Perihal Panggilan Kemanusiaan dan Kewajiban

Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo, Yudhi Santoso (Tzu Chi Surabaya)


Tim Tanggap Darurat Surabaya tengah menurunkan barang-barang bantuan bagi korban gempa Lombok untuk ditata di Gudang logistik, sebelum dibagikan kepada warga.

Pascagempa yang terjadi di Lombok, bantuan dan dukungan dari pihak manapun terus mengalir termasuk relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Surabaya. Tim yang berjumlah 10 orang terdiri dari relawan Tzu Chi, dan juga relawan dari PT. Tjiwi Kimia menyusuri berbagai wilayah Lombok untuk menyalurkan bantuan. Bantuan tersebut merupakan bantuan dari berbagai donatur yang dikirim dari Jakarta, Surabaya, dan Kantor Perwakilan lainnya. Tim Tanggap Darurat yang dipimpin oleh Law Giok Bing bertolak ke Lombok pada 1 hingga 15 September 2018 lalu. Relawan mendata wilayah dan bagian mana saja yang terkena dampak dari gempa.

Beberapa relawan yang tergabung dalam barisan TTD merupakan relawan baru, salah satunya adalah Yudhi Santoso. Yudhi berkisah, sudah sejak lama mengenal Tzu Chi namun baru bisa mengikuti kegiatannya sekarang dan kebetulan memang diijinkan oleh perusahaan. “Sudah lama saya mengenal Tzu Chi, saya mengikuti media sosial Tzu Chi jadi saya sedikit banyak tahu tentang misinya. Menurut saya tujuan dan misinya sangat bagus,” ujar lelaki 44 tahun ini.

Yudhi yang semasa kuliah adalah pegiat sosial ini sangat antusias akhirnya bisa tergabung dalam TTD, dan membantu korban gempa secara langsung. “Secara administrasi dan dokumentasi dengan baik, kebetulan saya juga bantu dokumentasi, dimulai dari survei terlebih dahulu, penyaluran seluruh bantuan langsung diantarkan kepada korban dan tepat sasaran. Jadi mereka mendapatkan hak yang sama tanpa ada kesenjangan sosial,” sambungnya.


Relawan sedang membagikan kupon donasi kepada warga Sembalun, Lombok Timur yang berjumlah 2.500 KK.

Antusiasme warga Sembalun saat relawan akan membagikan bantuan kepada warga Sembalun, Lombok Timur.

Kesedihan tak terkira dialami oleh warga korban bencana Lombok, kehilangan harta benda, keluarga dan trauma yang mendalam dirasakannya. Saat ini mereka hanya tidur dan beraktivitas dengan kondisi sekadarnya, infrastruktur dengan kerusakan parah yang perlu perbaikan. Melihat kondisi tersebut, relawan mencoba meringankan beban dan juga ketakutan yang mendalam dengan memberikan perhatian semampu mereka. “Setiap kali ada pembagian bantuan, saya membawa beberapa biskuit di tas untuk dibagikan kepada ibu-ibu atau anak-anak. Biasanya saya ajak ngobrol, lalu saya kasih biskuit, kebanyakan dari mereka memerlukan hiburan serta perhatian. Dari interaksi saya, setidaknya saya bisa sedikit menghapus kesedihan mereka,” tuturnya.

Di sana relawan bertemu dengan Sulniati, relawan lokal yang tergerak hatinya untuk membantu relawan Tzu Chi Surabaya. “Kami bertemu dengan Ibu Sulniati, karna dia merasa kami bekerja secara ekstra dan kualahan jadi dia membantu kami. Beliau membantu menunjukkan jalan saat di Desa Biluk Pitung, desa terpencil, mendistribusikan kupon untuk warga Sembalun, Lombok Timur yang berjumblah 2.500 KK, kami juga mendapatkan banyak masukkan dari beliau,” terang Yudhi.

Sunialti merupakan relawan komunitas Tim Siaga Bencana Desa yang berasal dari Lombok Timur, dalam misi kemanusiaan itu mendapatkan amanat dari camat setempat untuk menjadi koordinator logistik. “Alhamdulillah saya bersyukur sekali bisa membantu Yayasan Buddha Tzu Chi untuk melakukan misinya, sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, saya sangat terkesan. Tzu Chi tidak melihat siapa dan statusnya, yang terpenting semua bantuan bisa secara langsung diterima oleh korban,” ujar Sunialti.


Tim Tanggap Darurat dibantu dengan relawan lokal membantu pembagian paket donasi kepada warga Sembalun.

Yudhi (kiri) salah satu Tim Tanggap Darurat bersyukur karena bisa membantu meringankan beban dan kesedihan korban gempa Lombok.

Banyak sekali pengalaman berharga dari perjalanan selama 2 minggu tersebut, relawan beberapa kali sempat merasakan gempa kecil mengguncang Lombok. Selain itu perjalanan dari desa ke desa yang lain memiliki jarak yang cukup jauh yang membuat mereka berangkat pagi dan kembali pada malam hari.

Relawan saat itu juga mengunjungi Lombok Utara dan Lombok Timur, yang terkena dampak paling besar dalam gempa tersebut. Mereka mendapatkan respon yang luar biasa dari para korban. “Antusiasme mereka luar biasa, meskipun terkena dampak yang paling besar namun mereka masih bersemangat dan tidak ada raut kesedihan. Saya bersyukur dan senang sekali bisa membantu meringankan beban mereka, terlebih kita semuanya adalah satu keluarga,” ujar Law Giok Bing ketua TTD Surabaya.

“Ini adalah sebuah pengorbanan dan kewajiban kita untuk siap bergabung dan membantu, selagi masih bisa membantu tenaga saya selalu siap. Pelajaran berharga yang bisa saya ambil bersama Tim Tanggap darurat ini adalah bisa menghormati orang lain tanpa membedakan agama. Semua sama di mata Tuhan, jadi saya pun demikian menganggap mereka,” pungkas Yudhi.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Perihal Panggilan Kemanusiaan dan Kewajiban

Perihal Panggilan Kemanusiaan dan Kewajiban

19 September 2018
Pascagempa yang terjadi di Lombok, bantuan dan dukungan dari pihak manapun terus mengalir termasuk relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Surabaya. Tim yang berjumlah 10 orang terdiri dari relawan Tzu Chi, dan juga relawan dari PT. Tjiwi Kimia menyusuri berbagai wilayah Lombok untuk menyalurkan bantuan.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -