Relawan Tzu Chi membantu peserta baksos kesehatan untuk mengisi formulir pendaftaran.
Hari masih pagi, tetapi matahari sudah bersinar terik. Sebagian relawan mulai berangkat menuju lokasi baksos kesehatan di Desa Bagan Jaya, Enok, Indragiri Hilir, Riau. Ada yang menggunakan mobil, ada pula yang mengendarai sepeda motor.
Sesampainya di lokasi, beberapa perangkat desa telah menyambut relawan di depan gedung olahraga Desa Bagan Jaya. Tanpa menunda waktu, para relawan segera mempersiapkan perlengkapan dan mengatur meja sesuai kebutuhan, mulai dari meja pendaftaran, konsumsi, pengukuran tinggi dan berat badan, pengecekan tekanan darah, pemeriksaan dokter, hingga meja pemeriksaan darah untuk cek kolesterol, gula darah, dan asam urat, serta meja pemberian obat. Suasana penuh semangat dan kerja sama tampak jelas di antara para relawan dan perangkat desa.
"Alhamdulillah, akhirnya kegiatan bakti sosial ini terlaksana juga di desa kami. Ini pertama kalinya ada pengobatan gratis di sini. Beberapa minggu lalu, relawan dariTzu Chi Sinar Mas memberikan bantuan kepada beberapa warga, dan hari ini dilanjutkan dengan bakti sosial. Sungguh luar biasa perhatian perusahaan terhadap masyarakat sekitar,” kata Hafif (45), Kepala Desa Bagan Jaya saat memberikan sambutan.
Menurut Hafif yang sudah 19 tahun menjadi kepala desa di wilayah ini, warganya sangat antusias saat mendengar kabar ini. “Saya pribadi mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada warga kami. Semoga kegiatan ini terus berkelanjutan sehingga semakin mempererat jalinan kerja sama antara perusahaan dan desa kami," ungkap Hafif.
![](https://www.tzuchi.or.id/inliners/1738816686-2-baksos-desa-bagan-jaya-xie-li-indragiri-edt.jpg)
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, setiap pasien diperiksa dulu tekanan darahnya.
Desa Bagan Jaya terdiri atas enam dusun dengan total 1.895 kepala keluarga. Dalam kesempatan ini, selain dokter serta dua perawat dari klinik PT. Bumipalma Lestaripersada, relawan juga bekerja sama dengan seorang dokter dari Puskesmas Kempas serta tiga perawat dari Puskesmas Desa Pengalihan, Kecamatan Enok, Indragiri Hilir.
Untuk memastikan kelancaran kegiatan, para relawan terlebih dahulu melakukan briefing dan pembagian tugas. Setelahnya, mereka langsung menempati posisinya masing-masing dan mulai mengarahkan peserta yang sudah menunggu ke meja pendaftaran.
"Wah, pagi-pagi sudah banyak yang datang. Semangat sekali warga desa ini. Saya jadi lebih bersemangat juga. Sepertinya hari ini bakal ramai!" ujar Akmal Rifai sambil tersenyum dan menyiapkan formulir pendaftaran bagi peserta.
Relawan juga mengukur tinggi dan berat badan warga yang memeriksakan kondisi kesehatannya.
Setelah mendaftar, peserta diarahkan untuk mengukur tekanan darah dan berat badan. Seorang relawan tampak menyapa dengan ramah dan mengajak peserta berbincang sembari menunggu giliran. Setelah itu, mereka diperiksa oleh dokter dan menerima obat yang telah diresepkan. Ada pula yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan cek gula darah, asam urat, dan kolesterol.
"Alhamdulillah, sangat berterima kasih atas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya di Desa Bagan Jaya. Program seperti ini sangat bermanfaat dan menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap warga sekitar. Semoga kerja sama ini bisa terus berlanjut," ujar Baihaqi, Kepala Puskesmas Pengalihan sekaligus Ketua PMI Kecamatan Enok, Indragiri Hilir.
Seorang warga, Amat dari RT 10 Dusun Jati Moro, juga berbagi kesannya. "Kemarin Pak Kasun bilang ada pengobatan gratis, jadi saya datang. Senang sekali bisa berobat tanpa harus jauh-jauh. Bapak-bapak dan ibu-ibunya ramah-ramah, saya merasa diperhatikan," tuturnya dengan wajah penuh syukur.
![](https://www.tzuchi.or.id/inliners/1738817299-4-baksos-desa-bagan-jaya-xie-li-indragiri-hilir-edt.jpg)
Dr. Jupanri Siregar memeriksa mata Siti Rohil (69) yang mengeluhkan matanya yang berair dan terasa gatal.
Mendatangi Pasien ke Rumahnya
Di tengah kesibukan, seorang ibu bernama Misnawati (45) datang dengan raut wajah cemas. "Maaf Pak, boleh tanya? Suami saya mau berobat, tapi tidak bisa bangun karena pusing sekali. Naik motor pun tidak bisa. Apa bisa dibantu? Rumah saya tidak jauh, di kilo 7 sana," tanyanya penuh harap.
Mendengar itu, tiga relawan segera bergegas menuju rumah Misnawati bersama putrinya. Sesampainya di sana, mereka mendapati seorang pria paruh baya terbaring lemas di atas kasur di rumah sederhana.
Relawan dengan sabar memapah Muhkomedi (64) yang tampak pucat dan lemas akibat pusing.
"Sudah lama sakit, Pak. Setahun ini makin parah. Pusing, dada sering sesak, batuk tidak berhenti, dan badan terasa gatal. Sudah coba beli obat di warung, tapi tidak ada yang cocok," tutur Muhkomedi (64) dengan suara lemah.
Relawan pun membantunya duduk perlahan, berdiri, lalu memapahnya menuju mobil. "Hati-hati, Pak. Pelan-pelan saja. Nanti di mobil bisa tiduran," ujar Hengky Haluk dengan penuh perhatian.
Sesampainya di lokasi bakti sosial, relawan membantu Muhkomedi menjalani pendaftaran, pemeriksaan tekanan darah, dan langsung membawanya ke ruang dokter. "Kemungkinan Pak Muh menderita gejala TBC. Saya sarankan untuk berobat lanjutan ke Puskesmas terdekat. Kebetulan BPJS-nya masih aktif, jadi bisa digunakan," jelas dr. Jupanri Siregar.
Mendengar hal itu, Misnawati tampak lega. "Terima kasih banyak, Pak. Tidak menyangka bapak-bapak rela menjemput suami saya agar bisa berobat gratis. Semoga kebaikan ini dibalas oleh Allah dengan limpahan berkah, Aamiin," ucapnya penuh haru.
Relawan Pipiet Aribowo dan Yudi Wicaksono beramah tamah di rumah salah satu peserta baksos yang dijemput oleh relawan.
Di tempat lain, Kepala Dusun Jati Moro, Supariyono, menyampaikan bahwa seorang warga lanjut usia, Basri (78), ingin berobat tetapi mengalami kesulitan berjalan dan tidak memiliki pendamping. Relawan pun segera menjemputnya bersama kepala dusun.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak. Sungguh baik sekali para relawan ini. Kemarin sudah memberikan paket sembako, sampai kakek Basri berlinang air mata terharu. Hari ini, mereka datang lagi untuk menjemput kakek agar bisa berobat. Luar biasa perhatiannya," tutur Supariyono dengan antusias.
Relawan Tzu Chi dengan sabar dan telaten mendampingi pasien yang sudah kesulitan untuk berjalan sendiri.
Sesampainya di lokasi, relawan dengan sigap memapah Basri masuk ke dalam ruangan. "Secara umum kondisi Pak Basri baik, hanya saja karena faktor usia, ototnya melemah. Luka-luka di sela jari kakinya kemungkinan karena sering berjalan tanpa alas kaki. Saya sudah resepkan salep dan obat untuknya," terang dr. Jupanri Siregar. Setelah pemeriksaan selesai, relawan kembali mengantarkan Basri ke rumahnya.
"Alhamdulillah, senang sekali melihat antusiasme masyarakat. Terima kasih kepada para dokter dan perawat yang membantu. Terima kasih juga untuk seluruh relawan yang sejak pagi hingga siang tetap semangat bertugas di masing-masing pos. Saya lihat semakin banyak yang ingin bergabung dalam kegiatan Tzu Chi dan semakin peka terhadap sekitar. Apalagi tadi ada relawan yang dengan sukarela menjemput peserta di rumah mereka. Semoga kita bisa melaksanakan kegiatan ini lagi dengan semangat yang lebih besar," ujar Jani saat menutup acara.
Editor: Hadi Pranoto