Perhatian untuk Tunas Bangsa di Pulau Wundi, Biak, Papua

Jurnalis : Marcopolo AT (Tzu Chi Biak) , Fotografer : Jonathan Mauri, Bono (Tzu Chi Biak)

Relawan Tzu Chi Biak bahu membahu menurunkan paket sembako dan paket pendidikan (tas dan alat tulis) untuk warga Pulau Wundi.

Tzu Chi Biak bekerja sama dengan Yayasan Buddha Dharma Biak, Permabudhi Biak, serta didukung oleh PSDKP Biak pada hari Jumat, 1 November 2024 memberikan perhatian kepada masyarakat di Pulau Wundi Distrik Aimando. Sebelumnya, tiga tahun lalu relawan Tzu Chi Biak mengunjungi masyarakat di pulau ini dalam kegiatan Serbuan Vaksinasinasi Maritim, dan kali ini relawan Tzu Chi Biak menjangkau masyarakat Pulau Wundi dengan memberikan bantuan berupa beras (masing-masing 10 kg) bagi 209 orang warga di tiga warga kampung serta 81 paket pendidikan (tas dan alat tulis) bagi siswa kelas 1 – 6 sekolah dasar.

Pulau Wundi sendiri dipilih dikarenakan mempunyai dermaga beton yang kuat dan cukup besar sehingga dapat menampung kapal-kapal besar untuk bisa merapat sampai ke pulau. Meski begitu, untuk menjangkau Pulau Wundi tidak semudah yang dipikirkan, rombongan relawan Tzu Chi Biak yang menggunakan KM. Hiu Macan 04 kepunyaan PSDKP Biak harus memutar jauh melewati deretan karang yang berada di kedalaman pendek.  

Robert Wijaya, relawan Tzu Chi Biak membacakan pesan cinta kasih Master Cheng Yen untuk warga Pulau Wundi.

Sebanyak 209 warga di tiga desa di Pulau Wundi, masing-masing menerima sekarung beras (10 Kg). Bantuan dirasakan tepat sasaran mengingat saat ini gelombang laut sedang tinggi sehingga banyak warga yang tidak bisa melaut.

Milka (45) warga Pulau Wundi mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian dari relawan Tzu Chi Biak. “Terima kasih karena yayasan sudah mau berkunjung dan membagikan beras kepada kami. Bantuan ini datang disaat yang tepat bagi kami, disaat kami sedang kesulitan mendapatkan pasokan sembako karena faktor cuaca yang sedang memburuk,” kata Milka. Gelombang tinggi saat ini memang tengah melanda perairan Biak sehingga kondisi ini mempengaruhi mobilitas warga, baik untuk berdagang maupun untuk melaut mencari ikan.

Warga di Pulau Wundi rata-rata berprofesi sebagai nelayan, sehingga jika ombak dan gelombang sedang tinggi maka mereka tidak bisa keluar melaut dan menjual hasil tangkapan mereka. Tetapi jika mempunyai kapal yang agak besar warga dapat ke pulau lain disekitarnya untuk membeli sembako.

Milka (45) warga Pulau Wundi mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian dari relawan Tzu Chi Biak.

Selain warga yang berbahagia karena mendapatkan bantuan sembako, anak-anak pun merasakan sukacita yang sama ketika menerima paket pendidikan berupa tas dan alat tulis dari relawan Tzu Chi Biak. Salah satunya adalah Yuli Morin, berumur 10 tahun dan duduk di kelas 4 sekolah dasar. “Saya senang sekali mendapatkan tas ini, terima kasih om dan tante yang datang dari kota mau membagikan (tas dan alat tulis) buat saya dan teman-teman,” ungkap Yulia. Yulia dan teman-temannya sangat senang sekali mendapatkan tas baru ini, sehingga mereka langsung memakainya sambil menunggu orang tua mereka yang sedang antri mendapatkan sembako.

Kegiatan pembagian sembako dan paket pendidikan sendiri dipusatkan di dermaga agar dapat mempersingkat waktu pembagian, dimana kantor desa dan sekolah dasar sendiri masih berjarak sekitar 200 meter dari dermaga sehingga akan memakan waktu jika pembagian dilakukan disana.

Sebanyak 81 anak kelas 1 – 6 sekolah dasar menerima bantuan berupa tas sekolah dan alat-alat tulis dari Tzu Chi Biak.

Sebelumnya, relawan Tzu Chi Biak sudah berkoordinasi dengan Kepala Distrik Padaido Adrian Mirino dan melakukan survei secara langsung untuk mendapatkan data-data terkait jumlah dan kondisi kehidupan warga. Kebetulan, tiga tahun lalu juga kepala distrik ini turut mendampingi relawan dalam vaksinasi dan pembagian sembako. “Atas nama pemerintah kami menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (Kantor Penghubung Biak), Yayasan Buddha Dharma, dan Permabudhi Biak yang memberikan perhatian kepada warga desa dan murid-murid sekolah dasar di Pulau wundi,” kata Kepala Distrik Padaido Adrian Mirino.

Sementara Perwakilan Stasiun PSDKP Biak yang turut serta mendampingi relawan dalam pembagian ini, Irwan Rante berkata, Kegiatan ini merupakan kerja sama yang baik antara pemerintah dan yayasan. Kepulauan Padaido sendiri merupakan kawasan konservasi dan patroli Sasiun PSDKP Biak sehingga kami juga merasa terpanggil untuk membantu menyalurkan bantuan untuk masyarakat, terima kasih sudah melibatkan kami untuk kegiatan kemanusiaan ini.”

Sukacita dirasakan anak-anak di Pulau Wundi ketika mendapatkan tas dan alat-alat tulis dari relawan Tzu Chi Biak.  

Robert Wijaya, mewakili Tzu Chi Biak membacakan pesan cinta kasih Master Cheng Yen untuk warga Pulau Wundi. “Perhatian yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Yayasan Buddha Dharma dan Permabudhi ini adalah murni bantuan yang diberikan kepada masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras, dan maupun golongan. Hal ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat  bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia adalah organisasi sosial kemanusiaan yang universal, lintas suku, agama, ras, maupun golongan.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Keceriaan di Sekolah PAUD Harapan Bunda

Keceriaan di Sekolah PAUD Harapan Bunda

12 Maret 2019

Sebanyak 10 orang relawan bahu membahu melaksanakan kegiatan pemberian bantuan perlengkapan penunjang kegiatan sekolah yaitu berupa 1 set meja dan kursi, ayunan, perosotan, permainan keterampilan serta peralatan tulis bagi Sekolah PAUD Harapan Bunda.

Perhatian untuk Tunas Bangsa di Pulau Wundi, Biak, Papua

Perhatian untuk Tunas Bangsa di Pulau Wundi, Biak, Papua

04 November 2024

Warga di Pulau Wundi mendapatkan bantuan sembako dan paket pendidikan (tas dan alat tulis). Sembako sangat dibutuhkan warga yang mayoritas nelayan dan tidak bisa melaut akibat gelombang laut yang tinggi. 

Dukungan Perlengkapan Sekolah untuk Anak Yatim

Dukungan Perlengkapan Sekolah untuk Anak Yatim

11 September 2024

Siang yang terik mengiringi langkah kaki relawan Tzu Chi di komunitas Xie Li Downstream Marunda menuju Taman Pendidikan Alquran (TPQ) As Saniyah, Marunda, Jakarta Utara. Relawan menyerahkan bantuan tas sekolah dan alat tulis.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -