesia. Berawal dari tahun 1993, para istri-istri pengusaha Taiwan (Liu Su Mei, Bao Qing, Liang Qiong, dan Chun Ying)  hingga kini menjadi besar yang telah berusia 22 tahun.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -