Perhatian untuk Para Pejuang
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : YuliatiYayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) membagikan 235 paket bantuan kepada para veteran pejuang Operasi Seroja Timor Timur pada Senin, 2 Maret 2015.
Senin pagi, 2 Maret 2015, Gedung serbaguna Seroja yang terletak di kompleks Seroja, Pondok Ungu, Bekasi mulai dikerumuni para veteran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Terlihat mereka berbincang-bincang di teras gedung. Di antara mereka ada yang menggunakan tongkat untuk menopang dirinya karena hanya memiliki satu kaki, menggunakan tangan palsu (kehilangan satu tangan), dan juga kehilangan satu indera penglihatan (mata) akibat peperangan puluhan tahun silam. Mereka semua adalah veteran pejuang Operasi Seroja Timor Timur (kini Timor Leste- Red) puluhan tahun silam. Selain mereka, sekumpulan ibu-ibu warakawuri (janda veteran) juga berdatangan ke gedung ini. Kompleks Seroja ini memang dibangun khusus untuk mereka para pejuang Operasi Seroja Timor Timur, baik yang gugur maupun cacat.
Para veteran dan warakawuri ini berkumpul untuk menerima paket bantuan yang diberikan oleh Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan instansi lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT Kostrad ke-54. “Kita bersumbangsih kepada mereka yang cacat untuk meringankan beban mereka yang sudah bersumbangsih untuk bangsa,” ujar Johan Kohar, relawan Tzu Chi. “Di samping itu untuk menunjukkan kepedulian kepada veteran (pejuang) yang kita harus hormati,” tambahnya. Bantuan yang diberikan berjumlah 235 paket yang berisi sarung, selimut, perlengkapan mandi, dan sembako yang dikemas dalam sebuah kontainer berlogo Tzu Chi.
Melihat kepedulian dan ketulusan insan Tzu Chi, Ketua RW 05 Kompleks Seroja, MR Ronny memberikan tanggapan positif. “Terima kasih kepada para donatur atau pemerhati,” ucapnya. Ia sungguh bersyukur kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan instansi lainnya yang masih memiliki kepedulian kepada mereka. “Secara emosional kita ada ikatan. TNI masih peduli dan masih ikut merasakan. Kami (veteran) orang-orang yang pernah memberikan sesuatu dalam arti bakti kepada bangsa dan negara,” kata Ronny yang juga ketua Forum Komunikasi Pejuang Penyandang Cacat dan Warakawuri Operasi Seroja Timor Timur.
Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso didampingi Ketua Forum Komunikasi Pejuang Penyandang Cacat dan Warakawuri Operasi Seroja Timor Timur (baju coklat panjang) menyalami para relawan.
Johan Kohar, relawan Tzu Chi memberikan paket bantuan secara simbolis kepada para pejuang operasi Seroja dan warakawuri.
Kepada Tzu Chi, ia juga menuturkan rasa terima kasihnya atas kepedulian yang diberikan. “Yang saya ketahui apa yang mereka (Tzu Chi) dapatkan kembali disalurkan kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Ronny. Ia pun berharap agar jalinan jodoh baik ini bisa terus berlanjut. “Mudah-mudahan tidak selesai hari ini saja. Yang memperhatikan (donatur) rezekinya bertambah, dan yang diperhatikan bisa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.
Tetap Bersyukur
Kondisi ekonomi para veteran yang tinggal di Kompleks Seroja sebagian besar dalam tataran kondisi menengah. Mereka hanya bergantung dari uang pensiun yang diterima setiap bulannya. Terlebih lagi kondisi cacat fisik akibat perang yang mereka alami sangat membatasi ruang gerak dan aktivitas mereka. Meskipun demikian, mereka menjalani kehidupannya dengan baik, penuh sukacita dan canda tawa bersama para veteran lainnya.
Satu per satu para warga dengan bersukacita memberikan kupon untuk mengambil paket bantuan.
Relawan Tzu Chi membantu Aceng Rizal membawakan paket bantuan. Aceng yang kehilangan salah satu kakinya saat berjuang bersyukur memperoleh perhatian ini.
Salah satu warga, Aceng Rizal (72) turut mengantri untuk menukarkan kupon pengambilan paket bantuan dari Tzu Chi. Meskipun memiliki keterbatasan fisik pada kakinya, ia tetap terlihat bahagia. Bahkan ketika berjalan pun badannya tegap dan langkahnya cepat. Usai menerima paket bantuan, Aceng menebar senyum dan mengucap terima kasih kepada relawan “Syukur alhamdulillah, ini berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, tapi melalui manusia, dari Buddha Tzu Chi. Bapak mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Buddha (Tzu Chi),” ungkap Aceng.
Aceng tinggal di Kompleks Seroja bersama istri dan dua anaknya. Jika ada beberapa veteran yang bekerja setelah usia pensiun, Aceng memilih untuk beristirahat. Pada dasarnya Aceng ingin bisa bekerja, namun kondisi fisiknya tidak memungkinkan. Alhasil ia pun hanya bergantung dengan penghasilan dari dana pensiun yang diterima setiap bulannya. “Bapak pensiun nggak bisa kerja apa-apa. Dari pensiun saja, cukup nggak cukup yang penting disyukuri. Rezeki sebesar apapun tetap disyukuri,” ucapnya.
Dengan keterbatasan fisik yang mereka alami, Aceng dan para veteran lainnya mengaku tidak pernah merasa menyesal. Justru mereka merasa bangga dengan perjuangan yang pernah mereka lakukan demi membela bangsa dan negara, meskipun dengan resiko kehilangan jiwa maupun salah satu anggota tubuh mereka.